Jumat, 17 Juni 2011

Gerhana Bulan dalam Pandangan Islam & Mitos

Kamis (16/6/2011) dini hari baru saja terjadi fenomena alam gerhana bulan terlama sepanjang 100 tahun terakhir karena bertahan dari pukul 01.22 WIB hingga 05.22 WIB. 

Bagi orang Arab Quraisy, gerhana bulan dikaitkan dengan kejadian-kejadian tertentu, seperti adanya kematian atau kelahiran, dan kepercayaan ini dipercaya secara turun temurun sehingga menjadi keyakinan umum masyarakat.Di zaman Rasulullah, misalnya, pernah terjadi gerhana matahari yang bersamaan dengan kematian putra Rasul SAW yang bernama Ibrahim. Orang-orang pada saat itu menganggap terjadinya gerhana karena kematian putra Nabi tersebut.

Pemahaman yang salah ini diluruskan oleh Rasulullah. Dalam Islam, gerhana bulan adalah bentuk keagungan Allah sebagai Maha Pencipta. Sebagaimana sabda Rasullah SAW dalam Hadits Riwayat Bukhari Nomor 1.044, “Sesungguhnya matahari dan bulan adalah dua tanda di antara tanda-tanda kekuasaan Allah. Gerhana ini tidak terjadi karena kematian seseorang atau lahirnya seseorang. Jika melihat gerhana tersebut, maka berdo’alah kepada Allah, bertakbirlah, kerjakanlah shalat dan bersedekahlah.”

Namun bagi sekelompok masyarakat, gerhana bulan dikaitkan dengan berbagai mitos dan tahayul. Di negeri China, orang percaya bahwa seekor naga langit membanjiri sungai dengan darah lalu menelannya. Itu sebabnya orang Cina menyebut gerhana sebagai “chih” yang artinya memakan.Sampai abad ke 19 mereka biasanya membunyikan petasan untuk menakut-nakuti sang naga. Orang Indian juga percaya bahwa seekor naga lah yang membuat gerhana bulan. Mereka lalu menyembah sang naga dengan berendam sampai sebatas leher.

Sementara di Jepang, orang percaya bahwa waktu gerhana ada racun yang disebarkan ke bumi. Dan untuk menghindari air di bumi terkontaminasi racun, mereka menutupi sumur-sumur mereka.Lalu, Kaisar Louis dari Perancis wafat setelah mengamati gerhana di tahun 840. Konon ia begitu bingung saat kegelapan selama 5 menit dan meninggal karena begitu takut.

Adapun di Indonesia, khususnya Jawa menganggap bahwa Batara Kala alias raksasa jahat, memakan bulan. Maka masyarakat Jawa khususnya anak-anak ramai memukul kentongan pada saat gerhana untuk menakut-nakuti dan mengusir Batara Kala.

Tony Blair: Saya Baca Al Quran Setiap Hari


London – Mantan Perdana Menteri (PM) Inggris mulanya enggan berbicara masalah agama. Namun setelah turun jabatan, ia menyatakan baru menganut Katolik. Kini, ia membaca Al Quran setiap hari.Mulanya, Blair serta mantan Direktur Komunikasi dan Strategi pribadinya, Alastair Campbell, dikenal dengan ucapan khas mereka. “We don’t do God.” Sejak turun sebagai PM pada 2007, Blair perlahan berubah.

Beberapa bulan setelah turun, ia menyatakan pindah agama menjadi Katolik. Kini, ia menyatakan membaca kitab suci umat Islam, Al Quran, setiap hari. Menurut mantan pemimpin Partai Buruh ini, Al Quran membantunya melek iman.“Melek iman amat penting di era globalisasi seperti ini. Saya membaca Al Quran setiap hari sebagai upaya untuk mengerti apa yang terjadi di dunia dan karena sifatnya yang instruktif,” ujar Blair dalam wawancara dengan majalah Observer.

Blair meyakini pengetahuannya mengenai Islam akan membantu perannya saat ini sebagai Duta Besar Timur Tengah untuk Kuartet PBB, AS, Uni Eropa (UE), dan Rusia. Ia ingin membantu menyelesaikan konflik menahun Palestina-Israel.Tak hanya itu, Blair juga memuji Islam sebagai sebuah agama yang indah dan Nabi Muhammad ia katakan sebagai sosok yang kuat. Pada 2006, ia pernah menyatakan Al Quran sebagai kitab yang terus bereformasi, praktis, dan seakan dibuat mendahului zamannya.

Tunggu Wanita Mengemudi, Para Jurnalis “Nyanggong” di Jalanan

-Ingin memamantai dan meliput “aksi” menyetirnya para wanita Saudi pada hari ini, sejumlah wartawan Washington Post, CNN serta BBCstand by di jalanan Saudi. Meraka juga ingin melihat bagaimana respon petugas kemanan terhadap aksi ini.Aktivis yang memiliki akun di Facebook “Kulluna Manal As Syarif”, yang mendukung gerakan memulainya wanita Saudi menyetir mobil pada hari ini (17 Juni) menyebutkan bahwa pada hari ini beberapa awak jurnalis terlihat menyebar di jalanan Saudi.


Sebagaimana dikabarkan sebelumnya bahwa para aktivis pro gerakan yang menuntut dibolehkannya wanita Saudi menyetir mobil menyeru memulai “aksi” mereka untuk menyetir mobil sendiri pada hari ini. Namun mereka menyarankan agar aktivitas ini dijalankan dalam rangka memenuhi kebutuhan, bukan untuk melakukan perkumpulan atau berdemonstrasi.

Minggu, 12 Juni 2011

Rahasia Sukses Nuryati Seorang TKI Yang Kini Jadi Dosen

Pemerintah Arab Saudi memberikan penghargaan kepada Nuryati Solapari, mantan Tenaga Kerja Wanita (TKW), yang saat ini bekerja sebagai dosen dan mengajar bidang hukum di Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, Serang

Motivator calon Tenaga Kerja Indonesia (TKI) Nurhayati Solapatri termasuk orang yang cerdik. Wanita yang kini menjadi dosen Sultan Ageng Tirtayasa ini memberikan tips kepada para 100 calon TKI yang akan berangkat ke Taiwan dan Hongkong di Pusat Pendidikan dan Latihan Kementerian Luar Negeri (Kemenlu), Jakarta Selatan, Sabtu (11/6/2011).


Nurhayati menceritakan ketika dirinya menjadi seorang TKI ke negeri Arab diawali keputusasaan sulitnya mendapatkan uang untuk biaya kuliah, ia memutuskan untuk mendaftarkan diri ke Perusahaan Jasa Tenaga Kerja Indonesia (PJTKI) di Banten dengan tujuan untuk bisa berkuliah.

“Saya waktu itu ingin kuliah dan kemudian saya berfikir menjadi TKI,” kata ibu tiga anak ini. Pengalamannya tidak terlalu manis, PJTKI yang merekrut dirinya tidak memberikan pelatihan apa pun, sehingga Nurhayati harus belajar secara otodidak. “Saya waktu itu diberi sertifikat keahlian, tetapi sebenarnya saya tidak diberikan pelatihan,” ucapnya.


Sadar bahwa budaya di Arab Saudi pasti berbeda dengan budaya di Indonesia, ia pun akhirnya banyak menggali informasi tentang budaya dari TKI-TKI yang pernah bekerja di Arab Saudi. “Saya selalu mencatat apa-apa yang penting dalam buku kecil. Jadi setiap ada sesuatu, saya selalu buka buku ajaib tersebut,” ungkapnya.


Saat berangkat ke Arab Saudi tahun 1998, sebelum naik pesawat ia membeli sebuah jarum dan benang, sehingga saat di dalam pesawat ia menulis nomor-nomor penting yang ia bisa hubungi ketika dirinya nanti bermasalah di negeri orang. “Saya tulis dengan benang dan jarum tersebut nomor-nomor penting, sehingga kerudung saya isinya nomor telepon semua. Tetapi yang ditulis bukan nomor, tapi kode-kode supaya tidak dicurigai majikan nanti,” kenangnya.


Ia pun menceritakan sebuah contoh perbedaan budaya antara Arab Saudi dengan Indonesia. ketika ia akan memandikan anak majikannya, tiba-tiba majikannya marah memarahi dirinya. “Kamu gila,” kata Nurhayati mencontohkan majikannya. tetapi dari kesalahan tersebut ia baru tahu, kalau di orang Arab ternya mandinya tidak setiap hari. “Waktu itu majikan saya meminta saya memandikan anaknya dua kali seminggu, senin dan kamis,” ucapnya.


Selain itu, ia menceritakan kepada para calon TKI kalau di Arab wanita itu harus bersifat sinis kepada kaum pria. “Kalau wanita itu menjawab pertanyaan sambil senyum-senyum, itu akan diartikan wanita tersebut suka pada laki-laki yang menanyanya,” cerita NurhayatiTujuannya yang jelas saat menjadi TKI, membuat Nurhayati selalu bekerja dengan target, bahkan ia pun sengaja membawa buku-buku pelajaran di SMA-nya ke Arab Saudi. Sehingga ia bisa bekerja diperantauan sambil belajar kembali ilmu-ilmu yang pernah diajarkan di bangku sekolah.


Sehingga saat ia kembali ke Indonesia dengan berbekal modal uang jerih payahnya menjadi TKI selama dua tahun. Ia pun mendaftarkan diri dan mengikuti seleksi masuk perguruan tinggi negeri. “Kemudian saya masuk universitas negeri, dan bisa lulus 3,5 tahun dari jurusan hukum,” ucapnya.


Ia memberikan pun memberikan cara bagaimana supaya uang gaji menjadi TKI tidak habis. Menurutnya uang yang gaji dari majikannya harus selalu diambil tiap bulan, jangan dinanti-nantikan karena hal tersebut yang mengakibatkan majikan tidak membayar gaji TKI. Kemudian uang yang diterimanya ia kirim ke kampung dan dibelikan sawah sebagai lahan investasi.


Tidak berhenti sampai sana perjuangannya, ia saat kuliah pun membuka katering dan tetap bekerja di sebuah restoran untuk membiayai kuliahnya. Sehingga usaha kerasnya tersebut sekarang membuahkan hasil, dengan gelar S2 yang disandangnya, ia pun menjadi dosen di universitas tempat dirinya menimba ilmu yang memberinya gelar sarjana.


Dari cerita Nurhayati, mungkin kita bisa belajar sebuah arti kehidupan. Seorang TKI bisa menjadi orang yang sukses dan mewujudkan impian kita. “Pokoknya kalau jadi TKI jangan pernah berniat untuk jadi Tki yang kedua kali, cukup satu kali. Sehingga saat menjadi TKI kita harus mempunyai tujuan,” ucapnya.Pemerintah Arab Saudi memberikan penghargaan kepada Nuryati Solapari, mantan Tenaga Kerja Wanita (TKW), yang saat ini bekerja sebagai dosen dan mengajar bidang hukum di Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, Serang, Banten. Penghargaan diberikan langsung oleh Wakil Duta Besar Arab Saudi di Jakarta, Majed Abdulaziz Al-Dayel.


Acara pemberian penghargaan berlangsung di Kantor Kedutaan Besar Arab Saudi di Jakarta, Selasa (28/12), dan dihadiri oleh Staf Khusus Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi, Abdulwahid Maktub, sejumlah pejabat kedutaan, dan Nuryati beserta keluarganya. Dalam sambutannya, Al-Dayel mengatakan di tengah cerita sukses yang dialami ribuan TKI di negaranya, terdapat pula kasus khusus yang dialami sebagian TKI akibat tindakan yang dilakukan segelintir majikan mereka.


Letakkan Akhlak Di Atas Ilmu

ABDURAHMAN bin Qasim, seorang pelayan Imam Malik bin Anas, menuturkan kesaksiannya selama menjadi pelayan beliau. Kata Abdurrahman, "Tidak kurang dua puluh tahun aku menjadi pelayan Imam Malik. Selama 20 tahun tersebut, aku perhatikan beliau menghabiskan 2 tahun untuk mempelajari ilmu dan 18 tahun untuk mempelajari akhlak.

Imam malik dan para ulama yang baik lainnya, selalu menjaga kualitas akhlaknya. Akhlak kepada Allah, Rasul, dan sesamanya. Ketinggian derajat, pencapaian ilmu yang mendalam, dan kebesaran wibawa, tidak membuat mereka merasa lebih mulia dan lebih baik baik dari orang lain.

Meletakkan akhlak di atas ilmu menjadi tanggungjawab kita semua, sebagai anak pada orangtua, sebagai santri, siswa, maupun mahasiswa pada guru-gurunya, sebagai orang yang lebih muda pada yang tua atau sebaliknya.

Meletakkan akhlak menjadi sangat penting di saat terjadi degradasi moral; Pergaulan bebas tanpa batas, tawuran massal antar pelajar, sikap anarkis sebagian pelajar saat melakukan aksi unjuk rasa, dan seabrek fenomena lainnya yang ‘memaksa’ kita untuk jauh lebih lama dalam mempelajari akhlak.

Jika akhlak seseorang itu sedikit, maka masih jauh lebih baik dari ilmuwan namun menyimpan bara pelanggaran. Berapa banyak orang-orang yang berilmu luas, bertitel akademik, namun tak dinyana ia terjerembab dalam kasus korupsi. Berapa banyak para cerdik padai, kaum intelektual, namun semakin jauh dari kebenaran (Allah).

Dari Jabir: Rasulullah SAW bersabda: “Orang yang paling aku cintai dan yang paling dekat denganku kedudukannya di surga adalah orang yang paling baik akhlaknya. Orang yang paling aku benci adalah orang-orang yang pongah dan sombong.”

Setidaknya ada dua keutamaan bagi orang yang berakhlak.
Pertama, akhlak yang baik akan meningkatkan derajat. Dari Anas, Nabi SAW bersabda: “Sesungguhnya seorang hamba mencapai derajat yang tinggi di hari akhirat dan kedudukan yang mulia karena akhlaknya baik walaupun ia lemah dalam ibadah.” (HR. Thabrani)

Kedua, akhlak yang baik adalah ukuran keimanan. Rasulullah SAW bersabda, “Mukmin yang paling sempurna imannya adalah yang paling baik akhlaknya; yang lemah lembut tidak pernah menyakiti orang. Seorang manusia tidak akan mencapai hakikat iman sebelum dia mencintai orang lain seperti ia mencintai dirinya sendiri dan sebelum tetangganya aman dari gangguannya.”

Di sisi lain, akhlak yang buruk dapat melenyapkan amal. Banyak hadits yang menerangkan terhapusnya amal karena akhlak yang buruk. Pertama, “Kedengkian memakan kebaikan sama seperti api melalap kayu bakar.”

Kedua, dari Ubaid, dia berkata;  ada dua orang wanita berpuasa, dan mereka sangat menderita karena lapar dan dahaga pada sore harinya. Kemudian kedua wanita itu mengutus seseorang menghadap Rasulullah SAW, untuk memintakan izin bagi keduanya agar diperbolehkan menghentikan puasa mereka.

Sesampainya utusan tersebut kepada Rasulullah SAW, beliau memberikan sebuah mangkuk kepadanya untuk diberikan kepada kedua wanita tadi, seraya memerintahkan agar kedua-duanya memuntahkan isi perutnya ke dalam mangkuk itu. Ternyata kedua wanita tersebut memuntahkan darah dan daging segar, sepenuh mangkuk tersebut, sehingga membuat orang-orang yang menyaksikannya terheran-heran.

Rasulullah SAW bersabda; “Kedua wanita ini berpuasa terhadap makanan yang dihalalkan Allah tetapi membatalkan puasanya itu dengan perbuatan yang diharamkan oleh-Nya. Mereka duduk bersantai sambil menggunjingkan orang-orang lain. Maka itulah 'daging-daging' mereka yang dipergunjingkan." (HR. Ahmad).
Marilah kita berusaha berperilaku dan berakhlak yang mulia. Mudah-mudahan itu bisa menjaga amal-amal kita agar tidak lenyap seketika.

Ali Akbar, penulis adalah Pengajar di Pesantren Darut Tauhid, Malang

Sumber

Jumat, 17 Juni 2011

Gerhana Bulan dalam Pandangan Islam & Mitos

Diposting oleh Wanita Sholehah di 06.06 0 komentar
Kamis (16/6/2011) dini hari baru saja terjadi fenomena alam gerhana bulan terlama sepanjang 100 tahun terakhir karena bertahan dari pukul 01.22 WIB hingga 05.22 WIB. 

Bagi orang Arab Quraisy, gerhana bulan dikaitkan dengan kejadian-kejadian tertentu, seperti adanya kematian atau kelahiran, dan kepercayaan ini dipercaya secara turun temurun sehingga menjadi keyakinan umum masyarakat.Di zaman Rasulullah, misalnya, pernah terjadi gerhana matahari yang bersamaan dengan kematian putra Rasul SAW yang bernama Ibrahim. Orang-orang pada saat itu menganggap terjadinya gerhana karena kematian putra Nabi tersebut.

Pemahaman yang salah ini diluruskan oleh Rasulullah. Dalam Islam, gerhana bulan adalah bentuk keagungan Allah sebagai Maha Pencipta. Sebagaimana sabda Rasullah SAW dalam Hadits Riwayat Bukhari Nomor 1.044, “Sesungguhnya matahari dan bulan adalah dua tanda di antara tanda-tanda kekuasaan Allah. Gerhana ini tidak terjadi karena kematian seseorang atau lahirnya seseorang. Jika melihat gerhana tersebut, maka berdo’alah kepada Allah, bertakbirlah, kerjakanlah shalat dan bersedekahlah.”

Namun bagi sekelompok masyarakat, gerhana bulan dikaitkan dengan berbagai mitos dan tahayul. Di negeri China, orang percaya bahwa seekor naga langit membanjiri sungai dengan darah lalu menelannya. Itu sebabnya orang Cina menyebut gerhana sebagai “chih” yang artinya memakan.Sampai abad ke 19 mereka biasanya membunyikan petasan untuk menakut-nakuti sang naga. Orang Indian juga percaya bahwa seekor naga lah yang membuat gerhana bulan. Mereka lalu menyembah sang naga dengan berendam sampai sebatas leher.

Sementara di Jepang, orang percaya bahwa waktu gerhana ada racun yang disebarkan ke bumi. Dan untuk menghindari air di bumi terkontaminasi racun, mereka menutupi sumur-sumur mereka.Lalu, Kaisar Louis dari Perancis wafat setelah mengamati gerhana di tahun 840. Konon ia begitu bingung saat kegelapan selama 5 menit dan meninggal karena begitu takut.

Adapun di Indonesia, khususnya Jawa menganggap bahwa Batara Kala alias raksasa jahat, memakan bulan. Maka masyarakat Jawa khususnya anak-anak ramai memukul kentongan pada saat gerhana untuk menakut-nakuti dan mengusir Batara Kala.

Tony Blair: Saya Baca Al Quran Setiap Hari

Diposting oleh Wanita Sholehah di 05.39 0 komentar

London – Mantan Perdana Menteri (PM) Inggris mulanya enggan berbicara masalah agama. Namun setelah turun jabatan, ia menyatakan baru menganut Katolik. Kini, ia membaca Al Quran setiap hari.Mulanya, Blair serta mantan Direktur Komunikasi dan Strategi pribadinya, Alastair Campbell, dikenal dengan ucapan khas mereka. “We don’t do God.” Sejak turun sebagai PM pada 2007, Blair perlahan berubah.

Beberapa bulan setelah turun, ia menyatakan pindah agama menjadi Katolik. Kini, ia menyatakan membaca kitab suci umat Islam, Al Quran, setiap hari. Menurut mantan pemimpin Partai Buruh ini, Al Quran membantunya melek iman.“Melek iman amat penting di era globalisasi seperti ini. Saya membaca Al Quran setiap hari sebagai upaya untuk mengerti apa yang terjadi di dunia dan karena sifatnya yang instruktif,” ujar Blair dalam wawancara dengan majalah Observer.

Blair meyakini pengetahuannya mengenai Islam akan membantu perannya saat ini sebagai Duta Besar Timur Tengah untuk Kuartet PBB, AS, Uni Eropa (UE), dan Rusia. Ia ingin membantu menyelesaikan konflik menahun Palestina-Israel.Tak hanya itu, Blair juga memuji Islam sebagai sebuah agama yang indah dan Nabi Muhammad ia katakan sebagai sosok yang kuat. Pada 2006, ia pernah menyatakan Al Quran sebagai kitab yang terus bereformasi, praktis, dan seakan dibuat mendahului zamannya.

Tunggu Wanita Mengemudi, Para Jurnalis “Nyanggong” di Jalanan

Diposting oleh Wanita Sholehah di 05.24 0 komentar
-Ingin memamantai dan meliput “aksi” menyetirnya para wanita Saudi pada hari ini, sejumlah wartawan Washington Post, CNN serta BBCstand by di jalanan Saudi. Meraka juga ingin melihat bagaimana respon petugas kemanan terhadap aksi ini.Aktivis yang memiliki akun di Facebook “Kulluna Manal As Syarif”, yang mendukung gerakan memulainya wanita Saudi menyetir mobil pada hari ini (17 Juni) menyebutkan bahwa pada hari ini beberapa awak jurnalis terlihat menyebar di jalanan Saudi.


Sebagaimana dikabarkan sebelumnya bahwa para aktivis pro gerakan yang menuntut dibolehkannya wanita Saudi menyetir mobil menyeru memulai “aksi” mereka untuk menyetir mobil sendiri pada hari ini. Namun mereka menyarankan agar aktivitas ini dijalankan dalam rangka memenuhi kebutuhan, bukan untuk melakukan perkumpulan atau berdemonstrasi.

Minggu, 12 Juni 2011

Rahasia Sukses Nuryati Seorang TKI Yang Kini Jadi Dosen

Diposting oleh Wanita Sholehah di 02.48 0 komentar
Pemerintah Arab Saudi memberikan penghargaan kepada Nuryati Solapari, mantan Tenaga Kerja Wanita (TKW), yang saat ini bekerja sebagai dosen dan mengajar bidang hukum di Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, Serang

Motivator calon Tenaga Kerja Indonesia (TKI) Nurhayati Solapatri termasuk orang yang cerdik. Wanita yang kini menjadi dosen Sultan Ageng Tirtayasa ini memberikan tips kepada para 100 calon TKI yang akan berangkat ke Taiwan dan Hongkong di Pusat Pendidikan dan Latihan Kementerian Luar Negeri (Kemenlu), Jakarta Selatan, Sabtu (11/6/2011).


Nurhayati menceritakan ketika dirinya menjadi seorang TKI ke negeri Arab diawali keputusasaan sulitnya mendapatkan uang untuk biaya kuliah, ia memutuskan untuk mendaftarkan diri ke Perusahaan Jasa Tenaga Kerja Indonesia (PJTKI) di Banten dengan tujuan untuk bisa berkuliah.

“Saya waktu itu ingin kuliah dan kemudian saya berfikir menjadi TKI,” kata ibu tiga anak ini. Pengalamannya tidak terlalu manis, PJTKI yang merekrut dirinya tidak memberikan pelatihan apa pun, sehingga Nurhayati harus belajar secara otodidak. “Saya waktu itu diberi sertifikat keahlian, tetapi sebenarnya saya tidak diberikan pelatihan,” ucapnya.


Sadar bahwa budaya di Arab Saudi pasti berbeda dengan budaya di Indonesia, ia pun akhirnya banyak menggali informasi tentang budaya dari TKI-TKI yang pernah bekerja di Arab Saudi. “Saya selalu mencatat apa-apa yang penting dalam buku kecil. Jadi setiap ada sesuatu, saya selalu buka buku ajaib tersebut,” ungkapnya.


Saat berangkat ke Arab Saudi tahun 1998, sebelum naik pesawat ia membeli sebuah jarum dan benang, sehingga saat di dalam pesawat ia menulis nomor-nomor penting yang ia bisa hubungi ketika dirinya nanti bermasalah di negeri orang. “Saya tulis dengan benang dan jarum tersebut nomor-nomor penting, sehingga kerudung saya isinya nomor telepon semua. Tetapi yang ditulis bukan nomor, tapi kode-kode supaya tidak dicurigai majikan nanti,” kenangnya.


