Sabtu, 22 Januari 2011

Sejarah Masjid Demak


Sejarah Masjid Demak

Masjid Agung Demak adalah sebuah mesjid yang tertua di Indonesia. Masjid ini terletak di desa Kauman, Demak, Jawa Tengah. Masjid ini dipercayai pernah merupakan tempat berkumpulnya para ulama (wali) penyebar agama Islam, disebut juga Walisongo, untuk membahas penyebaran agama Islam di Tanah Jawa khususnya dan Indonesia pada umumnya. Pendiri masjid ini diperkirakan adalah Raden Patah, yaitu raja pertama dari Kesultanan Demak.

Bangunan yang terbuat dari kayu jati ini berukuran 31 m x 31 m dengan bagian serambi berukuran 31 m x 15 m. Atap tengahnya ditopang oleh empat buah tiang kayu raksasa (saka guru), yang dibuat oleh empat wali di antara Wali Songo. Saka sebelah tenggara adalah buatan Sunan Ampel, sebelah barat daya buatan Sunan Gunung Jati, sebelah barat laut buatan Sunan Bonang, sedang sebelah timur laut yang tidak terbuat dari satu buah kayu utuh melainkan disusun dari beberapa potong balok yang diikat menjadi satu (saka tatal), merupakan sumbangan dari Sunan Kalijaga. Serambinya dengan delapan buah tiang boyongan merupakan bangunan tambahan pada zaman Adipati Yunus (Pati Unus atau pangeran Sabrang Lor),sultan Demak ke-2 (1518-1521) pada tahun 1520.


Selayang Pandang

Masjid Agung Demak merupakan salah satu masjid tertua di Indonesia. Masjid ini memiliki nilai historis yang sangat penting bagi perkembangan Islam di tanah air, tepatnya pada masa Kesultanan Demak Bintoro. Banyak masyarakat memercayai masjid ini sebagai tempat berkumpulnya para wali penyebar agama Islam, yang lebih dikenal dengan sebutan Walisongo (Wali Sembilan). Para wali ini sering berkumpul untuk beribadah, berdiskusi tentang penyebaran agama Islam, dan mengajarkan ilmu-ilmu Islam kepada penduduk sekitar. Oleh karenanya, masjid ini bisa dianggap sebagai monumen hidup penyebaran Islam di Indonesia dan bukti kemegahan Kesultanan Demak Bintoro.

Masjid Agung Demak didirikan dalam tiga tahap. Tahap pembangunan pertama adalah pada tahun 1466. Ketika itu masjid ini masih berupa bangunan Pondok Pesantren Glagahwangi di bawah asuhan Sunan Ampel. Pada tahun 1477, masjid ini dibangun kembali sebagai masjid Kadipaten Glagahwangi Demak. Pada tahun 1478, ketika Raden Fatah diangkat sebagai Sultan I Demak, masjid ini direnovasi dengan penambahan tiga trap. Raden Fatah bersama Walisongo memimpin proses pembangunan masjid ini dengan dibantu masyarakat sekitar. Para wali saling membagi tugasnya masing-masing. Secara umum, para wali menggarap soko guru yang menjadi tiang utama penyangga masjid. Namun, ada empat wali yang secara khusus memimpin pembuatan soko guru lainnya, yaitu: Sunan Bonang memimpin membuat soko guru di bagian barat laut; Sunan Kalijaga membuat soko guru di bagian timur laut; Sunan Ampel membuat soko guru di bagian tenggara; dan Sunan Gunungjati membuat soko guru di sebelah barat daya.

Keistimewaan

Luas keseluruhan bangunan utama Masjid Agung Demak adalah 31 x 31 m2. Di samping bangunan utama, juga terdapat serambi masjid yang berukuran 31 x 15 m dengan panjang keliling 35 x 2,35 m; bedug dengan ukuran 3,5 x 2,5 m; dan tatak rambat dengan ukuran 25 x 3 m. Serambi masjid berbentuk bangunan yang terbuka. Bangunan masjid ditopang dengan 128 soko, yang empat di antaranya merupakan soko guru sebagai penyangga utamanya. Tiang penyangga bangunan masjid berjumlah 50 buah, tiang penyangga serambi berjumlah 28 buah, dan tiang kelilingnya berjumlah 16 buah.

Masjid ini memiliki keistimewaan berupa arsitektur khas ala Nusantara. Masjid ini menggunakan atap limas bersusun tiga yang berbentuk segitiga sama kaki. Atap limas ini berbeda dengan umumnya atap masjid di Timur Tengah yang lebih terbiasa dengan bentuk kubah. Ternyata model atap limas bersusun tiga ini mempunyai makna, yaitu bahwa seorang beriman perlu menapaki tiga tingkatan penting dalam keberagamaannya:iman, Islam, dan ihsan. Di samping itu, masjid ini memiliki lima buah pintu yang menghubungkan satu bagian dengan bagian lain, yang memiliki makna rukun Islam, yaitu syahadat, shalat, puasa, zakat, dan haji. Masjid ini memiliki enam buah jendela, yang juga memiliki makna rukun iman, yaitu percaya kepada Allah SWT, malaikat-malaikat-Nya, rasul-rasul-Nya, kitab-kitab-Nya, hari kiamat, dan qadha-qadar-Nya.

Bentuk bangunan masjid banyak menggunakan bahan dari kayu. Dengan bahan ini, pembuatan bentuk bulat dengan lengkung-lengkungan akan lebih mudah. Interior bagian dalam masjid juga menggunakan bahan dari kayu dengan ukir-ukiran yang begitu indah.

Bentuk bangunan masjid yang unik tersebut ternyata hasil kreativitas masyarakat pada saat itu. Di samping banyak mengadopsi perkembangan arsitektur lokal ketika itu, kondisi iklim tropis (di antaranya berupa ketersediaan kayu) juga mempengaruhi proses pembangunan masjid. Arsitektur bangunan lokal yang berkembang pada saat itu, seperti joglo, memaksimalkan bentuk limas dengan ragam variasinya.

Masjid Agung Demak berada di tengah kota dan menghadap ke alun-alun yang luas. Secara umum, pembangunan kota-kota di Pulau Jawa banyak kemiripannya, yaitu suatu bentuk satu-kesatuan antara bangunan masjid, keraton, dan alun-alun yang berada di tengahnya. Pembangunan model ini diawali oleh Dinasti Demak Bintoro. Diperkirakan, bekas Keraton Demak ini berada di sebelah selatan Masjid Agung dan alun-alun.

Di lingkungan Masjid Agung Demak ini terdapat sejumlah benda-benda peninggalan bersejarah, seperti Saka Tatal, Dhampar Kencana, Saka Majapahit, dan Maksurah. Di samping itu, di lingkungan masjid juga terdapat komplek makam sultan-sultan Demak dan para abdinya, yang terbagi atas empat bagian:

* akam Kasepuhan, yang terdiri atas 18 makam, antara lain makam Sultan Demak I (Raden Fatah) beserta istri-istri dan putra-putranya, yaitu Sultan Demak II (Raden Pati Unus) dan Pangeran Sedo Lepen (Raden Surowiyoto), serta makam putra Raden Fatah, Adipati Terung (Raden Husain).

* Makam Kaneman, yang terdiri atas 24 makam, antara lain makam Sultan Demak III (Raden Trenggono), makam istrinya, dan makam putranya, Sunan Prawoto (Raden Hariyo Bagus Mukmin).

* Makam di sebelah barat Lasepuhan dan Kaneman, yang terdiri atas makam Pangeran Arya Penangsang, Pangeran Jipang, Pangeran Arya Jenar, Pangeran Jaran Panoleh.
* Makam lainnya, seperti makam Syekh Maulana Maghribi, Pangeran Benowo, dan Singo Yudo.

Shalatnya Abu Bakar Ash Shiddiq


Beliau radhiyallahu ‘anhu termasuk kalangan orang-orang shalih, sekaligus salah satu dari sahabat utama yang dekat dengan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, imam yang utama dari sejumlah sahabat yang lainnya.

Beliau telah menghabiskan hidup dan segenap jiwa raganya, harta kekayaannya serta waktunya untuk diinfakkan dan berjihad di jalan Allah. Termasuk memberikan pelayanan dalam dakwah dan penyampaian wahyu.

Dialah sahabat Abu Bakar yang nama lengkapnya Abdullah bin Abi Quhafah Al Qurasyi At Tamimi yang terkenal dengan sebutan Abu Bakar Asy Syiddiq.

Beliau sangat mudah mencucurkan air mata saat membaca Al Quran dalam shalatnya. Hal ini disebabkan karena banyaknya pengalaman hidup beliau bersama Al Quran. Sehingga beliau tidak mampu menahan perasaannya dari kejadian kejadian yang pernah dialaminya ketika membaca Al Quran.

Sebagaimana yang dijelaskan dalam hadits Aisyah radhiyallahu ‘anha ketika Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata “Mereka melalui Abu Bakar yang sedang shalat bersama dengan yang lainnya.” Aisyah menuturkan, Saya pun berkata kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam

“Wahai Rasulullah, sesungguhnyaAbu Bakar adalah seorang laki laki yang lembut hatinya, apabila telah membaca Al Quran beliau tidak mampu menahan cucuran air mata dari keduanya.” (HR Muslim)

Adapun kekhusyukan beliau serta tangisan beliau di dalam shalat, benar-benar berpengaruh besar kepada orang-orang di sekelilingnya.Hal ini menyebabkan orang-orang Quraisy yang menguasai Mekah pada waktu itu mengajukan sejumlah syarat kepada beliau ketika beliau menunaikan shalat.

Akhirnya kaum kafir Quraisy menemui Ibnu Ad Daghinah yang saat itu memberikan jaminan keamana kepada Abu BakarAsh Shiddiq. Mereka berkata kepadanya, “Wahai Ibnu Ad Daghinah, suruhlah Abu Bakar untuk beribadah kepada Rabbnya di rumahnya, hendaklah dia shalat dan membaca apa yang dia kehendaki dan janganlah dia menyakiti kami. Sesungguhnya kami khawatir perkara itu menjadi fitnah bagi anak dan istri kami.”

Ibnu Ad Daghinah pun mengatakan hal itu kepada Abu Bakar, sehingga beliau mulai beribadah kepada Allah di rumahnya, dengan tidak mengeraskan shalatnya begitupun dengan bacaannya.

Kemudian Abu Bakar mulai membangun sebuah masjid di halaman rumahnya, beliau shalat dan membaca Al Quran di masjid itu. Pada saat itu, berkumpullah istri-istri dari kalangan orang musyrik dan anak-anak mereka, mereka begitu kagum akan shalat yang didirikan Abu Bakar dengan terus memperhatikannya. Abu Bakar adalah seorang laki laki yang sering menangis, beliau tidak bisa menahan air matanya ketika membaca AL Quran (Kisah ini diriwayatkan oleh Al Bukhari dan Ibnu Hiban)

Sahl bin Sa’d dia berkata, “Abu Bakar radhiyallahu ‘anhu tidak pernah melirik ketika dalam shalat.” (Fadhail Ash Shahabat I/208, Imam Ahmad)

Mujahis menuturkan, “Keadaan Ibnu Az Zubair ketika dia berdiri menunaikan shalat, seperti sebuah kayu yang kokoh (tidak bergerak).” Dikisahkan pula bahwa Abu Bakar pun seperti itu ketika shalat. Abdurrazaq berkata, “Penduduk Mekah menuturkan bahwa Ibnu Zubair mencontohshalat dari Abu Bakar, dan Abu Bakar mencontohnya dari Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam.” (Fadhail Ash Shahabat I/208, Imam Ahmad)

Rabu, 19 Januari 2011

Perbahasan Hukum Wanita Keluar Rumah Pada Waktu Malam


Muqaddimah

Agama Islam menitikberatkan kehormatan dan kedudukan wanita dalam masyarakat. Perkara ini jelas kelihatan pada hukum yang digariskan dalam memartabatkan kaum hawa seperti etika pemakaian, bahagian harta pusaka dan lain-lain. Itulah ajaran suci yang diajarkan kepada umatnya setelah golongan wanita ditindas dan diabaikan sebelum kedatangan Islam.

Perbahasan Isu

Dewasa kini, kita mendengar banyak kejadian yang tidak diingini berlaku kepada kaum wanita seperti rogol, cabul, ragut dan sebagainya. Bukan sahaja berlaku di Malaysia malah ia juga membarah di negara-negara membangun lain. Tambahan pula, keselamatan kaum wanita ini sangat terjejas apabila mereka berada di waktu malam, kawasan merbahaya dan tidak selamat.

Para ulama' telah membincangkan perkara ini dengan mengambil sandaran ayat Al-Quran dan hadith Nabi S.A.W. Di dalam keduanya banyak menyebutkan tentang etika dan peraturan khusus yang ditujukan kepada kaum wanita. Perbincangan ini akan membawa perhatian kita kepada dua perkara :

• Hukum wanita keluar daripada rumah • Perlunya mengikut saranan pemimpin dalam suatu kawasan

Pertama : Hukum Wanita Keluar Daripada Rumah

Firman Allah S.W.T. yang bermaksud: " dan hendaklah kamu tetap diam di rumah kamu serta janganlah kamu mendedahkan diri seperti yang dilakukan oleh orang-orang jahiliyah zaman dahulu; dan dirikanlah sembahyang serta berilah zakat; dan taatlah kamu kepada Allah dan RasulNya. Sesungguhnya Allah (perintahkan kamu Dengan semuanya itu) hanyalah kerana hendak menghapuskan perkara-perkara Yang mencemarkan diri kamu - Wahai "AhlulBait" dan hendak membersihkan kamu sebersih-bersihnya (dari Segala perkara Yang keji)". (Surah Al-Ahzab ayat 33)

Dalam ayat di atas, Allah S.W.T memerintahkan kepada para isteri Rasulullah S.A.W. supaya sentiasa tetap berada di dalam rumah. Arahan yang ditujukan ini merupakan saranan umum yang bersifat wajib ke atas keseluruhan kaum muslimat sehingga hari kiamat seperti yang disebutkan oleh mufassirin seperti Imam Ibnu Kathir, Imam Al-Qurthubi dan lain-lain. Ini jelas kelihatan pada potongan ayat yang ertinya : dan hendaklah kamu tetap diam di rumah kamu..

Imam Ibnu Kathir berkata dalam menafsirkan ayat ini : (Iaitu lazimilah rumah-rumah kamu dan janganlah keluar melainkan kerana adanya hajat. Antara hajat yang dibenarkan di sisi syara' ialah solat di masjid dengan beberapa syarat, seperti sabda Nabi S.A.W. :

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لَا تَمْنَعُوا إِمَاءَ اللَّهِ مَسَاجِدَ اللَّهِ وَلَكِنْ لِيَخْرُجْنَ وَهُنَّ تَفِلَاتٌ

Maksudnya : Dari Abu Hurairah bahwasanya Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Janganlah kalian menghalangi kaum wanita itu pergi ke masjid masjid Allah, akan tetapi hendaklah mereka itu pergi tanpa memakai wangi-wangian." (Hadith ke-478 Riwayat Imam Abu Daud)

; dan di dalam riwayat lain dengan tambahan lafaz : وبيوتهن خير لهن

Jika diperhatikan dalam hadith di atas, antara syarat atau ikatan yang dikenakan kepada kaum wanita yang pergi ke masjid menunaikan solat ialah tidak memakai wangi-wangian, dan dalam sebahagian riwayat pula menyebutkan bahawa solat di rumah mereka adalah lebih baik daripada mengerjakannya di masjid. Sabda Nabi S.A.W. :

عَنْ عَبْدِ اللَّهِ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ صَلَاةُ الْمَرْأَةِ فِي بَيْتِهَا أَفْضَلُ مِنْ صَلَاتِهَا فِي حُجْرَتِهَا وَصَلَاتُهَا فِي مَخْدَعِهَا أَفْضَلُ مِنْ صَلَاتِهَا فِي بَيْتِهَا

Maksudnya : Dari Abdullah dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, beliau bersabda: "Shalat seorang wanita di rumahnya lebih utama baginya daripada shalatnya di kamarnya, dan shalat seorang wanita di rumahnya yang kecil lebih utama baginya daripada di rumahnya." (Hadith ke-483 riwayat Imam Abu Daud)

Walaupun perihal hadith menceritakan keadaan wanita yang ingin bersolat di masjid namun bagaimana pula dengan keperluan lain yang mendesak untuk keluar daripada rumah dengan keperluan tersebut rendah keutamaanya berbanding solat. Hal ini kerana keluarnya seorang wanita itu daripada rumahnya merupakan salah satu peluang kepada syaitan untuk menghasut manusia. Sabda nabi S.A.W. :

عَنْ عَبْدِ اللَّهِ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ الْمَرْأَةُ عَوْرَةٌ فَإِذَا خَرَجَتْ اسْتَشْرَفَهَا الشَّيْطَانُ قَالَ أَبُو عِيسَى هَذَا حَدِيثٌ حَسَنٌ غَرِيبٌ

Maksudnya : Dari Abdullah dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Wanita itu adalah aurat. Jika dia keluar maka setan akan memperindahnya di mata laki-laki." Abu Isa berkata; "Ini merupakan hadits hasan gharib." (Hadith ke-1093 riwayat Imam At-Tirmidzi)

Jika seorang wanita itu memang berhajat untuk keluar kerana suatu keperluan, maka Islam menetapkan syarat supaya tidak memperhiaskan diri mereka dengan perkara yang akan menimbulkan fitnah seperti yang telah dilakukan oleh masyarakat jahiliyah terdahulu. Firman Allah S.W.T. yang ertinya : janganlah kamu mendedahkan diri seperti yang dilakukan oleh orang-orang jahiliyah zaman dahulu…

Maksud perhiasan orang-orang jahiliyah ialah : mendedahkan aurat atau memakai perhiasana yang boleh menarik perhatian lelaki kepadanya walaupun dalam keadaan dia menutup aurat.

Kesimpulan : Berdasarkan kepada nas Al-Quran dan hadith di atas, para wanita muslimah tidak digalakkan untuk keluar daripada rumah mereka, sehinggakan Islam menetapkan peraturan kepada mereka yang ingin keluar walaupun menunaikan solat di masjid. Suruhan supaya sentiasa berada di rumah ini tidak menetapkan waktu samada siang atau malam, apatah lagi jika berada di tempat yang berbahaya walaupun pada waktu siang. Tetapi mereka dibolehkan untuk keluar daripada rumah dengan suatu keperluan (hajat) seperti ke tempat pengajian, ke masjid dan sebagainya dengan mengikut ketetapan Islam dan peraturan daripada pimpinan suatu tempat. Selain itu, mereka juga digalakkan agar tidak keluar bersendirian demi memastikan perkara yang tidak diingini berlaku.

Kedua : Perlunya Mengikut Saranan Pemimpin Dalam Suatu Kawasan

Firman Allah S.W.T. yang bermaksud: "Wahai orang-orang Yang beriman, Taatlah kamu kepada Allah dan Taatlah kamu kepada Rasulullah dan kepada "Ulil-Amri" (orang-orang Yang berkuasa) dari kalangan kamu. kemudian jika kamu berbantah-bantah (berselisihan) Dalam sesuatu perkara, maka hendaklah kamu mengembalikannya kepada (Kitab) Allah (Al-Quran) dan (Sunnah) RasulNya - jika kamu benar beriman kepada Allah dan hari akhirat. Yang demikian adalah lebih baik (bagi kamu), dan lebih elok pula kesudahannya. (Surah An-Nisaa' ayat 59).

Sabda Nabi S.A.W. :

عَنْ يَحْيَى بْنِ حُصَيْنٍ عَنْ جَدَّتِهِ أُمِّ الْحُصَيْنِ قَالَ سَمِعْتُهَا تَقُولُ حَجَجْتُ مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ حَجَّةَ الْوَدَاعِ قَالَتْ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَوْلًا كَثِيرًا ثُمَّ سَمِعْتُهُ يَقُولُ إِنْ أُمِّرَ عَلَيْكُمْ عَبْدٌ مُجَدَّعٌ حَسِبْتُهَا قَالَتْ أَسْوَدُ يَقُودُكُمْ بِكِتَابِ اللَّهِ فَاسْمَعُوا لَهُ وَأَطِيعُوا

Maksudnya : Dari Yahya bin Hushain dari neneknya Ummu Al Hushain dia (Yahya bin Hushain) berkata, "Saya mendengarnya (nenek) berkata: "Saya pernah melaksanakan haji Wada' bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam." Ummu Hushain berkata: "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berwasiat dengan wasiat yang banyak sekali, kemudian saya mendengar baginda bersabda: "Seandainya kalian dipimpin oleh seorang hamba (budak) yang pesek -namun saya mengira dia (nenek) berkata; hitam- dengan kitabullah, maka dengarkan dan taatilah dia." (Hadith ke- 3422 riwayat Imam Muslim).

Sejak dahulu lagi, kita melihat bahawa kaum wanita merupakan sasaran kaum lelaki yang merupakan punca kepada berlakunya gejala sosial. Semua ini berlaku kerana mereka tidak mengamalkan apa yang telah diperintahkan oleh Allah S.W.T., rasulNya, dan para pemimpin di suatu kawasan yang menjadikan Al-Quran dan As-Sunnah sebagai sumber hukum. Suruhan mentaati pemimpin ini jelas kelihatan pada ayat Al-Quran dan hadith di atas, maka perkara ini akan mejadi wajib kepada orang bawahan pimpinan ini.

Melihat kepada berlakunya situasi berleluasanya kaum wanita keluar daripada rumah kerana ingin menunaikan keperluan masing-masing, Islam telah menggariskan beberapa panduan kepada mereka agar sentiasa berada dalam keadaan selamat. Antaranya ialah :

1. Menutup Aurat, firman Allah S.W.T. yang bermaksud: "Wahai Nabi, suruhlah isteri-isterimu dan anak-anak perempuanmu serta perempuan-perempuan Yang beriman, supaya melabuhkan pakaiannya bagi menutup seluruh tubuhnya (semasa mereka keluar); cara Yang demikian lebih sesuai untuk mereka dikenal (sebagai perempuan Yang baik-baik) maka Dengan itu mereka tidak diganggu. dan (ingatlah) Allah adalah Maha Pengampun, lagi Maha Mengasihani. (Surah Al-Ahzaab ayat 59)

2. Tidak berhias-hias kerana ia boleh menarik perhatian dan mengundang dosa, sabda Nabi S.A.W. :


عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ مَا رَأَيْتُ شَيْئًا أَشْبَهَ بِاللَّمَمِ مِمَّا قَالَ أَبُو هُرَيْرَةَ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ اللَّهَ كَتَبَ عَلَى ابْنِ آدَمَ حَظَّهُ مِنْ الزِّنَا أَدْرَكَ ذَلِكَ لَا مَحَالَةَ فَزِنَا الْعَيْنِ النَّظَرُ وَزِنَا اللِّسَانِ الْمَنْطِقُ وَالنَّفْسُ تَمَنَّى وَتَشْتَهِي وَالْفَرْجُ يُصَدِّقُ ذَلِكَ كُلَّهُ وَيُكَذِّبُهُ

Maksudnya : Dari Ibnu Abbas dia berkata; "Saya tidak berpendapat tentang sesuatu yang paling dekat dengan makna Al lamam (dosa-dosa kecil) selain dari apa yang telah dikatakan oleh Abu Hurairah dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam: "Sesungguhnya Allah telah menetapkan pada setiap anak cucu Adam bahagiannya dari perbuatan zina yang pasti terjadi dan tidak mungkin dihindari, maka zinanya mata adalah melihat sedangkan zinanya lisan adalah ucapan, zinanya nafsu keinginan dan berangan-angan, dan kemaluanlah sebagai pembenar semuanya atau tidak." (Hadith ke-5774 riwayat Imam Bukhari).

عَنْ زَيْنَبَ امْرَأَةِ عَبْدِ اللَّهِ قَالَتْ قَالَ لَنَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا شَهِدَتْ إِحْدَاكُنَّ الْمَسْجِدَ فَلَا تَمَسَّ طِيبًا


Maksudnya : Dari Zainab, istri Abdullah dia berkata: "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda kepada kami: "Apabila salah seorang dari kalian kaum wanita hendak menghadiri shalat di masjid maka janganlah kalian memakai wangi-wangian'." (Hadith ke-674 riwayat Imam Muslim)

Jika memakai wangian ketika hendak keluar ke masijid pun tidak dibenarkan, apatah lagi keluar kerana keperluan selain solat.

3. Menjaga Pandangan, firman Allah S.W.T. yang berkmaksud: "dan Katakanlah kepada perempuan-perempuan Yang beriman supaya menyekat pandangan mereka (daripada memandang Yang haram), dan memelihara kehormatan mereka; dan janganlah mereka memperlihatkan perhiasan tubuh mereka kecuali Yang zahir daripadanya; dan hendaklah mereka menutup belahan leher bajunya dengan tudung kepala mereka… (Surah An-Nisaa' ayat 31)

Kesimpulan : Islam menggariskan ketetapan dalam menjaga kehormatan wanita dengan berpandukan Al-Quran, As-Sunnah dan arahan pimpinan yang bukan pada perkara maksiat. Maka, segala peraturan yang telah ditetapkan berdasarkan sumber di atas perlulah diikuti dan diambil perhatian. Hal ini kerana kesemua peraturan dan etika yang telah disusun ini akan mendatangkan kebaikan kepada umat Islam.

Rujukan :

1. Al-Quran Al-Kariim.
2. Shahih Al-Bukhari karangan Muhammad Ibn Ismail Ibn Ibrahim Ibn al-Mughirah Ibn Bardizbah al-Bukhari.
3. Shahih Muslim karangan Abul Husayn Muslim ibn al-Hajjaj Qushayri al-Nisaburi.
4. Jami' At-Tirmidzi karangan Abu Isa Muhammad bin Isa bin Surah Al-Tirmidzi.
5. Sunan Abu Daud karangan Abu Da'ud Sulayman ibn Ash`ath al-Azadi al-Sijistani.
6. Tafsir Al-Quran Al-'Adzhim karangan Imam Al-Hafiz Ibnu Kathir.
7. Al-Jami' Li Ahkam Al-Quran karangan Imam Abu Abdullah Muhammad bin Ahmad Al-Ansori Al-Qurthubi.

Kedudukan Wanita dalam Islam


Wanita di Masa Jahiliyah

Wanita di masa jahiliyah (sebelum diutusnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam) pada umumnya tertindas dan terkungkung khususnya di lingkungan bangsa Arab, tetapi tidak menutup kemungkinan fenomena ini menimpa di seluruh belahan dunia. Bentuk penindasan ini di mulia sejak kelahiran sang bayi, aib besar bagi sang ayah bila memiliki anak perempuan. Sebagian mereka tega menguburnya hidup-hidup dan ada yang membiarkan hidup tetapi dalam keadaan rendah dan hina bahkan dijadikan sebagai harta warisan dan bukan termasuk ahli waris. Allah subhanahu wata’ala berfirman (artinya):

“Dan apabila seorang dari mereka diberi khabar dengan kelahiran anak perempuan, merah padamlah mukanya dan dia sangat marah. Ia menyembunyikan dirinya dari orang banyak, disebabkan buruknya berita yang disampaikan kepadanya. Apakah dia memeliharanya dengan menanggung kehinaan ataukah akan menguburkannya ke dalam tanah (hidup-hidup)? Ketahuilah. Alangkah buruknya apa yang mereka tetapkan itu.” (An Nahl: 58-59)

Islam Menjunjung Martabat Wanita

Dienul Islam sebagai rahmatal lil’alamin, menghapus seluruh bentuk kezhaliman-kezhaliman yang menimpa kaum wanita dan mengangkat derajatnya sebagai martabat manusiawi. Timbangan kemulian dan ketinggian martabat di sisi Allah subhanahu wata’ala adalah takwa, sebagaiman yang terkandung dalam Q.S Al Hujurat: 33). Lebih dari itu Allah subhanahu wata’ala menegaskan dalam firman-Nya yang lain (artinya):

“Barangsiapa yang mengerjakan amalan shalih, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan akan kami beri balasan pula kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.” (An Nahl: 97)

Ambisi Musuh-Musuh Islam untuk Merampas Kehormatan Wanita

Dalih emansipasi atau kesamarataan posisi dan tanggung jawab antara pria dan wanita telah semarak di panggung modernisasi dewasa ini. Sebagai peluang dan jembatan emas buat musuh-musuh Islam dari kaum feminis dan aktivis perempuan anti Islam untuk menyebarkan opini-opini sesat. “Pemberdayaan perempuan”, “kesetaraan gender”, “kungkungan budaya patriarkhi” adalah sebagai propaganda yang tiada henti dijejalkan di benak-benak wanita Islam. Dikesankan wanita-wanita muslimah yang menjaga kehormatannya dan kesuciannya dengan tinggal di rumah adalah wanita-wanita pengangguran dan terbelakang. Menutup aurat dengan jilbab atau kerudung atau menegakkan hijab (pembatas) kepada yang bukan mahramnya, direklamekan sebagai tindakan jumud (kaku) dan penghambat kemajuan budaya. Sehingga teropinikan wanita muslimah itu tak lebih dari sekedar calon ibu rumah tangga yang tahunya hanya dapur, sumur, dan kasur. Oleh karena itu agar wanita bisa maju, harus direposisi ke ruang rubrik yang seluas-luasnya untuk bebas berkarya, berkomunikasi dan berinteraksi dengan cara apapun seperti halnya kaum lelaki di masa moderen dewasa ini.

Ketahuilah wahai muslimah! Suara-suara sumbang yang penuh kamuflase dari musuh-musuh Allah subhanahu wata’ala itu merupakan kepanjangan lidah dari syaithan. Allah subhanahu wata’ala berfirman (artinya):

“Hai anak Adam, janganlah sekali-kali kamu dapat ditipu oleh syaithan sebagaimana ia telah mengeluarkan kedua ibu bapak kalian dari jannah, ia menanggalkan dari kedua pakaiannya untuk memperlihatkan kepada keduanya auratnya.” (Al A’raf: 27)

Peran Wanita dalam Rumah Tangga

Telah termaktub dalam Al Qur’an sebagai petunjuk bagi umat manusia yang datang dari Rabbull Alamin Allah Yang Maha Memilki Hikmah:

“Dan tetaplah kalian (kaum wanita) tinggal di rumah-rumah kalian.” (Al Ahzab: 33)

Maha benar Allah subhanahu wata’ala dalam segala firman-Nya, posisi wanita sebagai sang istri atau ibu rumah tangga memilki arti yang sangat urgen, bahkan dia merupakan salah satu tiang penegak kehidupan keluarga dan termasuk pemeran utama dalam mencetak “tokoh-tokoh besar”. Sehingga tepat sekali ungkapan: “Dibalik setipa orang besar ada seorang wanita yang mengasuh dan mendidiknya.”

Asy Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin rahimahullah berkta: “Perbaikan masyarakat dapat dilakukan dengan dua cara:

Pertama: perbaikan secara dhahir, di pasar-pasar, di masjid-masjid dan selainnya dari perkara-perkara dhahir. Ini didominasi oleh lelaki karena merekalah yang bisa tampil di depan umum.

Kedua: perbaikan masyarakat dilakukan yang di rumah-rumah, secara umum hal ini merupakan tanggung jawab kaum wanita. Karena merekalah yang sangat berperan sebagai pengatur dalam rumahnya. Sebagaiman Allah subhanahu wata’ala berfirman (artinya):

“Tetaplah kalian tinggal di dalam rumah-rumah kalian dan janganlah bertabarruj (berpenampilan) sebagaimana penampilannya orang-orang jahiliyah yang pertama. Tegakkanlah shalat, tunaikan zakat, dan taatlah kepada Allah dan Rasul-Nya. Allah hanyalah berkehendak untuk menghilangkan dosa-dosa kalian wahai Ahlul bait dan mensucikan kalian dengan sebersih-bersihnya.” (Al Ahzab: 33)

Kami yakin setelah ini, tidaklah salah bila kami katakan perbaikan setengah masyarakat itu atau bahkan mayoritas tergantung kepada wanita dikarenakan dua sebab:

1. Kaum wanita jumlahnya sama dengan kaum laki-laki bahkan lebih banyak, yakni keturunan Adam mayoritasnya wanita sebagamana hal ini ditunjukkan oleh As Sunnah An Nabawiyah. Akan tetapi hal itu tentunya berbeda antara satu negeri dengan negeri lain, satu jaman dengan jaman lain. Terkadang di suatu negeri jumlah kaum wanita lebih dominan dari pada jumlah lelaki atau sebaliknya… Apapun keadaannya wanita memiliki peran yang sangat besar dalam memperbaiki masyarakat.

2. Tumbuh dan berkembangnya satu generasi pada awalnya berada dibawah asuhan wanita. Atas dasar ini sangat jelaslah bahwa tentang kewajiban wanita dalam memperbaiki masyarakat.
(Daurul Mar’ah Fi Ishlahil Mujtama’)


Pekerjaan Wanita di dalam Rumah

Beberapa pekerjaan wanita yang bisa dilakukan di dalam rumah:

1. Beribadah kepada Allah subhanahu wata’ala. Tinggalnya ia di dalam rumah merupakan alternatif terbaik karena memang itu perintah dari Allah subhanahu wata’ala dan dapat beribadah dengan tenang. Allah subhanahu wata’ala berfirman (artinya):

“Tetaplah kalian tinggal di dalam rumah-rumah kalian dan janganlah bertabarruj sebagaimana tabarrujnya orang-orang jahiliyah yang pertama. Tegakkanlah shalat, tunaikan zakat, dan taatlah kepada Allah dan Rasul-Nya.” (Al Ahzab: 33)

2. Wanita berperan memberikan sakan (ketenangan/keharmonisan) bagi suami. Namun tidak akan terwujud kecuali ia melakukan beberapa hal berikut ini:

- Taat sempurna kepada suaminya dalam perkara yang bukan maksiat bahkan lebih utama daripada melakukan ibadah-ibdah sunnah. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

لاَ يَحِلُّ لِلْمَرْأَةِ أَنْ تَصُوْمَ وَزَوْجُهَا شَاهِدٌ إِلاَّ بِإِذْنِهِ

“Tidak boleh seorang wanita puasa (sunnah) sementara suaminya ada di tempat kecuali setelah mendapat izin suaminya.” (Muttafaqun ‘alaihi)

Al Hafidz Ibnu Hajar berkata: “Hadits ini menunjukkan lebih ditekankan kepada istri untuk memenuhi hak suami daripada mengerjakan kebajikan yang hukumnya sunnah. Karena hak suami itu wajib sementara menunaikan kewajiban lebih didahulukan daripada menunaikan perkara yang sunnah.’ (Fathul Bari 9/356)

- Menjaga rahasia suami dan kehormatannya dan juga menjaga kehormatan ia sendiri disaat suaminya tidak ada di tempat. Sehingga menumbuhkan kepercayaan suami secara penuh terhadapnya.

- Menjaga harta suami. Rasulullah bersabda:

خَيْرُ نِسَاءٍ رَكِبْنَ الإِبِلَ صَالِحُ نِسَاءِ قُرَيْشٍ : أَحْنَاهُ عَلَى وَلَدٍ فِي صِغَرِهِ، وَأَرْعَاهُ عَلَى زَوْجٍ فِي ذَاتِ يَدِهِ

“Sebaik-baik wanita penunggang unta, adalah wanita yang baik dari kalangan quraisy yang penuh kasih sayang terhadap anaknya dan sangat menjaga apa yang dimiliki oleh suami.” (Muttafaqun ‘alaihi)

- Mengatur kondisi rumah tangga yang rapi, bersih dan sehat sehingga tampak menyejukkan pandangan dan membuat betah penghuni rumah.

3. Mendidik anak yang merupakan salah satu tugas yang termulia untuk mempersiapkan sebuah generasi yang handal dan diridhai oleh Allah subhanahu wata’ala.

Adab Keluar Rumah

Allah subhanahu wata’ala Yang Maha Mengetahui tentang maslahat (kebaikan) hambanya di dunia maupun diakhirat yaitu kewajiban wanita untuk tetap tinggal di rumah. Namun bila ada kepentingan, diperbolehkan baginya keluar rumah untuk memenuhi kebutuhannya. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

قَدْ أَذِنَ لَكُنَّ أَنْ تَخْرُجْنَ لِحَوَائِجِكُنَّ

“Allah telah mengijinkan kalian untuk keluar rumah guna menunaikan hajat kalian.” (Muttafaqun ‘alahi)

Namun juga ingat petuah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam yang lainnya:

“Wanita itu adalah aurat maka bila ia keluar rumah syaithan menyambutnya.” (HR. At Tirmidzi, shahih lihat Al Irwa’ no. 273 dan Shahihul Musnad 2/36)

Sehingga wajib baginya ketika hendak keluar harus memperhatikan adab yang telah disyariatkan oleh Allah subhanahu wata’ala dan Rasul-Nya shallallahu ‘alaihi wasallam, yaitu:

a. Memakai jilbab yang syar’i sebagaimana dalam surat Al Ahzab: 59.
b. Atas izin dari suaminya, bila ia sudah menikah.
c. Tidak boleh bersafar kecuali dengan mahramnya. (HR. Muslim no. 1341)
d. Menundukkan pandangan. (An Nur: 31)
e. Berbicara dengan wajar tanpa mendayu-dayu (melembut-lembutkan). (Al Ahzab: 32)
f. Tidak boleh melenggak lenggok ketika berjalan.
g. Hindari memakai wewangian. (Al Jami’ush Shahih: 4/311)
h. Tidak boleh menghentakkan kaki ketika berjalan agar diketahui perhiasannya. (An Nur: 31)
i. Tidak boleh ikhtilath (campur baur) antara lawan jenis. (Lihat Shahih Al Bukhari no. 870)
j. Tidak boleh khalwat (menyepi dengan pria lain yang bukan mahram) (Lihat Shahih Muslim 2/978).

Hukum Wanita Kerja di Luar Rumah

Allah menciptakan bentuk fisik dan tabiat wanita berbeda dengan pria. Kaum pria di berikan kelebihan oleh Allah subhanahu wata’ala baik fisik maupun mental atas kaum wanita sehingga pantas kaum pria sebagai pemimpin atas kaum wanita. Allah subhanahu wata’ala berfirman (artinya):

“Kaum lelaki itu adalah sebagai pemimpin (pelindung) bagi kaum wanita.” (An Nisa’: 35)

Sehingga secara asal nafkah bagi keluarga itu tanggug jawab kaum lelaki. Asy syaikh Ibnu Baaz berkata: “Islam menetapkan masing-masing dari suami istri memiliki kewajiban yang khusus agar keduanya menjalankan perannya, hingga sempurnalah bangunan masyarakat di dalam dan di luar rumah. Suami berkewajiban mencari nafkah dan penghasilan sedangkan istri berkewajiban mendidik anak-anaknya, memberikan kasih sayang, menyusui dan mengasuh mereka serta tugas-tugas lain yang sesuai baginya, mengajar anak-anak perempuan, mengurusi sekolah mereka, dan mengobati mereka serta pekerjaan lain yang khusus bagi kaum wanita. Bila wanita sampai meninggalkan kewajiban dalam rumahnya berarti ia menyia-nyiakan rumah berikut penghuninya. Hal tersebut berdampak terpecahnya keluarga baik hakiki maupun maknawi. (Khatharu Musyarakatil Mar’ah lir Rijal fil Maidanil amal, hal. 5)

Bila kaum wanita tidak ada lagi yang mencukupi dan mencarikan nafkah, boleh baginya keluar rumah untuk bekerja, tentunya ia harus memperhatikan adab-adab keluar rumah sehingga tetap terjaga iffah (kemulian dan kesucian) harga dirinya.

Wanita adalah Sumber Segala Fitnah

Bila wanita sudah keluar batas dari kodratnya karena melanggar hukum-hukum Allah subhanahu wata’ala. Keluar dari rumah bertamengkan slogan bekerja, belajar, dan berkarya. Meski mengharuskan terjadinya khalwat (campur baur dengan laki-laki tanpa hijab), membuka auratnya (tanpa berjilbab), tabarruj (berpenampilan ala jahiliyah), dan mengharuskan komunikasi antar pria dan wanita dengan sebebas-bebasnya. Itulah pertanda api fitnah telah menyala.

Bila fitnah wanita telah menyala, ia merupakan inti dari tersebarnya segala fitnah-fitnah yang lainnya. Allah subhanahu wata’ala berfirman (artinya):

“Dijadikan indah pada (pandangan) manusia untuk condong kepada syahwat, yaitu wanita-wanita, anak-anak dan harta yang banyak … .” (Ali Imran: 14).

Al Hafizh Ibnu Hajar berkata: “Sesunggunya fitnah wanita merupakan fitnah yang terbesar dari selainnya …, karena Allah menjadikan para wanita itu sebagai sumber segala syahwat. Dan Allah meletakkan para wanita (dalam bagian syahwat) pada point pertama (dalam ayat di atas) sebelum yang lainnya, mengisyaratkan bahwa asal dari segala syahwat adalah wanita.” (Nashihati Linnisaa’i: 114)

Bila fitnah wanita itu telah menjalar, maka tiada yang bisa membendung arus kebobrokan dan kerusakan moral manusia. Fenomena negara barat atau negara-negara lainnya yang menyuarakan emansipasi wanita, sebagai bukti kongkrit hasil dari perjuangan mereka yaitu pornoaksi dan pornografi bukan hal yang tabu bahkan malah membudaya, foto-foto telanjang dan menggoda lebih menarik daya beli dan mendongkrak pangsa pasar. Tak lebih harga diri wanita itu seperti budak pemuas syahwat lelaki. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

إِنَّ الدُّنْيَا حُلْوَةٌ خَضْرَةٌ وَإِنَّ اللهَ مُسْتَخْلِفُكُمْ فِيْهَا فَيَنْظُرُ كَيْفَ تَعْمَلُوْنَ فَاتَّقُوا الدُّنْيَا وَ اتَّقُوا النِّسَاءَ فَإنَّ أَوَّلِ فِتْنَةِ بَنِيْ إِسْرَائِيْلَ كَانَتْ فِي النِّسَاءِ

“Sesungguhnya dunia itu manis lagi hijau dan Allah subhanahu wata’ala menjadikan kalian berketurunan di atasnya. Allah melihat apa yang kalian perbuat. Takutlah kepada (fitnah) dunia dan takutlah kepada (fitnah) wanita, karena sesungguhnya awal fitnah yang menimpa Bani Isra’il dari wanitanya.” (HR. Muslim)

Setelah mengetahui hak dan tanggung jawab wanita sedemikian rupa, rapi dan serasi yang diatur oleh Islam, apakah bisa dikatakan sebagai wanita pengangguran atau kuno? sebaliknya, silahkan lihat kenyataan kini dari para wanita karier dibalik label emansipasi atau slogan “Mari maju menyambut modernisasi?” Renungkanlah wahai kaum wanita, bagaimana kedaan suami dan anak-anak kalian setelah kalian tinggalkan tanggung jawab sebagai istri penyejuk hati suami dan penyayang anak-anak?!!!!

Hadits-Hadits Dho’if (Lemah) atau Palsu yang Tersebar di Kalangan Ummat

اُطْلُبُوْا العِلْمَ وَ لَوْ بِالصِّيْنِ

“Tuntutlah Ilmu walau sampai ke negeri Cina.”

Keterangan:

Hadits ini adalah bathil, diriwayatkan oleh Ibnu ‘Adiy, Abu Nu’aim, Al Khotib, Al Baihaqi, dan selain mereka. Hadits ini dikritik oleh para ulama seperti Al Imam Al Bukhori, Ahmad, An Nasa’i, Abu Hatim, Ibnu Hibban, Al Khotib, dan selain dari mereka. Karena didalam perawi-perawi hadits ini lemah (dho’if). (Lihat Adh Dhoi’fah No.416)

Downlaod Gratis







Stories of all the Prophets mentioned in the Qur'an with Qur'anic reference, An Islamic glossary, topic search.

Selasa, 18 Januari 2011

Jaminan Bagi Wanita Sholeha


1. Taat kepada suami dengan penuh kesadaran, maka pahalanya seimbang
...dengan pahala para pembela agama Allah swt, tetapi sedikit sekali dari
kamu sekalian yang mau menjalankannya.

? Seorang wanita shalehah adalah lebih baik daripada 70 orang wali.

2. Sungguh memintakan ampun untuk seorang istri yang berbakti kepada
suaminya yaitu : burung di udara, malaikat dilangit, selama ia
senantiasa dalam keridhaan suaminya.

3. Siapa saja istri yang meninggal dunia sedang suaminya ridha terhadap
kepergiannya, maka ia akan masuk ke surga.

4. Bila seorang suami pulang ke rumah dengan perasaan gelisah dan
istrinya menghiburnya, maka istri mendapatkan 10 pahala jihad.

5. Bila seorang wanita mengerjakan dan menjaga shalatnya, berpuasa pada
bulan Ramadhan, menjaga amanah suaminya dan mentaati suaminya, Allah swt
akan memberikan izin padanya untuk memasuki surga dari pintu mana saja
yang dia sukai.


6. Bila seorang suami memandang istrinya dengan perasan kasih sayang dan
istrinya memandang dengan pandangan kasih sayang, maka Allah swt akan
memandang mereka berdua dengan pandangan rahmat.

7. Bila seorang wanita hamil, shalatnya 2 rakaat adalah lebih baik
daripada 80 rakaat shalatnya wanita yang tidak hamil.

8. Bila seorang wanita tidak dapat tidur pada tengah malam dikarenakan
terganggu oleh anaknya, maka Allah swt akan memberikan pahala kebaikan
membebaskan 20 orang budak.

9. Bila seorang istri mendorong suaminya keluar di jalan Allah swt dan
dia dapat menerima dengan ikhlash segala kesulitan dikarenakan
ketidakberadaan suaminya, maka istri tersebut akan memasuki surga 500
tahun lebih dulu dari suaminya, dan 70.000 malaikat akan menyambutnya
dan ia akan menantikan suaminya di surga.

10. Bila seorang wanita tidak dapat tidur karena sakit dan menyusui
anaknya, maka Allah swt akan mengampuni seluruh dosa-dosanya dan
mendapatkan 12 tahun pahala ibadah.

11. Bila seorang wanita mulai menyiapkan makanan dan memasak dengan
memulai bismillah, maka Allah swt akan memberikan berkah di dalam nafkah
mereka di dalam rumah tersebut.

12. Bila seorang wanita menyapu rumahnya sambil berdzikir, maka Allah swt
akan memberikan pahala menyapu Ka`bah, yang mana melakukan 1 kebaikan di
Masjidil Haram ganjarannya adalah 10.000 kebaikan.

13. Bila seorang wanita hamil sampai melahirkan, maka Allah swt akan
memberikan padanya pahala bagaikan ia selalu berpuasa pada siang hari
dan shalat sepanjang malam selama masa ia hamil itu.

14. Bila seorang wanita hamil ia akan mendapatkan pahala 70 tahun shalat
nafil 70 tahun puasa

15. Bila seorang wanita ketika hendak melahirkan, untuk setiap 1 sakit
yang dideritanya akan mendapatkan pahala para mujahid.

16. Bila seorang wanita maninggal diantara 40 hari setelah melahirkan ia
akan mendapat pahala mati syahid.

17. Bila seorang anak menangis pada malam hari dan ibunya tidak marah tapi
malah membujuknya dengan kasih sayang, maka ia akan mendapatkan pahala 1
tahun ibadah.

18. Jika seorang wanita melahirkan bayinya, maka dosa-dosanya keluar dan
bersih dari dosa tersebut seperti bayi yang dilahirkannya, kuburnya
nanti akan ditempatkan ditaman-taman surga.

19. Allah swt akan memberikan pahala 1000 ibadah haji dan umrah dan 1000
malaikat akan memohonkan ampunan baginya hingga hari kiamat karena ia
telah melahirkan anaknya dengan sabar dan ikhlash.

20. Wanita yang menyusui anaknya, maka setiap tetesan air susu tersebut
akan mendapatkan 1 pahala dan apabila cukup 2 tahun menyusui, maka
malaikat-malaikat di langit akan mengabarkan berita bahwa surga wajib
baginya.

21. Wanita yang menjaga anaknya yang sakit di waktu malam hari pahalanya
seperti membebaskan 20 orang hamba sahaya dan akan mendapat 12 tahun
pahala ibadah bila dia menghibur anaknya.




22. Wanita yang mencuci pakaian suami dan anak-anaknya akan mendapat 1000
kebaikan dan akan diampuni kesalahannya, bahkan segala sesuatu yang
disinari matahari meminta ampun baginya serta Allah swt mengangkat 1000
derjat baginya.

23. Wanita yang paling besar berkahnya bagi suaminya ialah wanita yang
ringan nafkahnya. (H.R Ahmad)

24. Para malaikat akan memohonkan ampunan bagi wanita hamil dan Allah swt
akan menetapkan baginya setiap hari 1000 kebaikan dan 1000 kejelekannya
akan dihapus.

25. Yang paling utama diantara amal kaum wanita adalah taat kepada
suaminya, sesudah itu tidak ada amal yang lebih utama bagi mereka
daripada bertenun / menjahit / menyulam.

Senin, 17 Januari 2011

UMMU FADHL RODHIALLAHU ‘ANHA


Nama beliau adalah Lubabah binti al-Haris bin Huzn bin Bajir bin Hilaliyah. Beliau adalah Lubabah al-Kubra, dikenal dengan kuniyahnya yakni Ummu Fadhl. Ummu Fadhl adalah salah satu dari empat wanita yang dinyatakan keimanannya oleh Rasulullah Sholallahu ‘alaihi wasallam. Keempat wanita tersebut adalah Maimunah, Ummu Fadhl, Asma’ dan Salma.

Adapun Maimunah adalah Ummul Mukminin Rodhiallahu ‘anha saudara kandung dari Ummu Fadhl. Sedangkan Asma’ dan Salma adalah kedua saudari dari jalan ayahnya sebab keduanya adalah putri dari ‘Umais.

Ummu Fadhl Rodhiallahu ‘anha adalah istri dari Abbas, paman Rasulullah Sholallahu ‘alaihi wasallam, dan ibu dari enam orang yang mulia, pandai dan belum ada seorang wanita pun yang melahirkan laki-laki semisal mereka. Mereka adalah Fadhl, Abdullah al-Faqih, Ubaidullah al-Faqih, Ma’bad, Qatsam dan Abdurrahman.

Tentang Ummu Fadhl ini Abdullah bin Yazid berkata,

Tiada seorangpun yang melahirkan orang-­orang yang terkemuka
seperti yang aku lihat sebagaimana enam putra Ummu Fadh
Putra dari dua orang tua yang mulia
Pamannya Nabiyul Musthafa yang mulia
Penutup para Rasul dan sebaik-baik rasul

Ummu Fadhl Rodhiallahu ‘anha masuk Islam sebelum hijrah, beliau adalah wanita pertama yang masuk Islam setelah Khadijah (Ummul Mukminin Rodhiallahu ‘anha) sebagaimana yang ditutur­kan oleh putra beliau Abdullah bin Abbas Rodhiallahu ‘anhu, “Aku dan Ibuku adalah termasuk orang-orang yang tertindas dari wanita dan anak-anak.”

Ummu Fadhl Rodhiallahu ‘anha termasuk wanita yang berkedudukan tinggi dan mulia di kalangan para wanita. Rasulullah Sholallahu ‘alaihi wasallam terkadang mengunjungi beliau dan terkadang tidur siang di rumahnya.

Ummu Fadhl Rodhiallahu ‘anha adalah seorang wanita yang pemberani dan beriman, yang memerangi Abu Lahab si musuh Allah Subhanahu wa Ta’ala dan membunuhnya. Diriwayatkan oleh Ibnu Ishak dari Ikrimah berkata, “Abu Rafi’ budak Rasulullah Sholallahu ‘alaihi wasallam berkata, ‘Aku pernah menjadi budak Abbas, ketika Islam datang maka Abbas masuk Islam disusul oleh Ummu Fadhl, namun Abbas masih disegani terhadap kaumnya.”

Abu Lahab tidak dapat menyertai perang Badar dan mewakilkannya kepada Ash bin Hisyam bin Mughirah, begitulah kebiasaan mereka manakala tidak mengikuti suatu peperangan maka ia mewakilkan kepada orang lain.

Tatkala datang kabar tentang musibah yang menimpa orang-orang Quraisy pada perang Badar yang mana Allah Subhanahu wa Ta’ala telah menghinakan dan merendahkan Abu Lahab, maka sebaliknya kami merasakan adanya kekuatan dan ‘izzah pada diri kami. Aku adalah seorang laki-laki yang lemah, aku bekerja membuat gelas yang aku pahat di bebatuan sekitar zam-zam, demi Allah suatu ketika aku duduk sedangkan di dekatku ada Ummu fadhl yang sedang duduk, sebelumnya kami berjalan, namun tidak ada kebaikan yang sampai kepada kami, tiba-tiba datanglah Abu Lahab dengan berlari kemudian duduk, tatkala dia duduk tiba-tiba orang-­orang berkata, “Ini dia Abu Sufyan bin Harits telah datang dari Badar. Abu Lahab berkata, “Datanglah kemari sungguh aku menanti beritamu.

Kemudian duduklah Abu Jahal dan orang-orang berdiri mengerumuni sekitarnya. Berkatalah Abu Lahab, “Wahai putra saudaraku beritakanlah bagaimana keadaan manusia (dalam perang Badar)?” Abu Sufyan berkata, “Demi Allah tatkala kami menjumpai mereka, tiba-tiba mereka tidak henti-hentinya menyerang pasukan kami, mereka memerangi kami sesuka mereka dan mereka menawan kami sesuka hati mereka. Demi Allah sekalipun demikian tatkala aku menghimpun pasukan, kami melihat ada sekelompok laki-laki yang berkuda hitam putih berada di tengah-tengah manusia, demi Allah mereka tidak menginjak­kan kakinya di tanah.”

Abu Rafi’ berkata, “Aku mengangkat batu yang berada di tanganku, kemudian berkata, ‘Demi Allah itu adalah malaikat. Tiba-tiba Abu Lahab mengepalkan tangannya dan memukul aku dengan pukulan yang keras, maka aku telah membuatnya marah, kemudian dia menarikku dan membantingku ke tanah, selanjutnya dia dudukkan aku dan memukuliku sedangkan aku adalah laki­-laki yang lemah. Tiba-tiba berdirilah Ummu Fadhl Rodhiallahu ‘anha mengambil sebuah tiang dari batu kemudian beliau pukulkan dengan keras mengenai kepala Abu Lahab sehingga melukainya dengan parah. Ummu Fadhl Rodhiallahu ‘anha berkata, ‘Saya telah melemahkannya sehingga jatuhlah kredibilitasnya.’

Kemudian bangunlah Abu Lahab dalam keadaan terhina, Demi Allah ia tidak hidup setelah itu melainkan hanya tujuh malam hingga Allah Subhanahu wa Ta’ala menimpakan kepadanya penyakit bisul yang menyebabkan kema­tiannya.”

Begitulah perlakuan seorang wanita mukminah yang pemberani terhadap musuh Allah Subhanahu wa Ta’ala sehingga menjadi gugurlah kesombongannya dan merosotlah kehor­matannya karena ternoda. Alangkah bangganya sejarah Islam yang telah mencatat Ummu Fadhl Rodhiallahu ‘anha sebagai teladan bagi para wanita yang dibina oleh Islam.

Ibnu Sa’d menyebutkan di dalam ath-­Thabaqat al-Kubra bahwa Ummu Fadhl Rodhiallahu ‘anha suatu hari bermimpi dengan suatu mimpi yang menakjubkan, sehingga ia bersegera untuk mengadukannya kepada Rasulullah Sholallahu ‘alaihi wasallam, ia berkata, “Wahai Rasulullah saya bermimpi seolah-olah sebagian dari anggota tubuhmu berada di rumahku.” Rasulullah Sholallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

“Mimpimu bagus, kelak Fatimah melahirkan seorang anak laki-laki yang nanti akan engkau susui dengan susu yang engkau berikan buat anakmu (Qatsam).”

Ummu Fadhl Rodhiallahu ‘anha keluar dengan mem­bawa kegembiraan karena berita tersebut, dan tidak berselang lama Fatimah Rodhiallahu ‘anha melahirkan Hasan bin Ali Rodhiallahu ‘anhu yang kemu­dian diasuh oleh Ummu Fadhl Rodhiallahu ‘anha.

Ummu Fadhl Rodhiallahu ‘anha berkata, “Suata ketika aku mendatangi Rasulullah Sholallahu ‘alaihi wasallam, dengan membawa bayi tersebut maka Rasulullah Sholallahu ‘alaihi wasallam segera menggendong dan mencium bayi tersebut, namun tiba-tiba bayi tersebut mengencingi Rasulullah Sholallahu ‘alaihi wasallam, lalu beliau bersabda, “Wahai Ummu Fadhl peganglah anak ini karena dia telah mengencingiku.”

Ummu Fadhl Rodhiallahu ‘anha berkata, “Maka aku ambil bayi tersebut dan aku cubit sehingga dia menangis, aku berkata, “Engkau telah menyusahkan Rasulullah karena engkau telah mengencinginya.” Tatkala melihat bayi tersebut menangis Rasulullah Sholallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Wahai Ummu Fadhl justru engkau yang menyusahkanku karena telah membuat anakku menangis.” Kemudian Rasulullah Sholallahu ‘alaihi wasallam meminta air lalu beliau percikkan ke tempat yang terkena air kencing kemudian bersabda,

“Jika bayi laki-laki maka percikilah dengan air, akan tetapi apabila bayi wanita maka cucilah.”

Di antara peristiwa yang mengesankan Lubabah binti al-Haris Rodhiallahu ‘anha adalah tatkala banyak orang bertanya kepada beliau ketika hari Arafah apakah Rasulullah Sholallahu ‘alaihi wasallam shaum ataukah tidak? Maka dengan kebijakan­nya, beliau menghilangkan problem yang menimpa kaum muslimin dengan cara beliau memanggil salah seorang anaknya kemudian menyuruhnya untuk mengirim­kan segelas susu kepada Rasulullah Sholallahu ‘alaihi wasallam tatkala beliau berada di Arafah, kemudian tatkala dia menemukan Rasulullah Sholallahu ‘alaihi wasallam dengan dilihat oleh semua orang beliau menerima segelas susu tersebut kemudian meminumnya.

Di sisi yang lain Ummu Fadhl Rodhiallahu ‘anha mempelajari Hadits asy-Syarif dari Rasulullah Sholallahu ‘alaihi wasallam dan beliau meriwayatkan sebanyak tiga puluh hadits. Adapun yang meriwayatkan dari beliau adalah sang putra beliau Abdulllah bin Abbas Rodhiallahu ‘anhu, Tamam yakni budaknya, Anas bin Malik, dan lainnya.

Kemudian wafatlah Ummu Fadhl Rodhiallahu ‘anha pada masa khalifah Ustman bin Affan Rodhiallahu ‘anhu setelah meninggalkan kepada kita contoh yang baik yang patut ditiru sebagai ibu yang shalihah yang melahirkan tokoh semisal Abdullah bin Abbas Rodhiallahu ‘anhu; kyai umat ini dan Turjumanul Qur’an (yang ahli dalam hal tafsir al-Qur’an), Begitu pula telah mem­berikan contoh terbaik bagi kita dalam hal kepahlawanan yang memancar dari akidah yang benar yang muncul darinya keberanian yang mampu menjatuhkan musuh Allah Subhanahu wa Ta’ala yang paling keras permusuhannya.

Sumber : Mengenal Shahabiah Nabi karya Mahmud Mahdi al-Istanbuly

Surat Terbuka Lauren Booth, Ipar Tonny Blair: Mengapa Saya Memilih Islam?



LONDON--Belum sebulan menjadi mualaf, ipar mantan perdana menteri Inggris Tony Blair, Lauren Booth, kembali menjadi bahan berita. Kali ini ia disebut menganut Islam syiah garis keras. Tudingan itu, dilatari perjalanannya ke Iran yang mengantarkannya menjadi Muslim.

Publikasi lain menyebut, ia menjadi Muslim hanya demi mencari popularitas. "Ia ingin diperhatikan," demikian sebagian orang mengomentari.

Alih-alih menanggapi semua tudingan, ia malah membuat surat terbuka tentang rasa syukurnya menjadi seorang Muslim. Suratnya itu dimuat di harian Daily Mail edisi awal pekan ini. Berikut ini petikannya:


Ditanya mengenai penjelasan singkat tentang bagaimana saya -- seorang jurnalis, orang tua tunggal yang juga wanita karier, bekerja di media Barat -- memilih agama ini, saya selalu menjelaskan tentang pengalaman spiritual paling intens di sebuah masjid di Iran sebulan lalu.

Tetapi, hal ini membawa saya menengok ke belakang, pada Januari 2005, ketika saya datang seorang diri ke Tepi Barat untuk meliput pemilu di sana yang nantinya diterbitkan di The Mail edisi Minggu. Asal Anda tahu, sebelum pergi ke sana, saya belum pernah menghabiskan waktu dengan seseorang berdarah Arab, atau seseorang beragama Islam.

Seluruh pengalaman mungkin akan sangat mengejutkan, namun bukan untuk alasan yang mungkin saya harapkan. Sangat banyak informasi yang kita tahu tentang orang-orang yang mengikuti ajaran Nabi Muhammad, walau belakangan saya sadari banyak yang bias.

Intinya, saya tetap terbang ke Timur Tengah, dengan beragam pikiran berkecamuk di kepala saya: ekstremis radikal, kaum fanatik, kawin paksa, bom bunuh diri, dan jihad. Tak banyak brosur perjalanan yang saya bawa.

Pertama menginjakkan kaki, saya datang tanpa mantel, karena otoritas bandara Israel menahan kopor saya. Saat berjalan di Ramallah, saya menggigil, sebelum kemudian seorang wanita tua mencengkeram tangan saya.

Berbicara tak jelas dalam bahasa Arab yang cepat, ia membawa saya masuk ke dalam rumah di sisi jalan. Oh, apakah saya tengah diculik oleh seorang teroris? Saya masih bingung dan bertanya-tanya, ketika ia membuka lemari pakaian dan menarik sebuah mantel, topi, dan scarf.

Saya keluar dari rumah itu dengan mengenakan mantel, topi, dan scaft pemberiannya. Ciuman wanita tua itu mengantarkan kehangatan pada perjalanan saya. Kami tak saling bertukar kata.

Kejadian itu sangat sulit saya lupakan. Dalam wujud yang berbeda, kehangatan yang sama saya dapatkan ratusan kali. Hal yang sungguh tak saya dapatkan dalam apapun yang telah saya baca sebelumnya, atau terlihat di artikel manapun.

Sejak itu, saya setidaknya beberapa kali pergi ke sana selama tiga tahun. Pertama kali saya pergi untuk urusan kerjaan, maka kali lain saya pergi untuk alasan yang berbeda: bergabung dengan relawan pembawa bantuan dan grup pro-Palestina. Saya merasa tertantang oleh kesulitan yang dialami Palestina. Penting untuk diingat, ada umat Kristen di Tanah Suci ini yang telah tinggal selama 2.000 tahun dan bahwa mereka juga menderita di bawah pendudukan ilegal Israel.

Secara bertahap saya menemukan ekspresi seperti 'Masya Allah!' dan 'Alhamdullilah!' (mirip dengan 'Haleluya'), dan itu mulai masuk dalam percakapan sehari-hari saya. Ini adalah seruan gembira yang berasal dari 100 nama Tuhan (maksudnya mungkin 99, red), atau Allah.

Dari semula saya selalu gugup bila berada di dekat kelompok Muslim, kini saya malah mencoba untuk mendekati mereka. Sebuah tantangan bisa ada di dekat kaum terpelajar, yang lebih di atas semua itu, adalah sangat ramah dan murah hati.

Sejak itu, saya tak ragu lagi untuk memulai perubahan pemahaman politik, bahwa sesungguhnya warga Palestina adalah sebuah keluarga yang hangat ketimbang tersangka teror, dan kaum Muslim adalah sebuah komunitas ketimbang serangkaian "Collateral Damage".

(OK, saya hentikan di sini dulu, karena saya harus shalat selama 10 menit. Sekarang pukul 01.30 PM. Ada lima kali waktu berdoa dalam Islam tiap hari, sepanjang tahun sejak terbit matahari hingga malam hari).

Bagaimana tentang perjalanan spiritual? Itu tak pernah terjadi pada saya. Meskupun, saya suka berdoa dan sejak kecil sudah mendengar cerita tentang Yesus dan para nabi sebelumnya. Saya dibesarkan dalam keluarga yang sangat sekuler.

Mungkin apresiasi saya atas budaya Islam, terutama pada perempuan Muslim, yang menarik saya untuk mengapresiasi Islam. Perempuan Islam yang saya lihat di Inggris adalah yang menutup seluruh tubuhnya dari kepala hingga ujung kaki, kadang berjalan di belakang suami mereka, dengan anak-anak berbaju panjang di sekitar mereka.

Ini sungguh kontras dengan kondisi wanita profesional Eropa yang umumnya sangat memperhatikan penampilannya. Saya, misalnya, sangat bangga dengan rambut pirang saya, dan ya, belahan dada saya. Ini seolah menjadi "jualan" utama kami.

Saat bekerja di dunia broadcast televisi, betapa hal itu makin jelas terasa: presenter wanita menghabiskan waktu hingga satu jam untuk merias wajah dan penampilan mereka, hanya untuk membahas satu topik "serius" yang memakan waktu tak lebih dari 15 menit. Apakah ini sebagian bentuk liber-ation? Saya mulai bertanya-tanya seberapa banyak penghormatan bagi gadis-gadis dan perempuan dalam masyarakat "bebas" kita.

Pada tahun 2007 saya pergi ke Libanon. Saya menghabiskan waktu empat hari bersama para mahasiswi di sana, sebagian dari mereka mengenakan cadar. Mereka tetap tampak menawan, mandiri, dan bebas berpendapat. Mereka semua bukan gadis yang pemalu, atau mereka akan segera dipaksa untuk menikah, seperti yang sering kita dengar di Barat.

Suatu waktu mereka menemani saya mewawancarai seorang syekh yang disebut-sebut dekat dengan milisi Hizbullah. Saya sangat terkejut ketika melihat bagaimana syekh itu memperlakukan pada gadis yang menemani saya ini. Saat Syekh Nabil yang mengenakan surban dan jubah cokelat berbicara tentang topik yang "menantang" -- tentang pertukaran tawanan -- mereka tergelitik untuk angkat bicara. Mereka bebas bertanya dan menyatakan apapun, termasuk angkat tangan untuk menyela sang Syekh yang tengah berbicara.

Ada hal lain yang berubah kemudian dalam diri saya. Semakin banyak waktu saya habiskan di Timur Tengah, semakin sering saya minta diantar ke masjid. Hanya untuk kepentingan pesiar, begitu saya selalu meyakinkan pada diri saya. Walaupun faktanya, saya mendapatkan lebih dari sekadar "wisata" belaka.

Bebas dari aneka patung dan bangku, saya melihat mereka duduk begitu saja dengan anak-anak bermain di sekitarnya, beberapa memakan bekal mereka, dan wanita tua duduk di atas kursi roda mereka membaca Alquran. Mereka membawa "kehidupan" mereka ke masjid, dan membawa "masjid" ke dalam rumah-rumah mereka.

Dan tibalah suatu malam saat saya mengunjungi kota Qom, di bawah kubah emas yang disebut Fatimah Mesumah (Fatimah Sang Teladan), sama seperti perempuan lainnya di sana, tiba-tiba saya bergumam nama Allah beberapa kali, ketika memegang pagar makam Fatimah.

Ketika saya duduk, sebuah kenikmatan spiritual menyergap saya. Bukan kenikmatan yang seolah mengangkat kita dari tanah, tapi kenikmatan yang memberi kedamaian penuh. Saya duduk di sana untuk waktu yang lama. Seorang wanita muda di samping saya membisikkan, "Suatu keajaiban tengah terjadi pada Anda".

Ya, seketika saya tahu. Saya bukan lagi "turis dalam Islam", tapi telah menjadi umat, bagian dari komunitas Muslim, dan terkait dengan seluruh Muslimin.

Untuk pertama kalinya saya merasakan ingin lari dari situasi ini. Ada beberapa alasan; Apakan betul saya telah siap berpindah agama? Apa yang akan ada dalam pikiran teman-teman dan keluarga kalau saya menjadi Muslim? Apakah saya siap untuk mengubah banyak hal dalam perilaku keseharian saya?

Dan yang terjadi kemudian adalah hal yang benar-benar aneh. Saya tidak merasa khawatir tentang hal-hal itu, karena entah bagaimana menjadi seorang Muslim sangat mudah - meskipun masalah yang akan saya hadapi sangat berbeda, tentu saja.

Untuk memulai, Islam menuntut banyak belajar, namun saya ibu dua anak dan bekerja penuh waktu. Anda diharapkan untuk membaca Alquran dari awal hingga akhir, ditambah dengan bertemu imam dan segala macam aturan bagi orang yang sudah tercerahkan. Kebanyakan orang akan menghabiskan berbulan-bulan, bahkan bertahun-tahun sebelum menyatakan keislamannya. Saya bisa melewatinya.

Kini saya menjalin hubungan dengan beberapa masjid di North London, dan saya pergi ke sana setidaknya sekali seminggu. Saya tidak mengkotakkan diri saya apakah saya seorang Syiah atau Sunni. Bagi saya, hanya ada satu Islam dan satu Allah.

Mengadopsi pakaian, harus saya akui, lebih sulit dari yang Anda pikirkan. Menggunakan jilbab artinya saya berubah secara lebih cepat lagi. Dan, saya melakukannya beberapa pekan lalu. Untunglah, cuaca di luar dingin, jadi hanya sedikit orang yang memperhatikan.

Beberapa orang di tempat kerja saya bisa menerima, sebagian lain mencibir, bahkan menganggap palsu konversi keyakinan saya. Tapi sekarang, saya mulai bisa mengabaikan komentar-komentas negatif mereka. Beberapa orang mungkin tak bisa paham tentang perjalanan spiritual, dan berbincang tentang itu justru membuat mereka ketakutan.

Lepas dari semua itu, satu yang menjadi perhatian saya saat ini adalah: saya akan tetap profesional. Beberapa aktivias lama akan tetap saya lakukan. Saya akan tetap menjadi aktivis pro-Palestina, dan tak akan berhenti. Inggris adalah negara yang lebih toleran, setidaknya dibanding Prancis dan Jerman.

Saya beruntung bahwa saya mempunyai hubungan yang kuat dengan orang-orang di sekitar saya. Reaksi dari teman-teman saya yang non-Muslim lebih pada penasaran daripada bermusuhan. "Apakah itu akan mengubahmu?" Mereka bertanya. "Bisakah kita tetap berteman? Bisakah kita pergi minum?"

Jawaban atas dua pertanyaan pertama adalah: ya. Yang terakhir kemungkinan besar adalah, tidak.

Hubungan saya dengan ayah saya mungkin memang tidak bagus, dan susah memintanya memahami konversi keyakinan saya. Saya dan ibu saya memiliki hubungan yang buruk sejak saya menginjak dewasa, namun kami membangun sebuah "jembatan" hubungan dan dia selalu mendukung saya. Ketika saya bilang saya menjadi Muslim, dia menjawab, "Bukan menjadi itu (Muslim). Kudengar tadinya kau menjadi Budha." Namun kini dia memahami dan menerimanya.

Suatu saat jika harus menikah lagi, saya ingin suami saya seorang Muslim. Jika ditanya apakah anak-anak saya akan menjadi Muslim juga, saya tak bisa menjawabnya. Semua terserah mereka. Anda tak bisa mengubah hati seseorang bukan? [REPUBLIKA.CO.ID/Red: Siwi Tri Puji B/Sumber: Disarikan dari Dailymail.co.uk]


Source:

Manfaat Mencukur Bulu Kemaluan Bagi Wanita

Hukum mencukur rambut (ada juga yg menyebut bulu) kemaluan adalah SUNNAH. Hal ini berdasarkan hadits Nabi SAW berikut:
“Lima hal yang termasuk sunnah fitrah: Mencukur bulu kemaluan, berkhitan, memendekkan kumis, mencabut bulu ketiak dan memotong kuku.” (HR Jama’ah)

Bagi sebagian wanita mencukur bulu kemaluan penting untuk dilakukan. Tapi ada juga yang merasa malas mencukur bulu sekitar area genital tersebut. Lalu, seberapa pentingkah bulu untuk dicukur?


Pakar andrologi Prof Dr dr Nukman Moeloek, Sp And mengakui bulu kemaluan memang tidak selamanya harus dicukur. "Kalau mau cukur ya tinggal cukur, kalau tidak juga tidak apa-apa. Yang penting usahakan tetap bersih," kata Prof Nukman.

Selain karena faktor kebersihan, banyak pria yang mengaku menyukai alat kelamin wanita tanpa bulu karena terlihat lebih seksi. Benarkah demikian? "Itu sih tergantung persepsi tiap orang. Ada yang suka seperti itu ada juga yang tidak mempermasalahkannya," tutur Prof Nukman.

Menurut Guru Besar Andrologi dan Biologi Kedokteran Universitas Indonesia itu, umumnya pertumbuhan rambut akan terhenti setelah 2 bulan. Jadi rambut kemaluan yang sudah panjang tidak akan bertambah panjang terus meski tidak dicukur.

Namun rambut kemaluan yang tidak dicukur memang berisiko sebagai tempat berkembangnya bakteri jika tidak dibersihkan dengan baik. Tapi jika dibersihkan dengan benar, bakteri tidak akan berkembang di sana. "Seperti rambut saja, walaupun panjang tapi kalau bersih, ya nggak masalah." katanya.

Pisau cukur adalah senjata yang sangat populer yang menjadi pilihan untuk menghilangkan rambut kemaluan. Bagi kebanyakan orang, teknik perawatan ini adalah solusi yang baik dibanding dengan teknik menggunting. Yang harus diperhatikan, memangkas rambut kemaluan dengan pisau cukur sebaiknya dilakukan setelah membasahinya dengan air hangat.

"Sebelum dicukur, jangan lupa dibasahi dan diberi sabun dulu agar licin dan gampang mencukurnya," ujar Prof Nukman. Selain teknik mencukur dengan pisau cukur, teknik lainnya yang bisa digunakan adalah teknik elektrolisa, laser, waxing (lilin) atau menggunakan obat penghilang rambut.

Teknik elektrolisa bisa menghilangkan bulu kemaluan secara permanen hanya dalam satu kali perawatan, tapi harganya cukup mahal. Sedangkan teknik waxing tidak terlalu dianjurkan karena menimbulkan rasa sakit pada bagian alat kemaluan yang memang sangat sensitif.

Mau dicukur atau tidak, yang pasti rambut kemaluan harus dijaga kebersihannya. "Yang jelas, semua yang ada pada diri manusia itu adalah pemberian Tuhan, jadi harus selalu dipelihara," kata Prof Nukman.

Tips Mencukur Rambut Kemaluan :

1.Lakukan bertahap
kecuali sangat penting bagi anda untuk memberi kejutan pasangan anda, jangan lakukan dari yang tumbuh lebat menjadi betul-betul gundul seluruhnya sekali cukur. Mulailah dengan memotong rambut tersebut sedikit lebih pendek setiap minggu. Mungkin dengan menggunakan pencukur jenggot. Sekali rambut tersebut menjadi lebih pendek seluruhnya, mulailah mencukur labia bagian luar labia luar nampaknya tahan terhadap cukuran lebih baik daripada kemaluan (public mound). Minggu berikutnya atau seterusnya mulailah membuat bidang dari sudut rambut pada kemaluan anda lebih kecil dan lebih kecil lagi dengan cara memangkas dan mecukurnya. Jika anda memperhatikan mulai terbentuknya irirtasi, jangan hilangkan rambut yang lain sampai iritasi hilang. Ini dilakukan dengan melakukan percobaan dengan gerakan-gerakan pisau cukur yang berbeda, krim cukur yang berada, jeli, silet yang berbeda, pakaian yang berbeda, dll. Ini mungkin memerlukan waktu bagi kulit untuk terbiasa terhadap cukuran, karena pisau cukur mungkin memotong habis jaringan pada lapisan terluar dan bisa memotong rambut halus pada permukaan kulit yang menyebabkan rambut kemerahan dan tidak tumbuh. Beberapa wanita menemukan bahwa mereka tidak bisa mencukur kemaluan mereka, dan akibatnya hanya memangkas rambut tersebut sangat pendek.


2.Ini memerlukan waktu
Pada permulaan dipekirakan menghabiskan waktu 30-60 menit setiap kali anda merawat daerah kemaluan anda. Jika anda ingin kenampakan yang gundul tepat seperti kelelawar, rencanakan dalam beberapa jam. Sekali anda dan tubuh anda terbiasa terhadap cukuran, ini hanya memerlukan waktu beberapa menit untuk mencukur daerah kemaluan, jika dilakukan setiap hari, atau setiap hari-hari lain.

3.Gunakan mata pisau cukur yang baru setiap waktu.
Rambut kemaluan yang kasar sangat cepat menumpulkan mata pisau. Kecuali anda yang akan menyiksa diri sendiri jangan pernah menggunakan sebuah mata pisau untuk mencukur kaki anda kemudian menggunakannya pada daerah kemaluan anda. Hal itu sama dengan kata aduh dalam huruf kapital! Jika anda menggunakan pisau cukur listrik, yakinkan bahwa mata pisaunya bukan yang lama.

4.Gunakan pisau cukur yang bagus
mungkin dengan mata pisau khusus dan kepala yang berputar. Beberapa pisau cukur para wanita sekarang memiliki pegangan ysang lebar sehingga anda memiliki pegangan yang lebih besar. Anda perlu mencoba beberapa untuk menemukan satu yang kerjanya paling baik. Anda harus berkeinginan membeli satu dari setiap tipe yang dapat dibuang yang dapat anda temukan pada pertokoan lokal anda dan cobalah semuanya.
5.Mulailah dengan menggunakan sabun cukur yang banyak atau jeli-jeli.
Berikan sebuah lapisan sabun atau jeli yang baru setiap bagian cukuran oleh pisau cukur anda. Anda memerlukan sedikit minyak di antara kulit lembut anda anak mata pisau cukur yang tajam itu. Penggunaan alat-alat tersebut diperuntukkan bagi kulit sensitif. Mentol atau eucalyptus mungkin bisa membuat kulit geli, tetapi mungkin membantu vulva terasa baik untuk waktu yang panjang. (jika mereka mulai terbakar, bilas secepatnya).

6.Bercukur di sore hari.
Hal ini disebabkan karena banyaknya waktu yang diperlukan, dan karena anda ingin telanjang atau hanya menggunakan baju tidur atau gaun tidur setelah itu. Sekali anda terbiasa mencukur anda bisa melakukannya dalam shower di pagi hari dalam beberapa menit.
Spoiler for bb17 awas:

7.Jangan memakai pakaian yg ketat
Kulit sensitif anda tidak akan dapat tahan terhadap gesekan apapun terhadapnya setelah lapisan luar kulit yang paling atas telah dihilangkan. Anda seharusnya tidak menggunakan pakaian apa saja yang membiarkan pakaian tersebut mengesek vulva anda. Kenakanlah pakaian tidur panjang atau kemaja. Jangan gunakan celana pendek ketat; kenakan celana panjang wanita atau celana tinju pria sebagai gantinya jika mungkin pergilah tanpa celana dalam. Kaki yang elastis dari celana ketat anda yang biasa bisa membuat iritasi batas-batas “daerah” anda. Hal ini benar-benar bagus karena membuat anda lebih menyadari seksualitas anda. Anda akhirnya akan terbiasa dengan perasaan menjadi gundul dan terbuka.

8.Rendam dalam air yang hangat atau gunakan shower yang hangat sebelum mencukur.
Hal ini melembutkan rambut tersebut dan membuatnya lebih mudah untuk digunting. Ini akan mempertanggungjawabkan sebagaian besar waktu yang dibutuhkan untuk merawat daerah kemaluan anda.

9.Setelah mencukur
Tidurlah dengan telanjang atau dengan hanya mengenakan pakaian tidur.
Jangan mengenakan celana atau pakaian dalam. Anda tidaka ingin sesatu menggesek vulva anda yang sensitif saat anda tidur. Jika anda menggunakan pembalut, tidurlah di atas sepasang handuk tua jika anda sedang menstruasi.
10.Jangan mencukur terlalu rapat saat pertama kali.
Jangan menekannya kearah kulit. Buatlah satu kali cukuran dengan mata pisau kemudian pindah kedaerah berikutnya. Anda tidak akan menghilangkan seluruh rambut, tetapi akan mengurangi besarnya irirtasi yang anda alami. Dengan setiap cukuran yang berikutnya, lebih banyak rambut yang akan dihilangkan. Lakukan dengan pelan-pelan dan lembut.

11.Pegang kulit dengan satu tangan sementara anda mencukur dengan tangan yang lain.
Ini cara yang benar terutama dekat dengan daerah labia anda. Daerah berlekuk-lekuk yang dekat dengan clitoris anda mungkin sulit untuk dicukur dan mungkin ini akan membutuhkan latihan agar menjadi lebih ahli dalam hal ini.

12.Mencukur menurut arah
Mencukur menurut arah pertumbuhan dari rambut anda, hal ini biasanya berarti secara diagonal dekat dengan labia luar anda.
Amatilah pola rambut pendek anda tersebut setelah anda memotong pendek rambut tersebut. Beberapa wanita yang berpengalaman mencukurnya berlawanan dengan arah pertumbuhan rambut, setelah pertama-tama dilakukan pada arah serat, menggunakan gerakan yang sangat ringan dan lapisan baru jel cukur atau busa cukur. Ini menghasilkan cukuran yang sangat rapat. Ini bukanlah ide yang bagus bagi para pemula.

13.Cukurlah setiap awal hari.
Para wanita sering melaporkan mereka tidak memperhatian hal-hal mulai terasa gatal sampai rambut mereka mulai tumbuh kembali. Cukurlah setiap awal hari yang lain dan gunakan gerakan-gerakan yang pendek. Pada saat pertama kali janganlah sampai terlihat dan terasa seperti kulit bayi yang halus. Sekali anda melakukan latihan dan kulit anda menjadi terbiasa terhadap cukuran, teruskan mencukurnya setiap dihari-hari lainnya atau setiap hari. Jika anda ingin mencukur vulva anda dan menyukai cara tersebut, anda tidak bisa hanya mencukurnya sekali-sekali saja. Iritasi akan membuat anda gila.

14.Gunakanlah pelembab
Setelah mencukur, berikan pelembab pada vulva anda untuk menyejukkan kulit anda.
Hati-hatilah terhadap bau-bau/ wangi-wangian atau bahan tambahan lainnya yang bisa membuat iritasi kulit lembut anda. Baby oil bisa meminyaki kulit dan mengurangi jumlah gesekan. Sama halnya dengan bedak bubuk bayi tetapi bedak bubuk buruk bagi vulva dan ******, yang disebut “ daerah bikini”yang bertujuan membantu menghilangkan iritasi yang disebabkan oleh cukuran, tetapi ini jenis yang mahal, tetapi mungkin berguna bagi para pemula.


15. Gunakanlah Kaca seukuran tubuh
Gunakanlah kaca seukuran tubuh dan cahaya yang baik sehingga anda bisa melihat apa yang sedang anda lakukan, kecuali jika anda tidak biasa lentur, anda tidak akan dapat melihat vulva anda seluruhnya tanpa hal ini. Anda kemungkian akan memotong diri anda sendiri jika tidak menggunakannya.

Sabtu, 22 Januari 2011

Sejarah Masjid Demak

Diposting oleh Wanita Sholehah di 01.35 0 komentar

Sejarah Masjid Demak

Masjid Agung Demak adalah sebuah mesjid yang tertua di Indonesia. Masjid ini terletak di desa Kauman, Demak, Jawa Tengah. Masjid ini dipercayai pernah merupakan tempat berkumpulnya para ulama (wali) penyebar agama Islam, disebut juga Walisongo, untuk membahas penyebaran agama Islam di Tanah Jawa khususnya dan Indonesia pada umumnya. Pendiri masjid ini diperkirakan adalah Raden Patah, yaitu raja pertama dari Kesultanan Demak.

Bangunan yang terbuat dari kayu jati ini berukuran 31 m x 31 m dengan bagian serambi berukuran 31 m x 15 m. Atap tengahnya ditopang oleh empat buah tiang kayu raksasa (saka guru), yang dibuat oleh empat wali di antara Wali Songo. Saka sebelah tenggara adalah buatan Sunan Ampel, sebelah barat daya buatan Sunan Gunung Jati, sebelah barat laut buatan Sunan Bonang, sedang sebelah timur laut yang tidak terbuat dari satu buah kayu utuh melainkan disusun dari beberapa potong balok yang diikat menjadi satu (saka tatal), merupakan sumbangan dari Sunan Kalijaga. Serambinya dengan delapan buah tiang boyongan merupakan bangunan tambahan pada zaman Adipati Yunus (Pati Unus atau pangeran Sabrang Lor),sultan Demak ke-2 (1518-1521) pada tahun 1520.


Selayang Pandang

Masjid Agung Demak merupakan salah satu masjid tertua di Indonesia. Masjid ini memiliki nilai historis yang sangat penting bagi perkembangan Islam di tanah air, tepatnya pada masa Kesultanan Demak Bintoro. Banyak masyarakat memercayai masjid ini sebagai tempat berkumpulnya para wali penyebar agama Islam, yang lebih dikenal dengan sebutan Walisongo (Wali Sembilan). Para wali ini sering berkumpul untuk beribadah, berdiskusi tentang penyebaran agama Islam, dan mengajarkan ilmu-ilmu Islam kepada penduduk sekitar. Oleh karenanya, masjid ini bisa dianggap sebagai monumen hidup penyebaran Islam di Indonesia dan bukti kemegahan Kesultanan Demak Bintoro.

Masjid Agung Demak didirikan dalam tiga tahap. Tahap pembangunan pertama adalah pada tahun 1466. Ketika itu masjid ini masih berupa bangunan Pondok Pesantren Glagahwangi di bawah asuhan Sunan Ampel. Pada tahun 1477, masjid ini dibangun kembali sebagai masjid Kadipaten Glagahwangi Demak. Pada tahun 1478, ketika Raden Fatah diangkat sebagai Sultan I Demak, masjid ini direnovasi dengan penambahan tiga trap. Raden Fatah bersama Walisongo memimpin proses pembangunan masjid ini dengan dibantu masyarakat sekitar. Para wali saling membagi tugasnya masing-masing. Secara umum, para wali menggarap soko guru yang menjadi tiang utama penyangga masjid. Namun, ada empat wali yang secara khusus memimpin pembuatan soko guru lainnya, yaitu: Sunan Bonang memimpin membuat soko guru di bagian barat laut; Sunan Kalijaga membuat soko guru di bagian timur laut; Sunan Ampel membuat soko guru di bagian tenggara; dan Sunan Gunungjati membuat soko guru di sebelah barat daya.

Keistimewaan

Luas keseluruhan bangunan utama Masjid Agung Demak adalah 31 x 31 m2. Di samping bangunan utama, juga terdapat serambi masjid yang berukuran 31 x 15 m dengan panjang keliling 35 x 2,35 m; bedug dengan ukuran 3,5 x 2,5 m; dan tatak rambat dengan ukuran 25 x 3 m. Serambi masjid berbentuk bangunan yang terbuka. Bangunan masjid ditopang dengan 128 soko, yang empat di antaranya merupakan soko guru sebagai penyangga utamanya. Tiang penyangga bangunan masjid berjumlah 50 buah, tiang penyangga serambi berjumlah 28 buah, dan tiang kelilingnya berjumlah 16 buah.

Masjid ini memiliki keistimewaan berupa arsitektur khas ala Nusantara. Masjid ini menggunakan atap limas bersusun tiga yang berbentuk segitiga sama kaki. Atap limas ini berbeda dengan umumnya atap masjid di Timur Tengah yang lebih terbiasa dengan bentuk kubah. Ternyata model atap limas bersusun tiga ini mempunyai makna, yaitu bahwa seorang beriman perlu menapaki tiga tingkatan penting dalam keberagamaannya:iman, Islam, dan ihsan. Di samping itu, masjid ini memiliki lima buah pintu yang menghubungkan satu bagian dengan bagian lain, yang memiliki makna rukun Islam, yaitu syahadat, shalat, puasa, zakat, dan haji. Masjid ini memiliki enam buah jendela, yang juga memiliki makna rukun iman, yaitu percaya kepada Allah SWT, malaikat-malaikat-Nya, rasul-rasul-Nya, kitab-kitab-Nya, hari kiamat, dan qadha-qadar-Nya.

Bentuk bangunan masjid banyak menggunakan bahan dari kayu. Dengan bahan ini, pembuatan bentuk bulat dengan lengkung-lengkungan akan lebih mudah. Interior bagian dalam masjid juga menggunakan bahan dari kayu dengan ukir-ukiran yang begitu indah.

Bentuk bangunan masjid yang unik tersebut ternyata hasil kreativitas masyarakat pada saat itu. Di samping banyak mengadopsi perkembangan arsitektur lokal ketika itu, kondisi iklim tropis (di antaranya berupa ketersediaan kayu) juga mempengaruhi proses pembangunan masjid. Arsitektur bangunan lokal yang berkembang pada saat itu, seperti joglo, memaksimalkan bentuk limas dengan ragam variasinya.

Masjid Agung Demak berada di tengah kota dan menghadap ke alun-alun yang luas. Secara umum, pembangunan kota-kota di Pulau Jawa banyak kemiripannya, yaitu suatu bentuk satu-kesatuan antara bangunan masjid, keraton, dan alun-alun yang berada di tengahnya. Pembangunan model ini diawali oleh Dinasti Demak Bintoro. Diperkirakan, bekas Keraton Demak ini berada di sebelah selatan Masjid Agung dan alun-alun.

Di lingkungan Masjid Agung Demak ini terdapat sejumlah benda-benda peninggalan bersejarah, seperti Saka Tatal, Dhampar Kencana, Saka Majapahit, dan Maksurah. Di samping itu, di lingkungan masjid juga terdapat komplek makam sultan-sultan Demak dan para abdinya, yang terbagi atas empat bagian:

* akam Kasepuhan, yang terdiri atas 18 makam, antara lain makam Sultan Demak I (Raden Fatah) beserta istri-istri dan putra-putranya, yaitu Sultan Demak II (Raden Pati Unus) dan Pangeran Sedo Lepen (Raden Surowiyoto), serta makam putra Raden Fatah, Adipati Terung (Raden Husain).

* Makam Kaneman, yang terdiri atas 24 makam, antara lain makam Sultan Demak III (Raden Trenggono), makam istrinya, dan makam putranya, Sunan Prawoto (Raden Hariyo Bagus Mukmin).

* Makam di sebelah barat Lasepuhan dan Kaneman, yang terdiri atas makam Pangeran Arya Penangsang, Pangeran Jipang, Pangeran Arya Jenar, Pangeran Jaran Panoleh.
* Makam lainnya, seperti makam Syekh Maulana Maghribi, Pangeran Benowo, dan Singo Yudo.

Shalatnya Abu Bakar Ash Shiddiq

Diposting oleh Wanita Sholehah di 01.22 0 komentar

Beliau radhiyallahu ‘anhu termasuk kalangan orang-orang shalih, sekaligus salah satu dari sahabat utama yang dekat dengan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, imam yang utama dari sejumlah sahabat yang lainnya.

Beliau telah menghabiskan hidup dan segenap jiwa raganya, harta kekayaannya serta waktunya untuk diinfakkan dan berjihad di jalan Allah. Termasuk memberikan pelayanan dalam dakwah dan penyampaian wahyu.

Dialah sahabat Abu Bakar yang nama lengkapnya Abdullah bin Abi Quhafah Al Qurasyi At Tamimi yang terkenal dengan sebutan Abu Bakar Asy Syiddiq.

Beliau sangat mudah mencucurkan air mata saat membaca Al Quran dalam shalatnya. Hal ini disebabkan karena banyaknya pengalaman hidup beliau bersama Al Quran. Sehingga beliau tidak mampu menahan perasaannya dari kejadian kejadian yang pernah dialaminya ketika membaca Al Quran.

Sebagaimana yang dijelaskan dalam hadits Aisyah radhiyallahu ‘anha ketika Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata “Mereka melalui Abu Bakar yang sedang shalat bersama dengan yang lainnya.” Aisyah menuturkan, Saya pun berkata kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam

“Wahai Rasulullah, sesungguhnyaAbu Bakar adalah seorang laki laki yang lembut hatinya, apabila telah membaca Al Quran beliau tidak mampu menahan cucuran air mata dari keduanya.” (HR Muslim)

Adapun kekhusyukan beliau serta tangisan beliau di dalam shalat, benar-benar berpengaruh besar kepada orang-orang di sekelilingnya.Hal ini menyebabkan orang-orang Quraisy yang menguasai Mekah pada waktu itu mengajukan sejumlah syarat kepada beliau ketika beliau menunaikan shalat.

Akhirnya kaum kafir Quraisy menemui Ibnu Ad Daghinah yang saat itu memberikan jaminan keamana kepada Abu BakarAsh Shiddiq. Mereka berkata kepadanya, “Wahai Ibnu Ad Daghinah, suruhlah Abu Bakar untuk beribadah kepada Rabbnya di rumahnya, hendaklah dia shalat dan membaca apa yang dia kehendaki dan janganlah dia menyakiti kami. Sesungguhnya kami khawatir perkara itu menjadi fitnah bagi anak dan istri kami.”

Ibnu Ad Daghinah pun mengatakan hal itu kepada Abu Bakar, sehingga beliau mulai beribadah kepada Allah di rumahnya, dengan tidak mengeraskan shalatnya begitupun dengan bacaannya.

Kemudian Abu Bakar mulai membangun sebuah masjid di halaman rumahnya, beliau shalat dan membaca Al Quran di masjid itu. Pada saat itu, berkumpullah istri-istri dari kalangan orang musyrik dan anak-anak mereka, mereka begitu kagum akan shalat yang didirikan Abu Bakar dengan terus memperhatikannya. Abu Bakar adalah seorang laki laki yang sering menangis, beliau tidak bisa menahan air matanya ketika membaca AL Quran (Kisah ini diriwayatkan oleh Al Bukhari dan Ibnu Hiban)

Sahl bin Sa’d dia berkata, “Abu Bakar radhiyallahu ‘anhu tidak pernah melirik ketika dalam shalat.” (Fadhail Ash Shahabat I/208, Imam Ahmad)

Mujahis menuturkan, “Keadaan Ibnu Az Zubair ketika dia berdiri menunaikan shalat, seperti sebuah kayu yang kokoh (tidak bergerak).” Dikisahkan pula bahwa Abu Bakar pun seperti itu ketika shalat. Abdurrazaq berkata, “Penduduk Mekah menuturkan bahwa Ibnu Zubair mencontohshalat dari Abu Bakar, dan Abu Bakar mencontohnya dari Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam.” (Fadhail Ash Shahabat I/208, Imam Ahmad)

Rabu, 19 Januari 2011

Perbahasan Hukum Wanita Keluar Rumah Pada Waktu Malam

Diposting oleh Wanita Sholehah di 23.44 0 komentar

Muqaddimah

Agama Islam menitikberatkan kehormatan dan kedudukan wanita dalam masyarakat. Perkara ini jelas kelihatan pada hukum yang digariskan dalam memartabatkan kaum hawa seperti etika pemakaian, bahagian harta pusaka dan lain-lain. Itulah ajaran suci yang diajarkan kepada umatnya setelah golongan wanita ditindas dan diabaikan sebelum kedatangan Islam.

Perbahasan Isu

Dewasa kini, kita mendengar banyak kejadian yang tidak diingini berlaku kepada kaum wanita seperti rogol, cabul, ragut dan sebagainya. Bukan sahaja berlaku di Malaysia malah ia juga membarah di negara-negara membangun lain. Tambahan pula, keselamatan kaum wanita ini sangat terjejas apabila mereka berada di waktu malam, kawasan merbahaya dan tidak selamat.

Para ulama' telah membincangkan perkara ini dengan mengambil sandaran ayat Al-Quran dan hadith Nabi S.A.W. Di dalam keduanya banyak menyebutkan tentang etika dan peraturan khusus yang ditujukan kepada kaum wanita. Perbincangan ini akan membawa perhatian kita kepada dua perkara :

• Hukum wanita keluar daripada rumah • Perlunya mengikut saranan pemimpin dalam suatu kawasan

Pertama : Hukum Wanita Keluar Daripada Rumah

Firman Allah S.W.T. yang bermaksud: " dan hendaklah kamu tetap diam di rumah kamu serta janganlah kamu mendedahkan diri seperti yang dilakukan oleh orang-orang jahiliyah zaman dahulu; dan dirikanlah sembahyang serta berilah zakat; dan taatlah kamu kepada Allah dan RasulNya. Sesungguhnya Allah (perintahkan kamu Dengan semuanya itu) hanyalah kerana hendak menghapuskan perkara-perkara Yang mencemarkan diri kamu - Wahai "AhlulBait" dan hendak membersihkan kamu sebersih-bersihnya (dari Segala perkara Yang keji)". (Surah Al-Ahzab ayat 33)

Dalam ayat di atas, Allah S.W.T memerintahkan kepada para isteri Rasulullah S.A.W. supaya sentiasa tetap berada di dalam rumah. Arahan yang ditujukan ini merupakan saranan umum yang bersifat wajib ke atas keseluruhan kaum muslimat sehingga hari kiamat seperti yang disebutkan oleh mufassirin seperti Imam Ibnu Kathir, Imam Al-Qurthubi dan lain-lain. Ini jelas kelihatan pada potongan ayat yang ertinya : dan hendaklah kamu tetap diam di rumah kamu..

Imam Ibnu Kathir berkata dalam menafsirkan ayat ini : (Iaitu lazimilah rumah-rumah kamu dan janganlah keluar melainkan kerana adanya hajat. Antara hajat yang dibenarkan di sisi syara' ialah solat di masjid dengan beberapa syarat, seperti sabda Nabi S.A.W. :

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لَا تَمْنَعُوا إِمَاءَ اللَّهِ مَسَاجِدَ اللَّهِ وَلَكِنْ لِيَخْرُجْنَ وَهُنَّ تَفِلَاتٌ

Maksudnya : Dari Abu Hurairah bahwasanya Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Janganlah kalian menghalangi kaum wanita itu pergi ke masjid masjid Allah, akan tetapi hendaklah mereka itu pergi tanpa memakai wangi-wangian." (Hadith ke-478 Riwayat Imam Abu Daud)

; dan di dalam riwayat lain dengan tambahan lafaz : وبيوتهن خير لهن

Jika diperhatikan dalam hadith di atas, antara syarat atau ikatan yang dikenakan kepada kaum wanita yang pergi ke masjid menunaikan solat ialah tidak memakai wangi-wangian, dan dalam sebahagian riwayat pula menyebutkan bahawa solat di rumah mereka adalah lebih baik daripada mengerjakannya di masjid. Sabda Nabi S.A.W. :

عَنْ عَبْدِ اللَّهِ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ صَلَاةُ الْمَرْأَةِ فِي بَيْتِهَا أَفْضَلُ مِنْ صَلَاتِهَا فِي حُجْرَتِهَا وَصَلَاتُهَا فِي مَخْدَعِهَا أَفْضَلُ مِنْ صَلَاتِهَا فِي بَيْتِهَا

Maksudnya : Dari Abdullah dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, beliau bersabda: "Shalat seorang wanita di rumahnya lebih utama baginya daripada shalatnya di kamarnya, dan shalat seorang wanita di rumahnya yang kecil lebih utama baginya daripada di rumahnya." (Hadith ke-483 riwayat Imam Abu Daud)

Walaupun perihal hadith menceritakan keadaan wanita yang ingin bersolat di masjid namun bagaimana pula dengan keperluan lain yang mendesak untuk keluar daripada rumah dengan keperluan tersebut rendah keutamaanya berbanding solat. Hal ini kerana keluarnya seorang wanita itu daripada rumahnya merupakan salah satu peluang kepada syaitan untuk menghasut manusia. Sabda nabi S.A.W. :

عَنْ عَبْدِ اللَّهِ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ الْمَرْأَةُ عَوْرَةٌ فَإِذَا خَرَجَتْ اسْتَشْرَفَهَا الشَّيْطَانُ قَالَ أَبُو عِيسَى هَذَا حَدِيثٌ حَسَنٌ غَرِيبٌ

Maksudnya : Dari Abdullah dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Wanita itu adalah aurat. Jika dia keluar maka setan akan memperindahnya di mata laki-laki." Abu Isa berkata; "Ini merupakan hadits hasan gharib." (Hadith ke-1093 riwayat Imam At-Tirmidzi)

Jika seorang wanita itu memang berhajat untuk keluar kerana suatu keperluan, maka Islam menetapkan syarat supaya tidak memperhiaskan diri mereka dengan perkara yang akan menimbulkan fitnah seperti yang telah dilakukan oleh masyarakat jahiliyah terdahulu. Firman Allah S.W.T. yang ertinya : janganlah kamu mendedahkan diri seperti yang dilakukan oleh orang-orang jahiliyah zaman dahulu…

Maksud perhiasan orang-orang jahiliyah ialah : mendedahkan aurat atau memakai perhiasana yang boleh menarik perhatian lelaki kepadanya walaupun dalam keadaan dia menutup aurat.

Kesimpulan : Berdasarkan kepada nas Al-Quran dan hadith di atas, para wanita muslimah tidak digalakkan untuk keluar daripada rumah mereka, sehinggakan Islam menetapkan peraturan kepada mereka yang ingin keluar walaupun menunaikan solat di masjid. Suruhan supaya sentiasa berada di rumah ini tidak menetapkan waktu samada siang atau malam, apatah lagi jika berada di tempat yang berbahaya walaupun pada waktu siang. Tetapi mereka dibolehkan untuk keluar daripada rumah dengan suatu keperluan (hajat) seperti ke tempat pengajian, ke masjid dan sebagainya dengan mengikut ketetapan Islam dan peraturan daripada pimpinan suatu tempat. Selain itu, mereka juga digalakkan agar tidak keluar bersendirian demi memastikan perkara yang tidak diingini berlaku.

Kedua : Perlunya Mengikut Saranan Pemimpin Dalam Suatu Kawasan

Firman Allah S.W.T. yang bermaksud: "Wahai orang-orang Yang beriman, Taatlah kamu kepada Allah dan Taatlah kamu kepada Rasulullah dan kepada "Ulil-Amri" (orang-orang Yang berkuasa) dari kalangan kamu. kemudian jika kamu berbantah-bantah (berselisihan) Dalam sesuatu perkara, maka hendaklah kamu mengembalikannya kepada (Kitab) Allah (Al-Quran) dan (Sunnah) RasulNya - jika kamu benar beriman kepada Allah dan hari akhirat. Yang demikian adalah lebih baik (bagi kamu), dan lebih elok pula kesudahannya. (Surah An-Nisaa' ayat 59).

Sabda Nabi S.A.W. :

عَنْ يَحْيَى بْنِ حُصَيْنٍ عَنْ جَدَّتِهِ أُمِّ الْحُصَيْنِ قَالَ سَمِعْتُهَا تَقُولُ حَجَجْتُ مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ حَجَّةَ الْوَدَاعِ قَالَتْ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَوْلًا كَثِيرًا ثُمَّ سَمِعْتُهُ يَقُولُ إِنْ أُمِّرَ عَلَيْكُمْ عَبْدٌ مُجَدَّعٌ حَسِبْتُهَا قَالَتْ أَسْوَدُ يَقُودُكُمْ بِكِتَابِ اللَّهِ فَاسْمَعُوا لَهُ وَأَطِيعُوا

Maksudnya : Dari Yahya bin Hushain dari neneknya Ummu Al Hushain dia (Yahya bin Hushain) berkata, "Saya mendengarnya (nenek) berkata: "Saya pernah melaksanakan haji Wada' bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam." Ummu Hushain berkata: "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berwasiat dengan wasiat yang banyak sekali, kemudian saya mendengar baginda bersabda: "Seandainya kalian dipimpin oleh seorang hamba (budak) yang pesek -namun saya mengira dia (nenek) berkata; hitam- dengan kitabullah, maka dengarkan dan taatilah dia." (Hadith ke- 3422 riwayat Imam Muslim).

Sejak dahulu lagi, kita melihat bahawa kaum wanita merupakan sasaran kaum lelaki yang merupakan punca kepada berlakunya gejala sosial. Semua ini berlaku kerana mereka tidak mengamalkan apa yang telah diperintahkan oleh Allah S.W.T., rasulNya, dan para pemimpin di suatu kawasan yang menjadikan Al-Quran dan As-Sunnah sebagai sumber hukum. Suruhan mentaati pemimpin ini jelas kelihatan pada ayat Al-Quran dan hadith di atas, maka perkara ini akan mejadi wajib kepada orang bawahan pimpinan ini.

Melihat kepada berlakunya situasi berleluasanya kaum wanita keluar daripada rumah kerana ingin menunaikan keperluan masing-masing, Islam telah menggariskan beberapa panduan kepada mereka agar sentiasa berada dalam keadaan selamat. Antaranya ialah :

1. Menutup Aurat, firman Allah S.W.T. yang bermaksud: "Wahai Nabi, suruhlah isteri-isterimu dan anak-anak perempuanmu serta perempuan-perempuan Yang beriman, supaya melabuhkan pakaiannya bagi menutup seluruh tubuhnya (semasa mereka keluar); cara Yang demikian lebih sesuai untuk mereka dikenal (sebagai perempuan Yang baik-baik) maka Dengan itu mereka tidak diganggu. dan (ingatlah) Allah adalah Maha Pengampun, lagi Maha Mengasihani. (Surah Al-Ahzaab ayat 59)

2. Tidak berhias-hias kerana ia boleh menarik perhatian dan mengundang dosa, sabda Nabi S.A.W. :


عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ مَا رَأَيْتُ شَيْئًا أَشْبَهَ بِاللَّمَمِ مِمَّا قَالَ أَبُو هُرَيْرَةَ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ اللَّهَ كَتَبَ عَلَى ابْنِ آدَمَ حَظَّهُ مِنْ الزِّنَا أَدْرَكَ ذَلِكَ لَا مَحَالَةَ فَزِنَا الْعَيْنِ النَّظَرُ وَزِنَا اللِّسَانِ الْمَنْطِقُ وَالنَّفْسُ تَمَنَّى وَتَشْتَهِي وَالْفَرْجُ يُصَدِّقُ ذَلِكَ كُلَّهُ وَيُكَذِّبُهُ

Maksudnya : Dari Ibnu Abbas dia berkata; "Saya tidak berpendapat tentang sesuatu yang paling dekat dengan makna Al lamam (dosa-dosa kecil) selain dari apa yang telah dikatakan oleh Abu Hurairah dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam: "Sesungguhnya Allah telah menetapkan pada setiap anak cucu Adam bahagiannya dari perbuatan zina yang pasti terjadi dan tidak mungkin dihindari, maka zinanya mata adalah melihat sedangkan zinanya lisan adalah ucapan, zinanya nafsu keinginan dan berangan-angan, dan kemaluanlah sebagai pembenar semuanya atau tidak." (Hadith ke-5774 riwayat Imam Bukhari).

عَنْ زَيْنَبَ امْرَأَةِ عَبْدِ اللَّهِ قَالَتْ قَالَ لَنَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا شَهِدَتْ إِحْدَاكُنَّ الْمَسْجِدَ فَلَا تَمَسَّ طِيبًا


Maksudnya : Dari Zainab, istri Abdullah dia berkata: "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda kepada kami: "Apabila salah seorang dari kalian kaum wanita hendak menghadiri shalat di masjid maka janganlah kalian memakai wangi-wangian'." (Hadith ke-674 riwayat Imam Muslim)

Jika memakai wangian ketika hendak keluar ke masijid pun tidak dibenarkan, apatah lagi keluar kerana keperluan selain solat.

3. Menjaga Pandangan, firman Allah S.W.T. yang berkmaksud: "dan Katakanlah kepada perempuan-perempuan Yang beriman supaya menyekat pandangan mereka (daripada memandang Yang haram), dan memelihara kehormatan mereka; dan janganlah mereka memperlihatkan perhiasan tubuh mereka kecuali Yang zahir daripadanya; dan hendaklah mereka menutup belahan leher bajunya dengan tudung kepala mereka… (Surah An-Nisaa' ayat 31)

Kesimpulan : Islam menggariskan ketetapan dalam menjaga kehormatan wanita dengan berpandukan Al-Quran, As-Sunnah dan arahan pimpinan yang bukan pada perkara maksiat. Maka, segala peraturan yang telah ditetapkan berdasarkan sumber di atas perlulah diikuti dan diambil perhatian. Hal ini kerana kesemua peraturan dan etika yang telah disusun ini akan mendatangkan kebaikan kepada umat Islam.

Rujukan :

1. Al-Quran Al-Kariim.
2. Shahih Al-Bukhari karangan Muhammad Ibn Ismail Ibn Ibrahim Ibn al-Mughirah Ibn Bardizbah al-Bukhari.
3. Shahih Muslim karangan Abul Husayn Muslim ibn al-Hajjaj Qushayri al-Nisaburi.
4. Jami' At-Tirmidzi karangan Abu Isa Muhammad bin Isa bin Surah Al-Tirmidzi.
5. Sunan Abu Daud karangan Abu Da'ud Sulayman ibn Ash`ath al-Azadi al-Sijistani.
6. Tafsir Al-Quran Al-'Adzhim karangan Imam Al-Hafiz Ibnu Kathir.
7. Al-Jami' Li Ahkam Al-Quran karangan Imam Abu Abdullah Muhammad bin Ahmad Al-Ansori Al-Qurthubi.

Kedudukan Wanita dalam Islam

Diposting oleh Wanita Sholehah di 23.28 0 komentar

Wanita di Masa Jahiliyah

Wanita di masa jahiliyah (sebelum diutusnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam) pada umumnya tertindas dan terkungkung khususnya di lingkungan bangsa Arab, tetapi tidak menutup kemungkinan fenomena ini menimpa di seluruh belahan dunia. Bentuk penindasan ini di mulia sejak kelahiran sang bayi, aib besar bagi sang ayah bila memiliki anak perempuan. Sebagian mereka tega menguburnya hidup-hidup dan ada yang membiarkan hidup tetapi dalam keadaan rendah dan hina bahkan dijadikan sebagai harta warisan dan bukan termasuk ahli waris. Allah subhanahu wata’ala berfirman (artinya):

“Dan apabila seorang dari mereka diberi khabar dengan kelahiran anak perempuan, merah padamlah mukanya dan dia sangat marah. Ia menyembunyikan dirinya dari orang banyak, disebabkan buruknya berita yang disampaikan kepadanya. Apakah dia memeliharanya dengan menanggung kehinaan ataukah akan menguburkannya ke dalam tanah (hidup-hidup)? Ketahuilah. Alangkah buruknya apa yang mereka tetapkan itu.” (An Nahl: 58-59)

Islam Menjunjung Martabat Wanita

Dienul Islam sebagai rahmatal lil’alamin, menghapus seluruh bentuk kezhaliman-kezhaliman yang menimpa kaum wanita dan mengangkat derajatnya sebagai martabat manusiawi. Timbangan kemulian dan ketinggian martabat di sisi Allah subhanahu wata’ala adalah takwa, sebagaiman yang terkandung dalam Q.S Al Hujurat: 33). Lebih dari itu Allah subhanahu wata’ala menegaskan dalam firman-Nya yang lain (artinya):

“Barangsiapa yang mengerjakan amalan shalih, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan akan kami beri balasan pula kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.” (An Nahl: 97)

Ambisi Musuh-Musuh Islam untuk Merampas Kehormatan Wanita

Dalih emansipasi atau kesamarataan posisi dan tanggung jawab antara pria dan wanita telah semarak di panggung modernisasi dewasa ini. Sebagai peluang dan jembatan emas buat musuh-musuh Islam dari kaum feminis dan aktivis perempuan anti Islam untuk menyebarkan opini-opini sesat. “Pemberdayaan perempuan”, “kesetaraan gender”, “kungkungan budaya patriarkhi” adalah sebagai propaganda yang tiada henti dijejalkan di benak-benak wanita Islam. Dikesankan wanita-wanita muslimah yang menjaga kehormatannya dan kesuciannya dengan tinggal di rumah adalah wanita-wanita pengangguran dan terbelakang. Menutup aurat dengan jilbab atau kerudung atau menegakkan hijab (pembatas) kepada yang bukan mahramnya, direklamekan sebagai tindakan jumud (kaku) dan penghambat kemajuan budaya. Sehingga teropinikan wanita muslimah itu tak lebih dari sekedar calon ibu rumah tangga yang tahunya hanya dapur, sumur, dan kasur. Oleh karena itu agar wanita bisa maju, harus direposisi ke ruang rubrik yang seluas-luasnya untuk bebas berkarya, berkomunikasi dan berinteraksi dengan cara apapun seperti halnya kaum lelaki di masa moderen dewasa ini.

Ketahuilah wahai muslimah! Suara-suara sumbang yang penuh kamuflase dari musuh-musuh Allah subhanahu wata’ala itu merupakan kepanjangan lidah dari syaithan. Allah subhanahu wata’ala berfirman (artinya):

“Hai anak Adam, janganlah sekali-kali kamu dapat ditipu oleh syaithan sebagaimana ia telah mengeluarkan kedua ibu bapak kalian dari jannah, ia menanggalkan dari kedua pakaiannya untuk memperlihatkan kepada keduanya auratnya.” (Al A’raf: 27)

Peran Wanita dalam Rumah Tangga

Telah termaktub dalam Al Qur’an sebagai petunjuk bagi umat manusia yang datang dari Rabbull Alamin Allah Yang Maha Memilki Hikmah:

“Dan tetaplah kalian (kaum wanita) tinggal di rumah-rumah kalian.” (Al Ahzab: 33)

Maha benar Allah subhanahu wata’ala dalam segala firman-Nya, posisi wanita sebagai sang istri atau ibu rumah tangga memilki arti yang sangat urgen, bahkan dia merupakan salah satu tiang penegak kehidupan keluarga dan termasuk pemeran utama dalam mencetak “tokoh-tokoh besar”. Sehingga tepat sekali ungkapan: “Dibalik setipa orang besar ada seorang wanita yang mengasuh dan mendidiknya.”

Asy Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin rahimahullah berkta: “Perbaikan masyarakat dapat dilakukan dengan dua cara:

Pertama: perbaikan secara dhahir, di pasar-pasar, di masjid-masjid dan selainnya dari perkara-perkara dhahir. Ini didominasi oleh lelaki karena merekalah yang bisa tampil di depan umum.

Kedua: perbaikan masyarakat dilakukan yang di rumah-rumah, secara umum hal ini merupakan tanggung jawab kaum wanita. Karena merekalah yang sangat berperan sebagai pengatur dalam rumahnya. Sebagaiman Allah subhanahu wata’ala berfirman (artinya):

“Tetaplah kalian tinggal di dalam rumah-rumah kalian dan janganlah bertabarruj (berpenampilan) sebagaimana penampilannya orang-orang jahiliyah yang pertama. Tegakkanlah shalat, tunaikan zakat, dan taatlah kepada Allah dan Rasul-Nya. Allah hanyalah berkehendak untuk menghilangkan dosa-dosa kalian wahai Ahlul bait dan mensucikan kalian dengan sebersih-bersihnya.” (Al Ahzab: 33)

Kami yakin setelah ini, tidaklah salah bila kami katakan perbaikan setengah masyarakat itu atau bahkan mayoritas tergantung kepada wanita dikarenakan dua sebab:

1. Kaum wanita jumlahnya sama dengan kaum laki-laki bahkan lebih banyak, yakni keturunan Adam mayoritasnya wanita sebagamana hal ini ditunjukkan oleh As Sunnah An Nabawiyah. Akan tetapi hal itu tentunya berbeda antara satu negeri dengan negeri lain, satu jaman dengan jaman lain. Terkadang di suatu negeri jumlah kaum wanita lebih dominan dari pada jumlah lelaki atau sebaliknya… Apapun keadaannya wanita memiliki peran yang sangat besar dalam memperbaiki masyarakat.

2. Tumbuh dan berkembangnya satu generasi pada awalnya berada dibawah asuhan wanita. Atas dasar ini sangat jelaslah bahwa tentang kewajiban wanita dalam memperbaiki masyarakat.
(Daurul Mar’ah Fi Ishlahil Mujtama’)


Pekerjaan Wanita di dalam Rumah

Beberapa pekerjaan wanita yang bisa dilakukan di dalam rumah:

1. Beribadah kepada Allah subhanahu wata’ala. Tinggalnya ia di dalam rumah merupakan alternatif terbaik karena memang itu perintah dari Allah subhanahu wata’ala dan dapat beribadah dengan tenang. Allah subhanahu wata’ala berfirman (artinya):

“Tetaplah kalian tinggal di dalam rumah-rumah kalian dan janganlah bertabarruj sebagaimana tabarrujnya orang-orang jahiliyah yang pertama. Tegakkanlah shalat, tunaikan zakat, dan taatlah kepada Allah dan Rasul-Nya.” (Al Ahzab: 33)

2. Wanita berperan memberikan sakan (ketenangan/keharmonisan) bagi suami. Namun tidak akan terwujud kecuali ia melakukan beberapa hal berikut ini:

- Taat sempurna kepada suaminya dalam perkara yang bukan maksiat bahkan lebih utama daripada melakukan ibadah-ibdah sunnah. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

لاَ يَحِلُّ لِلْمَرْأَةِ أَنْ تَصُوْمَ وَزَوْجُهَا شَاهِدٌ إِلاَّ بِإِذْنِهِ

“Tidak boleh seorang wanita puasa (sunnah) sementara suaminya ada di tempat kecuali setelah mendapat izin suaminya.” (Muttafaqun ‘alaihi)

Al Hafidz Ibnu Hajar berkata: “Hadits ini menunjukkan lebih ditekankan kepada istri untuk memenuhi hak suami daripada mengerjakan kebajikan yang hukumnya sunnah. Karena hak suami itu wajib sementara menunaikan kewajiban lebih didahulukan daripada menunaikan perkara yang sunnah.’ (Fathul Bari 9/356)

- Menjaga rahasia suami dan kehormatannya dan juga menjaga kehormatan ia sendiri disaat suaminya tidak ada di tempat. Sehingga menumbuhkan kepercayaan suami secara penuh terhadapnya.

- Menjaga harta suami. Rasulullah bersabda:

خَيْرُ نِسَاءٍ رَكِبْنَ الإِبِلَ صَالِحُ نِسَاءِ قُرَيْشٍ : أَحْنَاهُ عَلَى وَلَدٍ فِي صِغَرِهِ، وَأَرْعَاهُ عَلَى زَوْجٍ فِي ذَاتِ يَدِهِ

“Sebaik-baik wanita penunggang unta, adalah wanita yang baik dari kalangan quraisy yang penuh kasih sayang terhadap anaknya dan sangat menjaga apa yang dimiliki oleh suami.” (Muttafaqun ‘alaihi)

- Mengatur kondisi rumah tangga yang rapi, bersih dan sehat sehingga tampak menyejukkan pandangan dan membuat betah penghuni rumah.

3. Mendidik anak yang merupakan salah satu tugas yang termulia untuk mempersiapkan sebuah generasi yang handal dan diridhai oleh Allah subhanahu wata’ala.

Adab Keluar Rumah

Allah subhanahu wata’ala Yang Maha Mengetahui tentang maslahat (kebaikan) hambanya di dunia maupun diakhirat yaitu kewajiban wanita untuk tetap tinggal di rumah. Namun bila ada kepentingan, diperbolehkan baginya keluar rumah untuk memenuhi kebutuhannya. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

قَدْ أَذِنَ لَكُنَّ أَنْ تَخْرُجْنَ لِحَوَائِجِكُنَّ

“Allah telah mengijinkan kalian untuk keluar rumah guna menunaikan hajat kalian.” (Muttafaqun ‘alahi)

Namun juga ingat petuah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam yang lainnya:

“Wanita itu adalah aurat maka bila ia keluar rumah syaithan menyambutnya.” (HR. At Tirmidzi, shahih lihat Al Irwa’ no. 273 dan Shahihul Musnad 2/36)

Sehingga wajib baginya ketika hendak keluar harus memperhatikan adab yang telah disyariatkan oleh Allah subhanahu wata’ala dan Rasul-Nya shallallahu ‘alaihi wasallam, yaitu:

a. Memakai jilbab yang syar’i sebagaimana dalam surat Al Ahzab: 59.
b. Atas izin dari suaminya, bila ia sudah menikah.
c. Tidak boleh bersafar kecuali dengan mahramnya. (HR. Muslim no. 1341)
d. Menundukkan pandangan. (An Nur: 31)
e. Berbicara dengan wajar tanpa mendayu-dayu (melembut-lembutkan). (Al Ahzab: 32)
f. Tidak boleh melenggak lenggok ketika berjalan.
g. Hindari memakai wewangian. (Al Jami’ush Shahih: 4/311)
h. Tidak boleh menghentakkan kaki ketika berjalan agar diketahui perhiasannya. (An Nur: 31)
i. Tidak boleh ikhtilath (campur baur) antara lawan jenis. (Lihat Shahih Al Bukhari no. 870)
j. Tidak boleh khalwat (menyepi dengan pria lain yang bukan mahram) (Lihat Shahih Muslim 2/978).

Hukum Wanita Kerja di Luar Rumah

Allah menciptakan bentuk fisik dan tabiat wanita berbeda dengan pria. Kaum pria di berikan kelebihan oleh Allah subhanahu wata’ala baik fisik maupun mental atas kaum wanita sehingga pantas kaum pria sebagai pemimpin atas kaum wanita. Allah subhanahu wata’ala berfirman (artinya):

“Kaum lelaki itu adalah sebagai pemimpin (pelindung) bagi kaum wanita.” (An Nisa’: 35)

Sehingga secara asal nafkah bagi keluarga itu tanggug jawab kaum lelaki. Asy syaikh Ibnu Baaz berkata: “Islam menetapkan masing-masing dari suami istri memiliki kewajiban yang khusus agar keduanya menjalankan perannya, hingga sempurnalah bangunan masyarakat di dalam dan di luar rumah. Suami berkewajiban mencari nafkah dan penghasilan sedangkan istri berkewajiban mendidik anak-anaknya, memberikan kasih sayang, menyusui dan mengasuh mereka serta tugas-tugas lain yang sesuai baginya, mengajar anak-anak perempuan, mengurusi sekolah mereka, dan mengobati mereka serta pekerjaan lain yang khusus bagi kaum wanita. Bila wanita sampai meninggalkan kewajiban dalam rumahnya berarti ia menyia-nyiakan rumah berikut penghuninya. Hal tersebut berdampak terpecahnya keluarga baik hakiki maupun maknawi. (Khatharu Musyarakatil Mar’ah lir Rijal fil Maidanil amal, hal. 5)

Bila kaum wanita tidak ada lagi yang mencukupi dan mencarikan nafkah, boleh baginya keluar rumah untuk bekerja, tentunya ia harus memperhatikan adab-adab keluar rumah sehingga tetap terjaga iffah (kemulian dan kesucian) harga dirinya.

Wanita adalah Sumber Segala Fitnah

Bila wanita sudah keluar batas dari kodratnya karena melanggar hukum-hukum Allah subhanahu wata’ala. Keluar dari rumah bertamengkan slogan bekerja, belajar, dan berkarya. Meski mengharuskan terjadinya khalwat (campur baur dengan laki-laki tanpa hijab), membuka auratnya (tanpa berjilbab), tabarruj (berpenampilan ala jahiliyah), dan mengharuskan komunikasi antar pria dan wanita dengan sebebas-bebasnya. Itulah pertanda api fitnah telah menyala.

Bila fitnah wanita telah menyala, ia merupakan inti dari tersebarnya segala fitnah-fitnah yang lainnya. Allah subhanahu wata’ala berfirman (artinya):

“Dijadikan indah pada (pandangan) manusia untuk condong kepada syahwat, yaitu wanita-wanita, anak-anak dan harta yang banyak … .” (Ali Imran: 14).

Al Hafizh Ibnu Hajar berkata: “Sesunggunya fitnah wanita merupakan fitnah yang terbesar dari selainnya …, karena Allah menjadikan para wanita itu sebagai sumber segala syahwat. Dan Allah meletakkan para wanita (dalam bagian syahwat) pada point pertama (dalam ayat di atas) sebelum yang lainnya, mengisyaratkan bahwa asal dari segala syahwat adalah wanita.” (Nashihati Linnisaa’i: 114)

Bila fitnah wanita itu telah menjalar, maka tiada yang bisa membendung arus kebobrokan dan kerusakan moral manusia. Fenomena negara barat atau negara-negara lainnya yang menyuarakan emansipasi wanita, sebagai bukti kongkrit hasil dari perjuangan mereka yaitu pornoaksi dan pornografi bukan hal yang tabu bahkan malah membudaya, foto-foto telanjang dan menggoda lebih menarik daya beli dan mendongkrak pangsa pasar. Tak lebih harga diri wanita itu seperti budak pemuas syahwat lelaki. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

إِنَّ الدُّنْيَا حُلْوَةٌ خَضْرَةٌ وَإِنَّ اللهَ مُسْتَخْلِفُكُمْ فِيْهَا فَيَنْظُرُ كَيْفَ تَعْمَلُوْنَ فَاتَّقُوا الدُّنْيَا وَ اتَّقُوا النِّسَاءَ فَإنَّ أَوَّلِ فِتْنَةِ بَنِيْ إِسْرَائِيْلَ كَانَتْ فِي النِّسَاءِ

“Sesungguhnya dunia itu manis lagi hijau dan Allah subhanahu wata’ala menjadikan kalian berketurunan di atasnya. Allah melihat apa yang kalian perbuat. Takutlah kepada (fitnah) dunia dan takutlah kepada (fitnah) wanita, karena sesungguhnya awal fitnah yang menimpa Bani Isra’il dari wanitanya.” (HR. Muslim)

Setelah mengetahui hak dan tanggung jawab wanita sedemikian rupa, rapi dan serasi yang diatur oleh Islam, apakah bisa dikatakan sebagai wanita pengangguran atau kuno? sebaliknya, silahkan lihat kenyataan kini dari para wanita karier dibalik label emansipasi atau slogan “Mari maju menyambut modernisasi?” Renungkanlah wahai kaum wanita, bagaimana kedaan suami dan anak-anak kalian setelah kalian tinggalkan tanggung jawab sebagai istri penyejuk hati suami dan penyayang anak-anak?!!!!

Hadits-Hadits Dho’if (Lemah) atau Palsu yang Tersebar di Kalangan Ummat

اُطْلُبُوْا العِلْمَ وَ لَوْ بِالصِّيْنِ

“Tuntutlah Ilmu walau sampai ke negeri Cina.”

Keterangan:

Hadits ini adalah bathil, diriwayatkan oleh Ibnu ‘Adiy, Abu Nu’aim, Al Khotib, Al Baihaqi, dan selain mereka. Hadits ini dikritik oleh para ulama seperti Al Imam Al Bukhori, Ahmad, An Nasa’i, Abu Hatim, Ibnu Hibban, Al Khotib, dan selain dari mereka. Karena didalam perawi-perawi hadits ini lemah (dho’if). (Lihat Adh Dhoi’fah No.416)

Downlaod Gratis

Diposting oleh Wanita Sholehah di 22.42 0 komentar






Stories of all the Prophets mentioned in the Qur'an with Qur'anic reference, An Islamic glossary, topic search.

Selasa, 18 Januari 2011

Jaminan Bagi Wanita Sholeha

Diposting oleh Wanita Sholehah di 15.40 1 komentar

1. Taat kepada suami dengan penuh kesadaran, maka pahalanya seimbang
...dengan pahala para pembela agama Allah swt, tetapi sedikit sekali dari
kamu sekalian yang mau menjalankannya.

? Seorang wanita shalehah adalah lebih baik daripada 70 orang wali.

2. Sungguh memintakan ampun untuk seorang istri yang berbakti kepada
suaminya yaitu : burung di udara, malaikat dilangit, selama ia
senantiasa dalam keridhaan suaminya.

3. Siapa saja istri yang meninggal dunia sedang suaminya ridha terhadap
kepergiannya, maka ia akan masuk ke surga.

4. Bila seorang suami pulang ke rumah dengan perasaan gelisah dan
istrinya menghiburnya, maka istri mendapatkan 10 pahala jihad.

5. Bila seorang wanita mengerjakan dan menjaga shalatnya, berpuasa pada
bulan Ramadhan, menjaga amanah suaminya dan mentaati suaminya, Allah swt
akan memberikan izin padanya untuk memasuki surga dari pintu mana saja
yang dia sukai.


6. Bila seorang suami memandang istrinya dengan perasan kasih sayang dan
istrinya memandang dengan pandangan kasih sayang, maka Allah swt akan
memandang mereka berdua dengan pandangan rahmat.

7. Bila seorang wanita hamil, shalatnya 2 rakaat adalah lebih baik
daripada 80 rakaat shalatnya wanita yang tidak hamil.

8. Bila seorang wanita tidak dapat tidur pada tengah malam dikarenakan
terganggu oleh anaknya, maka Allah swt akan memberikan pahala kebaikan
membebaskan 20 orang budak.

9. Bila seorang istri mendorong suaminya keluar di jalan Allah swt dan
dia dapat menerima dengan ikhlash segala kesulitan dikarenakan
ketidakberadaan suaminya, maka istri tersebut akan memasuki surga 500
tahun lebih dulu dari suaminya, dan 70.000 malaikat akan menyambutnya
dan ia akan menantikan suaminya di surga.

10. Bila seorang wanita tidak dapat tidur karena sakit dan menyusui
anaknya, maka Allah swt akan mengampuni seluruh dosa-dosanya dan
mendapatkan 12 tahun pahala ibadah.

