Bangsa Indonesia merupakan negara terkaya sumber daya alam dan penduduk, sekaligus sebagai negara termiskin di dunia. Demikian dikatakan Ir Heppy Trenggono, Ketua Indonesia Islamic Business Forum (IIBF) dalam Kajian Akbar Kebangkitan Ekonomi Indonesia di Jatim Expo, Sabtu (21/5).Bangsa Indonesia menjadi Negara miskin karena tak mampu mengelola sumber daya alam. Sebalknya bangsa Indonesia menjadi negara konsumtif nomor dua di dunia. Begitu hasil survey AC Neilson beberapa waktu lalu. Sekalipun miskin, bangsa kita termasuk pelaku konsumtif di negara Singapura. Dan perputaran kartu kredit untuk konsumtif senilai Rp 250 triliun.
Ini menunjukkan bahwa karakter bangsa Indonesia adalah sebagai bangsa yang hanya bisa membelanjakan uangnya untuk konsumsi, bukan untuk produktivitas. Ambil contoh, air mineral Santri Sidogiri omsetnya mencapai Rp 1,3 trilyun rupiah, tetapi triliunan rupiah omset susu dengan berbagai produk dan merek yang ada di Indonesia seluruhnya milik asing. Jadi perdagangan kita terjajah oleh asing dan dikonsumsi oleh bangsa Indonesia.
Negara-negara produsen yang merupakan negara adidaya berharap bahwa 234 juta penduduk Indonesia harus dijadikan konsumen. “Mereka berharap sebagian rakyat Indonesia harus ditahan untuk tidak menjadi pengusaha,” jelasnya.
Sementara H Nuzli Arismal, ketua TDA, sesungguhnya Indonesia tidak lagi mampu berdaulat di dalam perdagangan. Karena perdagangan kita terjajah dan tertindas dengan produk asing. Bahkan TKI yang terkirim ke luar negeri pun masih tertindas. Karena hasil gaji TKI pun hanya dipakai konsumsi dagang merek asing.
Oleh karena itu, jangan puas kalau kita masih jadi bangsa pecundang dan tidak bangga dengan hasil karya anak bangsa, kata Nuzli. “Beli produk Indonesia, perkokoh sendi-sendi perekonomian Indonesia,” tegas Nuzli.
Ini menunjukkan bahwa karakter bangsa Indonesia adalah sebagai bangsa yang hanya bisa membelanjakan uangnya untuk konsumsi, bukan untuk produktivitas. Ambil contoh, air mineral Santri Sidogiri omsetnya mencapai Rp 1,3 trilyun rupiah, tetapi triliunan rupiah omset susu dengan berbagai produk dan merek yang ada di Indonesia seluruhnya milik asing. Jadi perdagangan kita terjajah oleh asing dan dikonsumsi oleh bangsa Indonesia.
Negara-negara produsen yang merupakan negara adidaya berharap bahwa 234 juta penduduk Indonesia harus dijadikan konsumen. “Mereka berharap sebagian rakyat Indonesia harus ditahan untuk tidak menjadi pengusaha,” jelasnya.
Sementara H Nuzli Arismal, ketua TDA, sesungguhnya Indonesia tidak lagi mampu berdaulat di dalam perdagangan. Karena perdagangan kita terjajah dan tertindas dengan produk asing. Bahkan TKI yang terkirim ke luar negeri pun masih tertindas. Karena hasil gaji TKI pun hanya dipakai konsumsi dagang merek asing.
Oleh karena itu, jangan puas kalau kita masih jadi bangsa pecundang dan tidak bangga dengan hasil karya anak bangsa, kata Nuzli. “Beli produk Indonesia, perkokoh sendi-sendi perekonomian Indonesia,” tegas Nuzli.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar