Sabtu, 06 Agustus 2011

Ibu-ibu Muslimah Kanada: Antara Rumah Tangga dan Kerja

Awal Juli lalu, masyarakat Kanada terlibat dalam suatu percakapan dunia maya dengan tujuan meningkatkan pemahaman mereka tentang Muslim, komunitas non-Kristen utama yang menurut perkiraan pemerintah mencapai 1,1 juta jiwa pada 2011 atau 3,2 persen dari total penduduk Kanada. Kegiatan tersebut diprakarsai oleh harian nasional , The Globe and Mail, yang memuat serangkaian artikel tentang Muslim dan mengundang pembaca berkomentar atau bertanya.

Para pembaca umumnya ingin tahu bagaimana orang Muslim mendamaikan gaya hidup mereka, yang terilhami oleh sebuah agama dari abad ketujuh, dengan nilai-nilai egaliter masyarakat modern yang sekuler. Salah satu tema pentingnya adalah relasi jender dan persepsi keliru bahwa para perempuan Muslim cukuplah menikah, punya anak, dan berdiam di rumah melayani laki-laki mereka.

Para pembaca Muslimah menekankan kesetaraan jender dalam Islam dan mengajak para peserta untuk tidak cuma berfokus kepada jilbab dan melihat keragaman gaya hidup, pemikiran dan pilihan di kalangan Muslim Kanada.

Mereka mengakui bahwa banyak institusi dan organisasi Muslim tradisional di Kanada tidak memberi peran penting bagi perempuan tetapi menolak pandangan kalau perempuan ditindas di rumah tangga mereka.

Anggapan bahwa wanita Muslimah adalah para ibu rumah tangga penuh-waktu membuat mereka berjarak dengan masyarakat arus utama di Kanada, yang menganggap masuknya perempuan dalam bursa tenaga kerja sebagai sebuah tonggak gerakan hak-hak perempuan.

Namun, dengan menentang tradisi yang membatasi aktivitas mereka hanya di rumah, dan tidak terpengaruh oleh para majikan di Kanada yang meremehkan atau memandang sebelah mata reputasi mereka, ibu-ibu Muslimah yang punya anak-anak di rumah kini banyak yang masuk ke bursa tenaga kerja dalam jumlah yang melebihi sebelum-sebelumnya, dalam bidang-bidang seperti layanan kesehatan, pendidikan dan manajemen, sehingga turut melancarkan kekuatan ekonomi laten Kanada dan mengubah peran ekonomi suami dan istri. Bahkan, sebagian wanita ini adalah pencari nafkah utama keluarga.

Banyak ibu mengemban peran ganda sebagai ibu rumah tangga dan pencari nafkah atas pilihan sendiri, meski itu menjadi beban ganda, demi mewujudkan potensi penuh mereka.

Mereka digerakkan oleh hasrat untuk memanfaatkan pendidikan mereka demi pengembangan pribadi dan kemajuan masyarakat di mana mereka tinggal dan bekerja. Banyak perempuan Muslimah pertama kali datang ke Kanada pada 1960-an dan 1970-an sebagai pelajar/mahasiswa dan peserta pelatihan. Kini tenaga kerja wanita Muslimah termasuk kelompok dwibahasa (Inggris dan Prancis) paling terdidik di Kanada.

Menurut sensus tahun 2001, sensus terakhir yang merinci komunitas agama, 50 persen perempuan Muslimah dengan anak-anak usia pra-sekolah dan usia sekolah telah atau pernah mendapat pekerjaan, menyamai atau melampaui tingkat partisipasi di bursa kerja para perempuan Eropa di negara-negara seperti Italia dan Spanyol. Angka ini tidak menyertakan para ibu ambisius yang meninggalkan pekerjaan mereka untuk kembali menempuh studi guna meningkatkan kualifikasi mereka dengan harapan nantinya mendapatkan pekerjaan yang lebih baik.

Sensus tersebut juga menunjukkan bahwa secara finansial, banyak perempuan Muslimah mendapat penghasilan lebih baik dari lelaki Muslim. Sebagian mereka menjadi konsultan sukses sementara yang lain memegang posisi tinggi. Perempuan hanyalah sepertiga dari total tenaga kerja Muslim, tetapi melebihi lelaki Muslim dalam pekerjaan terkait kesehatan. Menurut sensus tersebut, mereka juga lebih sering mendapatkan pekerjaan yang lumayan menghasilkan lainnya seperti dalam bidang hukum, sebuah fenomena yang baru tumbuh beberapa tahun belakangan ini.

Meski sebagian Muslimah Kanada ingin bekerja dengan bekal gelar dan pelatihan mereka, yang lainnya dipaksa oleh keadaan untuk mengemban peran pemberi nafkah. Termasuk dalam kelompok ini adalah para perempuan yang dicerai atau berpisah jauh dari suami. Mereka harus bekerja demi memberi makan dan tempat tinggal anak-anak mereka, dan mereka pun harus bisa merawat keluarga. Jumlah mereka tidak kecil: sepuluh persen dari anak-anak Muslim di Kanada tinggal bersama orangtua tunggal dan, dalam empat dari lima keluarga semacam itu, orangtuanya adalah ibu.

Sebagian besar ibu Muslimah sama seperti ibu-ibu Kanada lainnya, mencoba menyeimbangkan antara keluarga dan kerja, dan menegosiasikan ulang pembagian tanggung jawab rumah tangga. Mereka tidak menganggap peran-ganda mereka sebagai ibu rumah tangga dan pencari nafkah bertentangan dengan agama mereka, dan memandang bahwa sebagian kebiasaan yang diwariskan sebagai kewajiban agama – seperti pembatasan perempuan kepada urusan rumah saja – sebenarnya adalah produk situasi sosial masa lalu dan karenanya bisa disesuaikan dengan masa dan lingkungan yang berbeda.
Daood Hamdani. Artikel ini ditulis untuk Kantor Berita Common Ground (CGNews)


Sumber

Jumat, 05 Agustus 2011

Streaming Aktivitas Ramadan di Mekah Lewat YouTube

Video live streaming Ramadan dari Tanah Suci bisa ditonton di YouTube. Ini terwujud berkat kerja sama antara Google Arab Saudi dan Kementrian Kebudayaan dan Informasi Arab Saudi.Lewat streaming ini, selama Ramadan, kaum muslim di seluruh dunia bisa menonton, mendengarkan, dan mengikuti doa dan tadarus, serta salat tarawih dari Kabah Masjidil Haram.

Anda bisa menyimaknya di http://www.youtube.com/MakkahLive. Channel ini ditonton57.824 orang dan di-subscribe5.628 orang di seluruh dunia. Yang paling banyak subscribe adalah dari Mesir, Yordania, dan Maroko.Tarabzona Abdul Rahman, direktur Google Arab Saudi, mengumunkan kerja sama ini melalui posting blog Google, "Sebanyak satu miliar muslim seluruh dunia melaksanakan puasa Ramadan, bulan di manamulaiturunnyaAlquran. Perintah "baca",adalah perintah yang menuntun pada kebijaksanaan dan pengetahuan."

"Karena itulah Google memfasilitasi akses dan manfaat segala bentuk informasi global untuk semua penggunanya. Kami antusias menyiarkan pembacaan doa dan tadarus di Masjidil Haram secara langsung dari Mekah melalui layanan YouTube.” 
 Sumber

Satu Kalimat yang Sering Disalahgunakan Namun Kedahsyatannya Sanggup Menjebol Tembok Ya'juj & Ma'juj

Di antara bangsa-bangsa manusia, tidak ada bangsa yang sekuat ya'juj ma'juj, sekejam ya'juj ma'juj, dan sebanyak ya'juj ma'juj. Namun tidak disangka, bahwa kelak yang membebaskan mereka dari tembok kokoh Dzulqarnain adalah kalimat 'Insya Allah'.Nabi Muhammad SAW pernah ditanya oleh An-Nadhar bin Al-Harits dan 'Uqbah bin Ani Mu'ith sebagai utusan kaum kafir Quraisy. Pertanyaan yang diajukan oleh kedua orang ini adalah bagaimana kisah Ashabul Kahfi?, Bagaimana kisah Dzulqarnain?, dan Apa yang dimaksud dengan Ruh?.

Rasulullah SAW bersabda kepada dua orang itu, "Besok akan saya ceritakan dan saya jawab." Akan tetapi Rasulullah SAW lupa mengucapkan "Insya Allah". Akibatnya wahyu yang datang setiap kali beliau menghadapi masalah pasti terputus selama 15 hari.
 Sedangkan orang Quraisy setiap hari selalu menagih janji kepada Rasulullah saw dan berkata "Mana ceritanya? besok..besok..besok.." Ketika itu Rasulullah saw sangat bersedih. Akhirnya Allah menurunkan wahyu surat Al-Kahfi yang berisi jawaban kedua pertanyaan pertama, pertanyaan ketiga berada dalam surat Al-Israa ayat 85.

Allah berfirman pada akhir surat Al-Kahfii :
"Janganlah kamu sekali-kali mengatakan, 'Sesungguhnya saya akan melakukan hal ini besok,' kecuali dengan mengatakan Insya Allah." (QS Al-Kahfi :23-24)

Sebuah kalimat yang sering kita salah artikan tetapi orang yang paling mulia disisiNya, yang telah diampuni dosanya baik yang telah lalu dan yang akan datang pun ditegur oleh Allah SWT karena lupa mengucapkan "Insyaa Allah". Ada rahasia besar apa dibalik kalimat Insya Allah?Perhatikan petikan ayat diatas, di ayat tersebut Allah memerintahkan manusia ketika semua rencana sudah matang dan pasti janganlah mengatakan “Sesungguhnya aku akan mengerjakan besok” tetapi harus diikuti dengan ucapan Insya Allah.

Sebab ucapan “Sesungguhnya aku akan mengerjakan besok” adalah sebuah 'ucapan kepastian', keyakinan diri jika hal itu benar-benar akan dilakukannya, bukan keraguan-keraguannya.

Benar, Insya Allah adalah penegas ucapan kepastian dan keyakinan. Bukan keragu-raguan. Dari situlah tubuh kita mengeluarkan semacam kekuatan dan kepasrahan total yang tidak kita sadari sebagai syarat utama tercapainya sebuah keberhasilan.
Manusia hanya berencana dan berikhtiar, Allah yang menentukan hasilnya. Manusia terlalu lemah untuk mengucapkan ‘pasti’, karena Allah sebagai sang pemilik tubuh ini dapat berkehendak lain.Ingat baik baik! Jika kalian tidak yakin atau tidak dapat memastikan sebuah rencana, maka jangan pernah mengatakan Insya Allah, cukup katakan saja “Maaf, saya tidak bisa” atau “Maaf, saya tidak dapat menghadiri …”


Tetapi bila kalian yakin bisa melakukan rencana itu, maka katakanlah “Insya Allah”, niscaya kalian akan melihat sebuah ketentuan Allah sesuai dengan apa yang telah dijanjikan oleh-Nya.


"Mereka (Ya'juj & Ma'juj) berusaha untuk keluar dengan berbagai cara, hingga sampai saat matahari akan terbenam mereka telah dapat membuat sebuah lobang kecil untuk keluar. Lalu pemimpinnya berkata,'Besok kita lanjutkan kembali pekerjaan kita dan besok kita pasti bisa keluar dari sini."

"Namun keesokkan harinya lubang kecil itu sudah tertutup kembali seperti sedia kala atas kehendak Allah. Mereka pun bingung tetapi mereka bekerja kembali untuk membuat lubang untuk keluar. Demikian kejadian tersebuat terjadi berulang-ulang."

"Hingga kelak menjelang Kiamat, di akhir sore setelah membuat lubang kecil pemimpin mereka tanpa sengaja berkata, “Insya Allah, Besok kita lanjutkan kembali pekerjaan kita dan besok kita bisa keluar dari sini."

"Maka keesokan paginya lubang kecil itu ternyata masih tetap ada, kemudian terbukalah dinding tersebut sekaligus kegaibannya dari penglihatan masyarakat luar sebelumnya."

"Dan Kaum Ya’juj dan Ma’juj yang selama ribuan tahun terkurung telah berkembang pesat jumlahnya akan turun bagaikan air bah memuaskan nafsu makan dan minumnya di segala tempat yang dapat mereka jangkau di bumi."


Jika kaum perusak sekelas ya'juj dan ma'juj saja bisa berhasil meskipun tanpa sengaja mengucapkan Insya Allah, bagaimanakah halnya dengan kita. Apalagi jika disertai dengan kesadaran dan penuh kepastian mengucapkannya. Yakinlah, janji Allah SWT selalu benar, Dia-lah sebaik baik penepat janji.
 
Diriwayatkan oleh Imam Ahmad dari Ibnu Harmalah dari bibinya berkata: Rasulullah SAW bersabda: "Kamu mengatakan tidak ada permusuhan, padahal sesungguhnya kamu senantiasa memerangi musuh, sehingga datanglah Ya'juj dan Ma'juj; yang lebar jidatnya, sipit matanya, menyala (merah) rambutnya, mereka turun dengan cepat dari seluruh tempat yang tinggi, wajahnya seperti martil."


Rabu, 03 Agustus 2011

What Next After Ramadhan?

Oleh: Abdullah al-Mustofa

Sebagaimana di bulan Ramadhan di tahun-tahun yang telah lalu, di bulan Ramadhan yang baru saja kita jalani ini, suasana agamis dalam kehidupan sehari-hari menjadi lebih kentara dan lebih terasa di banding dengan bulan-bulan sebelumnya.Suasana agamis yang ada di masyarakat tersebut dapat dirasakan kehadiran dan dampaknya tak lain dan tak bukan disebabkan karena banyak pihak dan orang yang tergerak secara serempak berlomba-lomba dalam kebaikan. Masjid-masjid, perkantoran, kampus-kampus, sekolah-sekolah dan tempat lainnya menyelenggarakan berbagai macam kegiatan yang meningkat jumlah dan frekwensinya.

Media cetak dan elektronik - lepas dari maksud dan tujuannya masing-masing – juga tak ketinggalan menambah jumlah konten yang bernuansa Islam. Para artis “mendadak”berjilbab. Juga para tokoh masyarakat dan pejabat baik yang Muslim maupun non-Muslim mengeluarkan himbauan agar umat selain pengikut agama Islam toleran kepada saudara sebangsanya yang Muslim dalam melaksanakan ibadah puasa sebagai salah satu pengabdian dari beragam bentuk pengabdian lainnya kepada yang telah menciptakannya.Tidak sedikit di antara pemilik atau pengelola rumah makan baik yang Muslim maupun non-Muslim yang tidak membuka lebar-lebar pintu-pintu dan jendela-jendela rumah makan-rumah makan mereka di saat kaum Muslim menahan rasa lapar, dahaga dan hawa nafsu. Bahkan di beberapa daerah sebagian jenis usaha atau tempat hiburan dilarang beroperasi sama sekali atau diminta untuk mengurangi jam operasinya untuk menghormati bulan suci Ramadhon.

Selain itu tentu saja di bulan yang merupakan kesempatan yang baik untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas amaliyah ibadah baik ibadah yang vertikal maupun horisontal, banyak orang Muslim yang memanfaatkan dengan baik peluang emas ini untuk meningkatkan iman dan takwa mereka dengan jalan memperbanyak jumlah dan panjang barisan musholli di berbagai musholla, jumlah roka'at sholat-sholat sunat, tadarrus al-Qur'an, istighfar, do'a, sholawat kepada Rosululloh saw, serta dengan jalan memberikan bantuan kepada saudara-saudara mereka yang kurang beruntung dari segi materi.Di antara mereka ada yang ber-amar ma'ruf nahi munkar dengan memberikan ceramah atau nasehat, menghimbau kepada mereka yang tidak berpuasa agar menghormati mereka yang berpuasa, mengajak saudara seaqidah mereka untuk berbuat kebajikan seperti tadarrus al-Qur'an bersama-sama atau sholat tarowih berjama'ah, atau sekedar membangunkan mereka yang akan berpuasa untuk makan sahur, memberitahu atau mengingatkan batas akhir makan sahur. Dan masih banyak amaliyah ibadah lain yang mereka lakukan dan tingkatkan di bulan suci tersebut.

Dengan meningkatnya suasana agamis di bulan suci yang baru saja mulai ini, membuat hati kita merasa lebih tenteram, damai, bahagia dan nikmat.Lalu seusai Ramadhan, what next? Setelah Ramadhon usai nanti akankah hati kita juga merasakan setenteram, sedamai, sebahagia dan senikmat di bulan puasa yang kita jalani saat ini? Ataukah di tahun-tahun mendatang kita hanya merasakannya di bulan Ramadhan saja dan tidak di 11 bulan lainnya? Ataukah perasaan-perasaan itu semakin bertambah, tetap, berkurang atau bahkan hilang sama sekali dengan bertambahnya usia kita? Wallahu a’lam. Kita tidak tahu secara pasti. Yang kita ketahui bahwasanya kita semua tak terkecuali pasti mempunyai keinginan agar hati kita selalu merasa demikian sepanjang hayat.

Dengan demikian sudah sewajarnya kita - apapun profesi kita - pasti ingin dan akan selalu berusaha terus-menerus hari demi hari untuk menciptakan - jika belum ada sebelumnya -, mempertahankan serta meningkatkan suasana agamis di dalam keluarga, tempat kerja, desa, kota, propinsi dan negara kita. Serta merasa membutuhkan bahkan kecanduan untuk selalu merasakannya sepanjang tahun dan sepanjang hati kita masih berfungsi.

Penulis adalah kolumnis hidayatullah.com, kandidat Master Studi Al-Qur'an di IIUM (International Islamic University Malaysia)

Foto: Rizal Tahrir

Sumber

Amalan-amalan sunnah bulan suci Ramadhan

Amalan-amalan sunah pada bulan Ramadhan Selain puasa yang Allah wajibkan pada bulan Ramadhan ada berbagai amalan yang disunahkan pada bulan ini di antaranya:

1. Mengkhatamkan Al-Qur’an
 
Bulan Ramadhan adalah bulan Al-Quran. Pada bulan inilah Al-Qur’an pertama kali turun dari lauhul mahfuz ke langit dunia sekaligus. Allah berfirman:
 
Bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil)(al baqarah: 185)

2. Shalat tarawih
Rasulullah Saw. bersabda: “Barang siapa yang menghidupkan malam bulan Ramadhan karena iman dan mengharap pahala dari Allah akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.”Sebuah riwayat mengatakan bahwa Nabi Saw. pernah shalat 11 rakaat, terkadang 13 rakaat atau kurang dari itu. Ketika ditanya tentang shalat malam beliau bersabda: “Dua rakaat dua rakaat, jika seseorang diantara kalian khawatir masuk waktu subuh hendaklah shalat satu rakaat witir.”
3. Memperbanyak doa
Orang yang berpuasa ketika berbuka adalah salah satu orang yang doanya mustajab. Oleh karenanya perbanyaklah berdoa ketika sedang berpuasa terlebih lagi ketika berbuka. Berdoalah untuk kebaikan diri kita, keluarga, bangsa, dan saudara-saudara kita sesama muslim di belahan dunia.



4. Memberi buka puasa (tafthir shaim)
Hendaknya berusaha untuk selalu memberikan ifthar (berbuka) bagi mereka yang berpuasa walaupun hanya seteguk air ataupun sebutir korma sebagaimana sabda Rasulullah SAW yang berbunyi:” Barang siapa yang memberi ifthar (untuk berbuka) orang-orang yang berpuasa maka baginya pahala seperti orang yang berpuasa tanpa dikurangi sedikitpun”. (Bukhari Muslim)
5. Bersedekah
Rasulullah Saw. bersabda: “Sebaik-baik sedekah adalah sedekah pada bulan Ramadhan” (HR. Tirmizi).Dan pada akhir bulan Ramadhan Allah mewajibkan kepada setiap muslim untuk mengeluarkan zakat fitrah sebagai penyempurna puasa yang dilakukannya.
6. I’tikaf
I’tikaf adalah berdiam diri di masjid untuk beribadah kepada Allah. I’tikaf disunahkan bagi laki-laki dan perempuan; karena Rasulullah Saw. selalu beri’tikaf terutama pada sepuluh malam terakhir dan para istrinya juga ikut I’tikaf bersamanya. Dan hendaknya orang yang melaksanakan I’tikaf memperbanyak zikir, istigfar, membaca Al-Qur’an, berdoa, shalat sunnah dan lain-lain.
 7. Umroh
Ramadhan adalah waktu terbaik untuk melaksanakan umrah, karena umroh pada bulan Ramadhan memiliki pahala seperti pahala haji bahkan pahala haji bersama Rasulullah Saw. Beliau bersabda: “Umroh pada bulan Ramadhan seperti haji bersamaku.”
8. Memperbanyak berbuat kebaikan
Bulan Ramadhan adalah peluang emas bagi setiap muslim untuk menambah ‘rekening’ pahalanya di sisi Allah. Dalam hadits yang diriwayatkan Ibnu Khuzaimah dan Baihaqi dikatakan bahwa amalan sunnah pada bulan Ramadhan bernilai seperti amalan wajib dan amalan wajib senilai 70 amalan wajib di luar Ramadhan. Raihlah setiap peluang untuk berbuat kebaikan sekecil apapun meskipun hanya ‘sekedar’ tersenyum di depan orang lain. Ciptakanlah kreasi dan inovasi dalam berbuat kebaikan agar saldo kebaikan kita terus bertambah.
“dan untuk yang demikian itu hendaknya orang berlomba-lomba.”

Semoga kita termasuk orang-orang yang bisa memanfaatkan momentum Ramadhan untuk merealisasikan ketakwaan diri kita dan bisa meraih predikat “bebas dari neraka.”

Puasa Bisa Membantu Pemperpanjang Usia Harapan Hidup (Awet Muda)

Puasa, selain kewajiban bagi umat Islam, juga dari sisi ilmu kedokteran, berpuasa ternyata bisa memberikan sejumlah manfaat kesehatan bagi tubuh. Menurut dr Siti Setiati SpPD, spesialis penyakit dalam dari Divisi Geriatri Departemen Ilmu Penyakit Dalam, Fakultas Kedokteran Universitas Indoenesia (FKUI), dengan berpuasa, jumlah kalori makanan yang kita konsumsi biasanya akan berkurang.
Selian manfaat jasmani puasa juga memberikan pelajaran sosial kepedulian dengan sesama.“Pembatasan jumlah kalori makanan adalah salah satu cara yang telah terbukti dapat memperlambat penuaan. Serta mencegah penyakit yang sering timbul pada usia lanjut dan kanker,” kata siti Setiati, Rabu (27/7/2011) lalu, di Jakarta. Saat berpuasa, umumnya akan terjadi pengurangan jumlah kalori yang diasup hingga 10-40 persen dari kebutuhan sehari-hari. Hasil penelitian pada binatang menunjukkan, dengan mengurangi jumlah kalori ternyata dapat memperpanjang usia harapan hidup, menurunkan risiko kanker, mencegah berkembangnya penyakit seperti diabetes dan ginjal.

“Penelitian pada manusia juga sudah ada. Dan hasilnya, komposisi lemak tubuh berkurang, tekanan darah membaik, kolesterol turun, risiko diabetes berkurang, dan dapat memperlambat proses penuaan,” katanya. Siti mengatakan, berbagai penelitian dan literatur memang telah membuktikan manfaat puasa bagi kesehatan.

Tetapi, seseorang tentu tidak akan langsung merasakan khasiatnya jika hanya puasa sebulan saja. “Ini tentu bukan puasa yang hanya dilakukan satu bulan saja. Tetapi harus terus menerus dilakukan dalam bulan-bulan berikutnya,” jelasnya. Manfaat restriksi (pembatasan) kalori, lanjut Siti, juga berpengaruh pada kesehatan jantung. Pembatasan kalori, dipercaya dapat memompa jantung menjadi lebih kuat dan membuat seseorang tidak mudah lelah setelah melakukan aktivitas atau olahraga.

Sabtu, 06 Agustus 2011

Ibu-ibu Muslimah Kanada: Antara Rumah Tangga dan Kerja

Diposting oleh Wanita Sholehah di 02.40 0 komentar
Awal Juli lalu, masyarakat Kanada terlibat dalam suatu percakapan dunia maya dengan tujuan meningkatkan pemahaman mereka tentang Muslim, komunitas non-Kristen utama yang menurut perkiraan pemerintah mencapai 1,1 juta jiwa pada 2011 atau 3,2 persen dari total penduduk Kanada. Kegiatan tersebut diprakarsai oleh harian nasional , The Globe and Mail, yang memuat serangkaian artikel tentang Muslim dan mengundang pembaca berkomentar atau bertanya.

Para pembaca umumnya ingin tahu bagaimana orang Muslim mendamaikan gaya hidup mereka, yang terilhami oleh sebuah agama dari abad ketujuh, dengan nilai-nilai egaliter masyarakat modern yang sekuler. Salah satu tema pentingnya adalah relasi jender dan persepsi keliru bahwa para perempuan Muslim cukuplah menikah, punya anak, dan berdiam di rumah melayani laki-laki mereka.

Para pembaca Muslimah menekankan kesetaraan jender dalam Islam dan mengajak para peserta untuk tidak cuma berfokus kepada jilbab dan melihat keragaman gaya hidup, pemikiran dan pilihan di kalangan Muslim Kanada.

Mereka mengakui bahwa banyak institusi dan organisasi Muslim tradisional di Kanada tidak memberi peran penting bagi perempuan tetapi menolak pandangan kalau perempuan ditindas di rumah tangga mereka.

Anggapan bahwa wanita Muslimah adalah para ibu rumah tangga penuh-waktu membuat mereka berjarak dengan masyarakat arus utama di Kanada, yang menganggap masuknya perempuan dalam bursa tenaga kerja sebagai sebuah tonggak gerakan hak-hak perempuan.

Namun, dengan menentang tradisi yang membatasi aktivitas mereka hanya di rumah, dan tidak terpengaruh oleh para majikan di Kanada yang meremehkan atau memandang sebelah mata reputasi mereka, ibu-ibu Muslimah yang punya anak-anak di rumah kini banyak yang masuk ke bursa tenaga kerja dalam jumlah yang melebihi sebelum-sebelumnya, dalam bidang-bidang seperti layanan kesehatan, pendidikan dan manajemen, sehingga turut melancarkan kekuatan ekonomi laten Kanada dan mengubah peran ekonomi suami dan istri. Bahkan, sebagian wanita ini adalah pencari nafkah utama keluarga.

Banyak ibu mengemban peran ganda sebagai ibu rumah tangga dan pencari nafkah atas pilihan sendiri, meski itu menjadi beban ganda, demi mewujudkan potensi penuh mereka.

Mereka digerakkan oleh hasrat untuk memanfaatkan pendidikan mereka demi pengembangan pribadi dan kemajuan masyarakat di mana mereka tinggal dan bekerja. Banyak perempuan Muslimah pertama kali datang ke Kanada pada 1960-an dan 1970-an sebagai pelajar/mahasiswa dan peserta pelatihan. Kini tenaga kerja wanita Muslimah termasuk kelompok dwibahasa (Inggris dan Prancis) paling terdidik di Kanada.

Menurut sensus tahun 2001, sensus terakhir yang merinci komunitas agama, 50 persen perempuan Muslimah dengan anak-anak usia pra-sekolah dan usia sekolah telah atau pernah mendapat pekerjaan, menyamai atau melampaui tingkat partisipasi di bursa kerja para perempuan Eropa di negara-negara seperti Italia dan Spanyol. Angka ini tidak menyertakan para ibu ambisius yang meninggalkan pekerjaan mereka untuk kembali menempuh studi guna meningkatkan kualifikasi mereka dengan harapan nantinya mendapatkan pekerjaan yang lebih baik.

Sensus tersebut juga menunjukkan bahwa secara finansial, banyak perempuan Muslimah mendapat penghasilan lebih baik dari lelaki Muslim. Sebagian mereka menjadi konsultan sukses sementara yang lain memegang posisi tinggi. Perempuan hanyalah sepertiga dari total tenaga kerja Muslim, tetapi melebihi lelaki Muslim dalam pekerjaan terkait kesehatan. Menurut sensus tersebut, mereka juga lebih sering mendapatkan pekerjaan yang lumayan menghasilkan lainnya seperti dalam bidang hukum, sebuah fenomena yang baru tumbuh beberapa tahun belakangan ini.

Meski sebagian Muslimah Kanada ingin bekerja dengan bekal gelar dan pelatihan mereka, yang lainnya dipaksa oleh keadaan untuk mengemban peran pemberi nafkah. Termasuk dalam kelompok ini adalah para perempuan yang dicerai atau berpisah jauh dari suami. Mereka harus bekerja demi memberi makan dan tempat tinggal anak-anak mereka, dan mereka pun harus bisa merawat keluarga. Jumlah mereka tidak kecil: sepuluh persen dari anak-anak Muslim di Kanada tinggal bersama orangtua tunggal dan, dalam empat dari lima keluarga semacam itu, orangtuanya adalah ibu.

Sebagian besar ibu Muslimah sama seperti ibu-ibu Kanada lainnya, mencoba menyeimbangkan antara keluarga dan kerja, dan menegosiasikan ulang pembagian tanggung jawab rumah tangga. Mereka tidak menganggap peran-ganda mereka sebagai ibu rumah tangga dan pencari nafkah bertentangan dengan agama mereka, dan memandang bahwa sebagian kebiasaan yang diwariskan sebagai kewajiban agama – seperti pembatasan perempuan kepada urusan rumah saja – sebenarnya adalah produk situasi sosial masa lalu dan karenanya bisa disesuaikan dengan masa dan lingkungan yang berbeda.
Daood Hamdani. Artikel ini ditulis untuk Kantor Berita Common Ground (CGNews)


Sumber

Jumat, 05 Agustus 2011

Streaming Aktivitas Ramadan di Mekah Lewat YouTube

Diposting oleh Wanita Sholehah di 00.55 0 komentar
Video live streaming Ramadan dari Tanah Suci bisa ditonton di YouTube. Ini terwujud berkat kerja sama antara Google Arab Saudi dan Kementrian Kebudayaan dan Informasi Arab Saudi.Lewat streaming ini, selama Ramadan, kaum muslim di seluruh dunia bisa menonton, mendengarkan, dan mengikuti doa dan tadarus, serta salat tarawih dari Kabah Masjidil Haram.

Anda bisa menyimaknya di http://www.youtube.com/MakkahLive. Channel ini ditonton57.824 orang dan di-subscribe5.628 orang di seluruh dunia. Yang paling banyak subscribe adalah dari Mesir, Yordania, dan Maroko.Tarabzona Abdul Rahman, direktur Google Arab Saudi, mengumunkan kerja sama ini melalui posting blog Google, "Sebanyak satu miliar muslim seluruh dunia melaksanakan puasa Ramadan, bulan di manamulaiturunnyaAlquran. Perintah "baca",adalah perintah yang menuntun pada kebijaksanaan dan pengetahuan."

"Karena itulah Google memfasilitasi akses dan manfaat segala bentuk informasi global untuk semua penggunanya. Kami antusias menyiarkan pembacaan doa dan tadarus di Masjidil Haram secara langsung dari Mekah melalui layanan YouTube.” 
 Sumber

Satu Kalimat yang Sering Disalahgunakan Namun Kedahsyatannya Sanggup Menjebol Tembok Ya'juj & Ma'juj

Diposting oleh Wanita Sholehah di 00.37 0 komentar
Di antara bangsa-bangsa manusia, tidak ada bangsa yang sekuat ya'juj ma'juj, sekejam ya'juj ma'juj, dan sebanyak ya'juj ma'juj. Namun tidak disangka, bahwa kelak yang membebaskan mereka dari tembok kokoh Dzulqarnain adalah kalimat 'Insya Allah'.Nabi Muhammad SAW pernah ditanya oleh An-Nadhar bin Al-Harits dan 'Uqbah bin Ani Mu'ith sebagai utusan kaum kafir Quraisy. Pertanyaan yang diajukan oleh kedua orang ini adalah bagaimana kisah Ashabul Kahfi?, Bagaimana kisah Dzulqarnain?, dan Apa yang dimaksud dengan Ruh?.

Rasulullah SAW bersabda kepada dua orang itu, "Besok akan saya ceritakan dan saya jawab." Akan tetapi Rasulullah SAW lupa mengucapkan "Insya Allah". Akibatnya wahyu yang datang setiap kali beliau menghadapi masalah pasti terputus selama 15 hari.
 Sedangkan orang Quraisy setiap hari selalu menagih janji kepada Rasulullah saw dan berkata "Mana ceritanya? besok..besok..besok.." Ketika itu Rasulullah saw sangat bersedih. Akhirnya Allah menurunkan wahyu surat Al-Kahfi yang berisi jawaban kedua pertanyaan pertama, pertanyaan ketiga berada dalam surat Al-Israa ayat 85.

Allah berfirman pada akhir surat Al-Kahfii :
"Janganlah kamu sekali-kali mengatakan, 'Sesungguhnya saya akan melakukan hal ini besok,' kecuali dengan mengatakan Insya Allah." (QS Al-Kahfi :23-24)

Sebuah kalimat yang sering kita salah artikan tetapi orang yang paling mulia disisiNya, yang telah diampuni dosanya baik yang telah lalu dan yang akan datang pun ditegur oleh Allah SWT karena lupa mengucapkan "Insyaa Allah". Ada rahasia besar apa dibalik kalimat Insya Allah?Perhatikan petikan ayat diatas, di ayat tersebut Allah memerintahkan manusia ketika semua rencana sudah matang dan pasti janganlah mengatakan “Sesungguhnya aku akan mengerjakan besok” tetapi harus diikuti dengan ucapan Insya Allah.

Sebab ucapan “Sesungguhnya aku akan mengerjakan besok” adalah sebuah 'ucapan kepastian', keyakinan diri jika hal itu benar-benar akan dilakukannya, bukan keraguan-keraguannya.

Benar, Insya Allah adalah penegas ucapan kepastian dan keyakinan. Bukan keragu-raguan. Dari situlah tubuh kita mengeluarkan semacam kekuatan dan kepasrahan total yang tidak kita sadari sebagai syarat utama tercapainya sebuah keberhasilan.
Manusia hanya berencana dan berikhtiar, Allah yang menentukan hasilnya. Manusia terlalu lemah untuk mengucapkan ‘pasti’, karena Allah sebagai sang pemilik tubuh ini dapat berkehendak lain.Ingat baik baik! Jika kalian tidak yakin atau tidak dapat memastikan sebuah rencana, maka jangan pernah mengatakan Insya Allah, cukup katakan saja “Maaf, saya tidak bisa” atau “Maaf, saya tidak dapat menghadiri …”


Tetapi bila kalian yakin bisa melakukan rencana itu, maka katakanlah “Insya Allah”, niscaya kalian akan melihat sebuah ketentuan Allah sesuai dengan apa yang telah dijanjikan oleh-Nya.


"Mereka (Ya'juj & Ma'juj) berusaha untuk keluar dengan berbagai cara, hingga sampai saat matahari akan terbenam mereka telah dapat membuat sebuah lobang kecil untuk keluar. Lalu pemimpinnya berkata,'Besok kita lanjutkan kembali pekerjaan kita dan besok kita pasti bisa keluar dari sini."

"Namun keesokkan harinya lubang kecil itu sudah tertutup kembali seperti sedia kala atas kehendak Allah. Mereka pun bingung tetapi mereka bekerja kembali untuk membuat lubang untuk keluar. Demikian kejadian tersebuat terjadi berulang-ulang."

"Hingga kelak menjelang Kiamat, di akhir sore setelah membuat lubang kecil pemimpin mereka tanpa sengaja berkata, “Insya Allah, Besok kita lanjutkan kembali pekerjaan kita dan besok kita bisa keluar dari sini."

"Maka keesokan paginya lubang kecil itu ternyata masih tetap ada, kemudian terbukalah dinding tersebut sekaligus kegaibannya dari penglihatan masyarakat luar sebelumnya."

"Dan Kaum Ya’juj dan Ma’juj yang selama ribuan tahun terkurung telah berkembang pesat jumlahnya akan turun bagaikan air bah memuaskan nafsu makan dan minumnya di segala tempat yang dapat mereka jangkau di bumi."


Jika kaum perusak sekelas ya'juj dan ma'juj saja bisa berhasil meskipun tanpa sengaja mengucapkan Insya Allah, bagaimanakah halnya dengan kita. Apalagi jika disertai dengan kesadaran dan penuh kepastian mengucapkannya. Yakinlah, janji Allah SWT selalu benar, Dia-lah sebaik baik penepat janji.
 
Diriwayatkan oleh Imam Ahmad dari Ibnu Harmalah dari bibinya berkata: Rasulullah SAW bersabda: "Kamu mengatakan tidak ada permusuhan, padahal sesungguhnya kamu senantiasa memerangi musuh, sehingga datanglah Ya'juj dan Ma'juj; yang lebar jidatnya, sipit matanya, menyala (merah) rambutnya, mereka turun dengan cepat dari seluruh tempat yang tinggi, wajahnya seperti martil."


Rabu, 03 Agustus 2011

What Next After Ramadhan?

Diposting oleh Wanita Sholehah di 00.50 0 komentar
Oleh: Abdullah al-Mustofa

Sebagaimana di bulan Ramadhan di tahun-tahun yang telah lalu, di bulan Ramadhan yang baru saja kita jalani ini, suasana agamis dalam kehidupan sehari-hari menjadi lebih kentara dan lebih terasa di banding dengan bulan-bulan sebelumnya.Suasana agamis yang ada di masyarakat tersebut dapat dirasakan kehadiran dan dampaknya tak lain dan tak bukan disebabkan karena banyak pihak dan orang yang tergerak secara serempak berlomba-lomba dalam kebaikan. Masjid-masjid, perkantoran, kampus-kampus, sekolah-sekolah dan tempat lainnya menyelenggarakan berbagai macam kegiatan yang meningkat jumlah dan frekwensinya.

Media cetak dan elektronik - lepas dari maksud dan tujuannya masing-masing – juga tak ketinggalan menambah jumlah konten yang bernuansa Islam. Para artis “mendadak”berjilbab. Juga para tokoh masyarakat dan pejabat baik yang Muslim maupun non-Muslim mengeluarkan himbauan agar umat selain pengikut agama Islam toleran kepada saudara sebangsanya yang Muslim dalam melaksanakan ibadah puasa sebagai salah satu pengabdian dari beragam bentuk pengabdian lainnya kepada yang telah menciptakannya.Tidak sedikit di antara pemilik atau pengelola rumah makan baik yang Muslim maupun non-Muslim yang tidak membuka lebar-lebar pintu-pintu dan jendela-jendela rumah makan-rumah makan mereka di saat kaum Muslim menahan rasa lapar, dahaga dan hawa nafsu. Bahkan di beberapa daerah sebagian jenis usaha atau tempat hiburan dilarang beroperasi sama sekali atau diminta untuk mengurangi jam operasinya untuk menghormati bulan suci Ramadhon.

Selain itu tentu saja di bulan yang merupakan kesempatan yang baik untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas amaliyah ibadah baik ibadah yang vertikal maupun horisontal, banyak orang Muslim yang memanfaatkan dengan baik peluang emas ini untuk meningkatkan iman dan takwa mereka dengan jalan memperbanyak jumlah dan panjang barisan musholli di berbagai musholla, jumlah roka'at sholat-sholat sunat, tadarrus al-Qur'an, istighfar, do'a, sholawat kepada Rosululloh saw, serta dengan jalan memberikan bantuan kepada saudara-saudara mereka yang kurang beruntung dari segi materi.Di antara mereka ada yang ber-amar ma'ruf nahi munkar dengan memberikan ceramah atau nasehat, menghimbau kepada mereka yang tidak berpuasa agar menghormati mereka yang berpuasa, mengajak saudara seaqidah mereka untuk berbuat kebajikan seperti tadarrus al-Qur'an bersama-sama atau sholat tarowih berjama'ah, atau sekedar membangunkan mereka yang akan berpuasa untuk makan sahur, memberitahu atau mengingatkan batas akhir makan sahur. Dan masih banyak amaliyah ibadah lain yang mereka lakukan dan tingkatkan di bulan suci tersebut.

Dengan meningkatnya suasana agamis di bulan suci yang baru saja mulai ini, membuat hati kita merasa lebih tenteram, damai, bahagia dan nikmat.Lalu seusai Ramadhan, what next? Setelah Ramadhon usai nanti akankah hati kita juga merasakan setenteram, sedamai, sebahagia dan senikmat di bulan puasa yang kita jalani saat ini? Ataukah di tahun-tahun mendatang kita hanya merasakannya di bulan Ramadhan saja dan tidak di 11 bulan lainnya? Ataukah perasaan-perasaan itu semakin bertambah, tetap, berkurang atau bahkan hilang sama sekali dengan bertambahnya usia kita? Wallahu a’lam. Kita tidak tahu secara pasti. Yang kita ketahui bahwasanya kita semua tak terkecuali pasti mempunyai keinginan agar hati kita selalu merasa demikian sepanjang hayat.

Dengan demikian sudah sewajarnya kita - apapun profesi kita - pasti ingin dan akan selalu berusaha terus-menerus hari demi hari untuk menciptakan - jika belum ada sebelumnya -, mempertahankan serta meningkatkan suasana agamis di dalam keluarga, tempat kerja, desa, kota, propinsi dan negara kita. Serta merasa membutuhkan bahkan kecanduan untuk selalu merasakannya sepanjang tahun dan sepanjang hati kita masih berfungsi.

Penulis adalah kolumnis hidayatullah.com, kandidat Master Studi Al-Qur'an di IIUM (International Islamic University Malaysia)

Foto: Rizal Tahrir

Sumber

Amalan-amalan sunnah bulan suci Ramadhan

Diposting oleh Wanita Sholehah di 00.38 0 komentar
Amalan-amalan sunah pada bulan Ramadhan Selain puasa yang Allah wajibkan pada bulan Ramadhan ada berbagai amalan yang disunahkan pada bulan ini di antaranya:

1. Mengkhatamkan Al-Qur’an
 
Bulan Ramadhan adalah bulan Al-Quran. Pada bulan inilah Al-Qur’an pertama kali turun dari lauhul mahfuz ke langit dunia sekaligus. Allah berfirman:
 
Bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil)(al baqarah: 185)

2. Shalat tarawih
Rasulullah Saw. bersabda: “Barang siapa yang menghidupkan malam bulan Ramadhan karena iman dan mengharap pahala dari Allah akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.”Sebuah riwayat mengatakan bahwa Nabi Saw. pernah shalat 11 rakaat, terkadang 13 rakaat atau kurang dari itu. Ketika ditanya tentang shalat malam beliau bersabda: “Dua rakaat dua rakaat, jika seseorang diantara kalian khawatir masuk waktu subuh hendaklah shalat satu rakaat witir.”
3. Memperbanyak doa
Orang yang berpuasa ketika berbuka adalah salah satu orang yang doanya mustajab. Oleh karenanya perbanyaklah berdoa ketika sedang berpuasa terlebih lagi ketika berbuka. Berdoalah untuk kebaikan diri kita, keluarga, bangsa, dan saudara-saudara kita sesama muslim di belahan dunia.



4. Memberi buka puasa (tafthir shaim)
Hendaknya berusaha untuk selalu memberikan ifthar (berbuka) bagi mereka yang berpuasa walaupun hanya seteguk air ataupun sebutir korma sebagaimana sabda Rasulullah SAW yang berbunyi:” Barang siapa yang memberi ifthar (untuk berbuka) orang-orang yang berpuasa maka baginya pahala seperti orang yang berpuasa tanpa dikurangi sedikitpun”. (Bukhari Muslim)
5. Bersedekah
Rasulullah Saw. bersabda: “Sebaik-baik sedekah adalah sedekah pada bulan Ramadhan” (HR. Tirmizi).Dan pada akhir bulan Ramadhan Allah mewajibkan kepada setiap muslim untuk mengeluarkan zakat fitrah sebagai penyempurna puasa yang dilakukannya.
6. I’tikaf
I’tikaf adalah berdiam diri di masjid untuk beribadah kepada Allah. I’tikaf disunahkan bagi laki-laki dan perempuan; karena Rasulullah Saw. selalu beri’tikaf terutama pada sepuluh malam terakhir dan para istrinya juga ikut I’tikaf bersamanya. Dan hendaknya orang yang melaksanakan I’tikaf memperbanyak zikir, istigfar, membaca Al-Qur’an, berdoa, shalat sunnah dan lain-lain.
 7. Umroh
Ramadhan adalah waktu terbaik untuk melaksanakan umrah, karena umroh pada bulan Ramadhan memiliki pahala seperti pahala haji bahkan pahala haji bersama Rasulullah Saw. Beliau bersabda: “Umroh pada bulan Ramadhan seperti haji bersamaku.”
8. Memperbanyak berbuat kebaikan
Bulan Ramadhan adalah peluang emas bagi setiap muslim untuk menambah ‘rekening’ pahalanya di sisi Allah. Dalam hadits yang diriwayatkan Ibnu Khuzaimah dan Baihaqi dikatakan bahwa amalan sunnah pada bulan Ramadhan bernilai seperti amalan wajib dan amalan wajib senilai 70 amalan wajib di luar Ramadhan. Raihlah setiap peluang untuk berbuat kebaikan sekecil apapun meskipun hanya ‘sekedar’ tersenyum di depan orang lain. Ciptakanlah kreasi dan inovasi dalam berbuat kebaikan agar saldo kebaikan kita terus bertambah.
“dan untuk yang demikian itu hendaknya orang berlomba-lomba.”

Semoga kita termasuk orang-orang yang bisa memanfaatkan momentum Ramadhan untuk merealisasikan ketakwaan diri kita dan bisa meraih predikat “bebas dari neraka.”

Puasa Bisa Membantu Pemperpanjang Usia Harapan Hidup (Awet Muda)

Diposting oleh Wanita Sholehah di 00.07 1 komentar
Puasa, selain kewajiban bagi umat Islam, juga dari sisi ilmu kedokteran, berpuasa ternyata bisa memberikan sejumlah manfaat kesehatan bagi tubuh. Menurut dr Siti Setiati SpPD, spesialis penyakit dalam dari Divisi Geriatri Departemen Ilmu Penyakit Dalam, Fakultas Kedokteran Universitas Indoenesia (FKUI), dengan berpuasa, jumlah kalori makanan yang kita konsumsi biasanya akan berkurang.
Selian manfaat jasmani puasa juga memberikan pelajaran sosial kepedulian dengan sesama.“Pembatasan jumlah kalori makanan adalah salah satu cara yang telah terbukti dapat memperlambat penuaan. Serta mencegah penyakit yang sering timbul pada usia lanjut dan kanker,” kata siti Setiati, Rabu (27/7/2011) lalu, di Jakarta. Saat berpuasa, umumnya akan terjadi pengurangan jumlah kalori yang diasup hingga 10-40 persen dari kebutuhan sehari-hari. Hasil penelitian pada binatang menunjukkan, dengan mengurangi jumlah kalori ternyata dapat memperpanjang usia harapan hidup, menurunkan risiko kanker, mencegah berkembangnya penyakit seperti diabetes dan ginjal.

“Penelitian pada manusia juga sudah ada. Dan hasilnya, komposisi lemak tubuh berkurang, tekanan darah membaik, kolesterol turun, risiko diabetes berkurang, dan dapat memperlambat proses penuaan,” katanya. Siti mengatakan, berbagai penelitian dan literatur memang telah membuktikan manfaat puasa bagi kesehatan.

Tetapi, seseorang tentu tidak akan langsung merasakan khasiatnya jika hanya puasa sebulan saja. “Ini tentu bukan puasa yang hanya dilakukan satu bulan saja. Tetapi harus terus menerus dilakukan dalam bulan-bulan berikutnya,” jelasnya. Manfaat restriksi (pembatasan) kalori, lanjut Siti, juga berpengaruh pada kesehatan jantung. Pembatasan kalori, dipercaya dapat memompa jantung menjadi lebih kuat dan membuat seseorang tidak mudah lelah setelah melakukan aktivitas atau olahraga.