Ia pun menceritakan sebuah contoh perbedaan budaya antara Arab Saudi dengan Indonesia. ketika ia akan memandikan anak majikannya, tiba-tiba majikannya marah memarahi dirinya. “Kamu gila,” kata Nurhayati mencontohkan majikannya. tetapi dari kesalahan tersebut ia baru tahu, kalau di orang Arab ternya mandinya tidak setiap hari. “Waktu itu majikan saya meminta saya memandikan anaknya dua kali seminggu, senin dan kamis,” ucapnya.


Selain itu, ia menceritakan kepada para calon TKI kalau di Arab wanita itu harus bersifat sinis kepada kaum pria. “Kalau wanita itu menjawab pertanyaan sambil senyum-senyum, itu akan diartikan wanita tersebut suka pada laki-laki yang menanyanya,” cerita NurhayatiTujuannya yang jelas saat menjadi TKI, membuat Nurhayati selalu bekerja dengan target, bahkan ia pun sengaja membawa buku-buku pelajaran di SMA-nya ke Arab Saudi. Sehingga ia bisa bekerja diperantauan sambil belajar kembali ilmu-ilmu yang pernah diajarkan di bangku sekolah.


Sehingga saat ia kembali ke Indonesia dengan berbekal modal uang jerih payahnya menjadi TKI selama dua tahun. Ia pun mendaftarkan diri dan mengikuti seleksi masuk perguruan tinggi negeri. “Kemudian saya masuk universitas negeri, dan bisa lulus 3,5 tahun dari jurusan hukum,” ucapnya.


Ia memberikan pun memberikan cara bagaimana supaya uang gaji menjadi TKI tidak habis. Menurutnya uang yang gaji dari majikannya harus selalu diambil tiap bulan, jangan dinanti-nantikan karena hal tersebut yang mengakibatkan majikan tidak membayar gaji TKI. Kemudian uang yang diterimanya ia kirim ke kampung dan dibelikan sawah sebagai lahan investasi.


Tidak berhenti sampai sana perjuangannya, ia saat kuliah pun membuka katering dan tetap bekerja di sebuah restoran untuk membiayai kuliahnya. Sehingga usaha kerasnya tersebut sekarang membuahkan hasil, dengan gelar S2 yang disandangnya, ia pun menjadi dosen di universitas tempat dirinya menimba ilmu yang memberinya gelar sarjana.


Dari cerita Nurhayati, mungkin kita bisa belajar sebuah arti kehidupan. Seorang TKI bisa menjadi orang yang sukses dan mewujudkan impian kita. “Pokoknya kalau jadi TKI jangan pernah berniat untuk jadi Tki yang kedua kali, cukup satu kali. Sehingga saat menjadi TKI kita harus mempunyai tujuan,” ucapnya.Pemerintah Arab Saudi memberikan penghargaan kepada Nuryati Solapari, mantan Tenaga Kerja Wanita (TKW), yang saat ini bekerja sebagai dosen dan mengajar bidang hukum di Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, Serang, Banten. Penghargaan diberikan langsung oleh Wakil Duta Besar Arab Saudi di Jakarta, Majed Abdulaziz Al-Dayel.


Acara pemberian penghargaan berlangsung di Kantor Kedutaan Besar Arab Saudi di Jakarta, Selasa (28/12), dan dihadiri oleh Staf Khusus Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi, Abdulwahid Maktub, sejumlah pejabat kedutaan, dan Nuryati beserta keluarganya. Dalam sambutannya, Al-Dayel mengatakan di tengah cerita sukses yang dialami ribuan TKI di negaranya, terdapat pula kasus khusus yang dialami sebagian TKI akibat tindakan yang dilakukan segelintir majikan mereka.


Letakkan Akhlak Di Atas Ilmu

Diposting oleh Wanita Sholehah di 02.40 0 komentar
ABDURAHMAN bin Qasim, seorang pelayan Imam Malik bin Anas, menuturkan kesaksiannya selama menjadi pelayan beliau. Kata Abdurrahman, "Tidak kurang dua puluh tahun aku menjadi pelayan Imam Malik. Selama 20 tahun tersebut, aku perhatikan beliau menghabiskan 2 tahun untuk mempelajari ilmu dan 18 tahun untuk mempelajari akhlak.

Imam malik dan para ulama yang baik lainnya, selalu menjaga kualitas akhlaknya. Akhlak kepada Allah, Rasul, dan sesamanya. Ketinggian derajat, pencapaian ilmu yang mendalam, dan kebesaran wibawa, tidak membuat mereka merasa lebih mulia dan lebih baik baik dari orang lain.

Meletakkan akhlak di atas ilmu menjadi tanggungjawab kita semua, sebagai anak pada orangtua, sebagai santri, siswa, maupun mahasiswa pada guru-gurunya, sebagai orang yang lebih muda pada yang tua atau sebaliknya.

Meletakkan akhlak menjadi sangat penting di saat terjadi degradasi moral; Pergaulan bebas tanpa batas, tawuran massal antar pelajar, sikap anarkis sebagian pelajar saat melakukan aksi unjuk rasa, dan seabrek fenomena lainnya yang ‘memaksa’ kita untuk jauh lebih lama dalam mempelajari akhlak.

Jika akhlak seseorang itu sedikit, maka masih jauh lebih baik dari ilmuwan namun menyimpan bara pelanggaran. Berapa banyak orang-orang yang berilmu luas, bertitel akademik, namun tak dinyana ia terjerembab dalam kasus korupsi. Berapa banyak para cerdik padai, kaum intelektual, namun semakin jauh dari kebenaran (Allah).

Dari Jabir: Rasulullah SAW bersabda: “Orang yang paling aku cintai dan yang paling dekat denganku kedudukannya di surga adalah orang yang paling baik akhlaknya. Orang yang paling aku benci adalah orang-orang yang pongah dan sombong.”

Setidaknya ada dua keutamaan bagi orang yang berakhlak.
Pertama, akhlak yang baik akan meningkatkan derajat. Dari Anas, Nabi SAW bersabda: “Sesungguhnya seorang hamba mencapai derajat yang tinggi di hari akhirat dan kedudukan yang mulia karena akhlaknya baik walaupun ia lemah dalam ibadah.” (HR. Thabrani)

Kedua, akhlak yang baik adalah ukuran keimanan. Rasulullah SAW bersabda, “Mukmin yang paling sempurna imannya adalah yang paling baik akhlaknya; yang lemah lembut tidak pernah menyakiti orang. Seorang manusia tidak akan mencapai hakikat iman sebelum dia mencintai orang lain seperti ia mencintai dirinya sendiri dan sebelum tetangganya aman dari gangguannya.”

Di sisi lain, akhlak yang buruk dapat melenyapkan amal. Banyak hadits yang menerangkan terhapusnya amal karena akhlak yang buruk. Pertama, “Kedengkian memakan kebaikan sama seperti api melalap kayu bakar.”

Kedua, dari Ubaid, dia berkata;  ada dua orang wanita berpuasa, dan mereka sangat menderita karena lapar dan dahaga pada sore harinya. Kemudian kedua wanita itu mengutus seseorang menghadap Rasulullah SAW, untuk memintakan izin bagi keduanya agar diperbolehkan menghentikan puasa mereka.

Sesampainya utusan tersebut kepada Rasulullah SAW, beliau memberikan sebuah mangkuk kepadanya untuk diberikan kepada kedua wanita tadi, seraya memerintahkan agar kedua-duanya memuntahkan isi perutnya ke dalam mangkuk itu. Ternyata kedua wanita tersebut memuntahkan darah dan daging segar, sepenuh mangkuk tersebut, sehingga membuat orang-orang yang menyaksikannya terheran-heran.

Rasulullah SAW bersabda; “Kedua wanita ini berpuasa terhadap makanan yang dihalalkan Allah tetapi membatalkan puasanya itu dengan perbuatan yang diharamkan oleh-Nya. Mereka duduk bersantai sambil menggunjingkan orang-orang lain. Maka itulah 'daging-daging' mereka yang dipergunjingkan." (HR. Ahmad).
Marilah kita berusaha berperilaku dan berakhlak yang mulia. Mudah-mudahan itu bisa menjaga amal-amal kita agar tidak lenyap seketika.

Ali Akbar, penulis adalah Pengajar di Pesantren Darut Tauhid, Malang

Sumber