11. Bila seorang wanita mulai menyiapkan makanan dan memasak dengan
memulai bismillah, maka Allah swt akan memberikan berkah di dalam nafkah
mereka di dalam rumah tersebut.

12. Bila seorang wanita menyapu rumahnya sambil berdzikir, maka Allah swt
akan memberikan pahala menyapu Ka`bah, yang mana melakukan 1 kebaikan di
Masjidil Haram ganjarannya adalah 10.000 kebaikan.

13. Bila seorang wanita hamil sampai melahirkan, maka Allah swt akan
memberikan padanya pahala bagaikan ia selalu berpuasa pada siang hari
dan shalat sepanjang malam selama masa ia hamil itu.

14. Bila seorang wanita hamil ia akan mendapatkan pahala 70 tahun shalat
nafil 70 tahun puasa

15. Bila seorang wanita ketika hendak melahirkan, untuk setiap 1 sakit
yang dideritanya akan mendapatkan pahala para mujahid.

16. Bila seorang wanita maninggal diantara 40 hari setelah melahirkan ia
akan mendapat pahala mati syahid.

17. Bila seorang anak menangis pada malam hari dan ibunya tidak marah tapi
malah membujuknya dengan kasih sayang, maka ia akan mendapatkan pahala 1
tahun ibadah.

18. Jika seorang wanita melahirkan bayinya, maka dosa-dosanya keluar dan
bersih dari dosa tersebut seperti bayi yang dilahirkannya, kuburnya
nanti akan ditempatkan ditaman-taman surga.

19. Allah swt akan memberikan pahala 1000 ibadah haji dan umrah dan 1000
malaikat akan memohonkan ampunan baginya hingga hari kiamat karena ia
telah melahirkan anaknya dengan sabar dan ikhlash.

20. Wanita yang menyusui anaknya, maka setiap tetesan air susu tersebut
akan mendapatkan 1 pahala dan apabila cukup 2 tahun menyusui, maka
malaikat-malaikat di langit akan mengabarkan berita bahwa surga wajib
baginya.

21. Wanita yang menjaga anaknya yang sakit di waktu malam hari pahalanya
seperti membebaskan 20 orang hamba sahaya dan akan mendapat 12 tahun
pahala ibadah bila dia menghibur anaknya.




22. Wanita yang mencuci pakaian suami dan anak-anaknya akan mendapat 1000
kebaikan dan akan diampuni kesalahannya, bahkan segala sesuatu yang
disinari matahari meminta ampun baginya serta Allah swt mengangkat 1000
derjat baginya.

23. Wanita yang paling besar berkahnya bagi suaminya ialah wanita yang
ringan nafkahnya. (H.R Ahmad)

24. Para malaikat akan memohonkan ampunan bagi wanita hamil dan Allah swt
akan menetapkan baginya setiap hari 1000 kebaikan dan 1000 kejelekannya
akan dihapus.

25. Yang paling utama diantara amal kaum wanita adalah taat kepada
suaminya, sesudah itu tidak ada amal yang lebih utama bagi mereka
daripada bertenun / menjahit / menyulam.

Senin, 17 Januari 2011

UMMU FADHL RODHIALLAHU ‘ANHA

Diposting oleh Wanita Sholehah di 22.43 0 komentar

Nama beliau adalah Lubabah binti al-Haris bin Huzn bin Bajir bin Hilaliyah. Beliau adalah Lubabah al-Kubra, dikenal dengan kuniyahnya yakni Ummu Fadhl. Ummu Fadhl adalah salah satu dari empat wanita yang dinyatakan keimanannya oleh Rasulullah Sholallahu ‘alaihi wasallam. Keempat wanita tersebut adalah Maimunah, Ummu Fadhl, Asma’ dan Salma.

Adapun Maimunah adalah Ummul Mukminin Rodhiallahu ‘anha saudara kandung dari Ummu Fadhl. Sedangkan Asma’ dan Salma adalah kedua saudari dari jalan ayahnya sebab keduanya adalah putri dari ‘Umais.

Ummu Fadhl Rodhiallahu ‘anha adalah istri dari Abbas, paman Rasulullah Sholallahu ‘alaihi wasallam, dan ibu dari enam orang yang mulia, pandai dan belum ada seorang wanita pun yang melahirkan laki-laki semisal mereka. Mereka adalah Fadhl, Abdullah al-Faqih, Ubaidullah al-Faqih, Ma’bad, Qatsam dan Abdurrahman.

Tentang Ummu Fadhl ini Abdullah bin Yazid berkata,

Tiada seorangpun yang melahirkan orang-­orang yang terkemuka
seperti yang aku lihat sebagaimana enam putra Ummu Fadh
Putra dari dua orang tua yang mulia
Pamannya Nabiyul Musthafa yang mulia
Penutup para Rasul dan sebaik-baik rasul

Ummu Fadhl Rodhiallahu ‘anha masuk Islam sebelum hijrah, beliau adalah wanita pertama yang masuk Islam setelah Khadijah (Ummul Mukminin Rodhiallahu ‘anha) sebagaimana yang ditutur­kan oleh putra beliau Abdullah bin Abbas Rodhiallahu ‘anhu, “Aku dan Ibuku adalah termasuk orang-orang yang tertindas dari wanita dan anak-anak.”

Ummu Fadhl Rodhiallahu ‘anha termasuk wanita yang berkedudukan tinggi dan mulia di kalangan para wanita. Rasulullah Sholallahu ‘alaihi wasallam terkadang mengunjungi beliau dan terkadang tidur siang di rumahnya.

Ummu Fadhl Rodhiallahu ‘anha adalah seorang wanita yang pemberani dan beriman, yang memerangi Abu Lahab si musuh Allah Subhanahu wa Ta’ala dan membunuhnya. Diriwayatkan oleh Ibnu Ishak dari Ikrimah berkata, “Abu Rafi’ budak Rasulullah Sholallahu ‘alaihi wasallam berkata, ‘Aku pernah menjadi budak Abbas, ketika Islam datang maka Abbas masuk Islam disusul oleh Ummu Fadhl, namun Abbas masih disegani terhadap kaumnya.”

Abu Lahab tidak dapat menyertai perang Badar dan mewakilkannya kepada Ash bin Hisyam bin Mughirah, begitulah kebiasaan mereka manakala tidak mengikuti suatu peperangan maka ia mewakilkan kepada orang lain.

Tatkala datang kabar tentang musibah yang menimpa orang-orang Quraisy pada perang Badar yang mana Allah Subhanahu wa Ta’ala telah menghinakan dan merendahkan Abu Lahab, maka sebaliknya kami merasakan adanya kekuatan dan ‘izzah pada diri kami. Aku adalah seorang laki-laki yang lemah, aku bekerja membuat gelas yang aku pahat di bebatuan sekitar zam-zam, demi Allah suatu ketika aku duduk sedangkan di dekatku ada Ummu fadhl yang sedang duduk, sebelumnya kami berjalan, namun tidak ada kebaikan yang sampai kepada kami, tiba-tiba datanglah Abu Lahab dengan berlari kemudian duduk, tatkala dia duduk tiba-tiba orang-­orang berkata, “Ini dia Abu Sufyan bin Harits telah datang dari Badar. Abu Lahab berkata, “Datanglah kemari sungguh aku menanti beritamu.

Kemudian duduklah Abu Jahal dan orang-orang berdiri mengerumuni sekitarnya. Berkatalah Abu Lahab, “Wahai putra saudaraku beritakanlah bagaimana keadaan manusia (dalam perang Badar)?” Abu Sufyan berkata, “Demi Allah tatkala kami menjumpai mereka, tiba-tiba mereka tidak henti-hentinya menyerang pasukan kami, mereka memerangi kami sesuka mereka dan mereka menawan kami sesuka hati mereka. Demi Allah sekalipun demikian tatkala aku menghimpun pasukan, kami melihat ada sekelompok laki-laki yang berkuda hitam putih berada di tengah-tengah manusia, demi Allah mereka tidak menginjak­kan kakinya di tanah.”

Abu Rafi’ berkata, “Aku mengangkat batu yang berada di tanganku, kemudian berkata, ‘Demi Allah itu adalah malaikat. Tiba-tiba Abu Lahab mengepalkan tangannya dan memukul aku dengan pukulan yang keras, maka aku telah membuatnya marah, kemudian dia menarikku dan membantingku ke tanah, selanjutnya dia dudukkan aku dan memukuliku sedangkan aku adalah laki­-laki yang lemah. Tiba-tiba berdirilah Ummu Fadhl Rodhiallahu ‘anha mengambil sebuah tiang dari batu kemudian beliau pukulkan dengan keras mengenai kepala Abu Lahab sehingga melukainya dengan parah. Ummu Fadhl Rodhiallahu ‘anha berkata, ‘Saya telah melemahkannya sehingga jatuhlah kredibilitasnya.’

Kemudian bangunlah Abu Lahab dalam keadaan terhina, Demi Allah ia tidak hidup setelah itu melainkan hanya tujuh malam hingga Allah Subhanahu wa Ta’ala menimpakan kepadanya penyakit bisul yang menyebabkan kema­tiannya.”

Begitulah perlakuan seorang wanita mukminah yang pemberani terhadap musuh Allah Subhanahu wa Ta’ala sehingga menjadi gugurlah kesombongannya dan merosotlah kehor­matannya karena ternoda. Alangkah bangganya sejarah Islam yang telah mencatat Ummu Fadhl Rodhiallahu ‘anha sebagai teladan bagi para wanita yang dibina oleh Islam.

Ibnu Sa’d menyebutkan di dalam ath-­Thabaqat al-Kubra bahwa Ummu Fadhl Rodhiallahu ‘anha suatu hari bermimpi dengan suatu mimpi yang menakjubkan, sehingga ia bersegera untuk mengadukannya kepada Rasulullah Sholallahu ‘alaihi wasallam, ia berkata, “Wahai Rasulullah saya bermimpi seolah-olah sebagian dari anggota tubuhmu berada di rumahku.” Rasulullah Sholallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

“Mimpimu bagus, kelak Fatimah melahirkan seorang anak laki-laki yang nanti akan engkau susui dengan susu yang engkau berikan buat anakmu (Qatsam).”

Ummu Fadhl Rodhiallahu ‘anha keluar dengan mem­bawa kegembiraan karena berita tersebut, dan tidak berselang lama Fatimah Rodhiallahu ‘anha melahirkan Hasan bin Ali Rodhiallahu ‘anhu yang kemu­dian diasuh oleh Ummu Fadhl Rodhiallahu ‘anha.

Ummu Fadhl Rodhiallahu ‘anha berkata, “Suata ketika aku mendatangi Rasulullah Sholallahu ‘alaihi wasallam, dengan membawa bayi tersebut maka Rasulullah Sholallahu ‘alaihi wasallam segera menggendong dan mencium bayi tersebut, namun tiba-tiba bayi tersebut mengencingi Rasulullah Sholallahu ‘alaihi wasallam, lalu beliau bersabda, “Wahai Ummu Fadhl peganglah anak ini karena dia telah mengencingiku.”

Ummu Fadhl Rodhiallahu ‘anha berkata, “Maka aku ambil bayi tersebut dan aku cubit sehingga dia menangis, aku berkata, “Engkau telah menyusahkan Rasulullah karena engkau telah mengencinginya.” Tatkala melihat bayi tersebut menangis Rasulullah Sholallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Wahai Ummu Fadhl justru engkau yang menyusahkanku karena telah membuat anakku menangis.” Kemudian Rasulullah Sholallahu ‘alaihi wasallam meminta air lalu beliau percikkan ke tempat yang terkena air kencing kemudian bersabda,

“Jika bayi laki-laki maka percikilah dengan air, akan tetapi apabila bayi wanita maka cucilah.”

Di antara peristiwa yang mengesankan Lubabah binti al-Haris Rodhiallahu ‘anha adalah tatkala banyak orang bertanya kepada beliau ketika hari Arafah apakah Rasulullah Sholallahu ‘alaihi wasallam shaum ataukah tidak? Maka dengan kebijakan­nya, beliau menghilangkan problem yang menimpa kaum muslimin dengan cara beliau memanggil salah seorang anaknya kemudian menyuruhnya untuk mengirim­kan segelas susu kepada Rasulullah Sholallahu ‘alaihi wasallam tatkala beliau berada di Arafah, kemudian tatkala dia menemukan Rasulullah Sholallahu ‘alaihi wasallam dengan dilihat oleh semua orang beliau menerima segelas susu tersebut kemudian meminumnya.

Di sisi yang lain Ummu Fadhl Rodhiallahu ‘anha mempelajari Hadits asy-Syarif dari Rasulullah Sholallahu ‘alaihi wasallam dan beliau meriwayatkan sebanyak tiga puluh hadits. Adapun yang meriwayatkan dari beliau adalah sang putra beliau Abdulllah bin Abbas Rodhiallahu ‘anhu, Tamam yakni budaknya, Anas bin Malik, dan lainnya.

Kemudian wafatlah Ummu Fadhl Rodhiallahu ‘anha pada masa khalifah Ustman bin Affan Rodhiallahu ‘anhu setelah meninggalkan kepada kita contoh yang baik yang patut ditiru sebagai ibu yang shalihah yang melahirkan tokoh semisal Abdullah bin Abbas Rodhiallahu ‘anhu; kyai umat ini dan Turjumanul Qur’an (yang ahli dalam hal tafsir al-Qur’an), Begitu pula telah mem­berikan contoh terbaik bagi kita dalam hal kepahlawanan yang memancar dari akidah yang benar yang muncul darinya keberanian yang mampu menjatuhkan musuh Allah Subhanahu wa Ta’ala yang paling keras permusuhannya.

Sumber : Mengenal Shahabiah Nabi karya Mahmud Mahdi al-Istanbuly

Surat Terbuka Lauren Booth, Ipar Tonny Blair: Mengapa Saya Memilih Islam?

Diposting oleh Wanita Sholehah di 22.16 0 komentar


LONDON--Belum sebulan menjadi mualaf, ipar mantan perdana menteri Inggris Tony Blair, Lauren Booth, kembali menjadi bahan berita. Kali ini ia disebut menganut Islam syiah garis keras. Tudingan itu, dilatari perjalanannya ke Iran yang mengantarkannya menjadi Muslim.

Publikasi lain menyebut, ia menjadi Muslim hanya demi mencari popularitas. "Ia ingin diperhatikan," demikian sebagian orang mengomentari.

Alih-alih menanggapi semua tudingan, ia malah membuat surat terbuka tentang rasa syukurnya menjadi seorang Muslim. Suratnya itu dimuat di harian Daily Mail edisi awal pekan ini. Berikut ini petikannya:


Ditanya mengenai penjelasan singkat tentang bagaimana saya -- seorang jurnalis, orang tua tunggal yang juga wanita karier, bekerja di media Barat -- memilih agama ini, saya selalu menjelaskan tentang pengalaman spiritual paling intens di sebuah masjid di Iran sebulan lalu.

Tetapi, hal ini membawa saya menengok ke belakang, pada Januari 2005, ketika saya datang seorang diri ke Tepi Barat untuk meliput pemilu di sana yang nantinya diterbitkan di The Mail edisi Minggu. Asal Anda tahu, sebelum pergi ke sana, saya belum pernah menghabiskan waktu dengan seseorang berdarah Arab, atau seseorang beragama Islam.

Seluruh pengalaman mungkin akan sangat mengejutkan, namun bukan untuk alasan yang mungkin saya harapkan. Sangat banyak informasi yang kita tahu tentang orang-orang yang mengikuti ajaran Nabi Muhammad, walau belakangan saya sadari banyak yang bias.

Intinya, saya tetap terbang ke Timur Tengah, dengan beragam pikiran berkecamuk di kepala saya: ekstremis radikal, kaum fanatik, kawin paksa, bom bunuh diri, dan jihad. Tak banyak brosur perjalanan yang saya bawa.

Pertama menginjakkan kaki, saya datang tanpa mantel, karena otoritas bandara Israel menahan kopor saya. Saat berjalan di Ramallah, saya menggigil, sebelum kemudian seorang wanita tua mencengkeram tangan saya.

Berbicara tak jelas dalam bahasa Arab yang cepat, ia membawa saya masuk ke dalam rumah di sisi jalan. Oh, apakah saya tengah diculik oleh seorang teroris? Saya masih bingung dan bertanya-tanya, ketika ia membuka lemari pakaian dan menarik sebuah mantel, topi, dan scarf.

Saya keluar dari rumah itu dengan mengenakan mantel, topi, dan scaft pemberiannya. Ciuman wanita tua itu mengantarkan kehangatan pada perjalanan saya. Kami tak saling bertukar kata.

Kejadian itu sangat sulit saya lupakan. Dalam wujud yang berbeda, kehangatan yang sama saya dapatkan ratusan kali. Hal yang sungguh tak saya dapatkan dalam apapun yang telah saya baca sebelumnya, atau terlihat di artikel manapun.

Sejak itu, saya setidaknya beberapa kali pergi ke sana selama tiga tahun. Pertama kali saya pergi untuk urusan kerjaan, maka kali lain saya pergi untuk alasan yang berbeda: bergabung dengan relawan pembawa bantuan dan grup pro-Palestina. Saya merasa tertantang oleh kesulitan yang dialami Palestina. Penting untuk diingat, ada umat Kristen di Tanah Suci ini yang telah tinggal selama 2.000 tahun dan bahwa mereka juga menderita di bawah pendudukan ilegal Israel.

Secara bertahap saya menemukan ekspresi seperti 'Masya Allah!' dan 'Alhamdullilah!' (mirip dengan 'Haleluya'), dan itu mulai masuk dalam percakapan sehari-hari saya. Ini adalah seruan gembira yang berasal dari 100 nama Tuhan (maksudnya mungkin 99, red), atau Allah.

Dari semula saya selalu gugup bila berada di dekat kelompok Muslim, kini saya malah mencoba untuk mendekati mereka. Sebuah tantangan bisa ada di dekat kaum terpelajar, yang lebih di atas semua itu, adalah sangat ramah dan murah hati.

Sejak itu, saya tak ragu lagi untuk memulai perubahan pemahaman politik, bahwa sesungguhnya warga Palestina adalah sebuah keluarga yang hangat ketimbang tersangka teror, dan kaum Muslim adalah sebuah komunitas ketimbang serangkaian "Collateral Damage".

(OK, saya hentikan di sini dulu, karena saya harus shalat selama 10 menit. Sekarang pukul 01.30 PM. Ada lima kali waktu berdoa dalam Islam tiap hari, sepanjang tahun sejak terbit matahari hingga malam hari).

Bagaimana tentang perjalanan spiritual? Itu tak pernah terjadi pada saya. Meskupun, saya suka berdoa dan sejak kecil sudah mendengar cerita tentang Yesus dan para nabi sebelumnya. Saya dibesarkan dalam keluarga yang sangat sekuler.

Mungkin apresiasi saya atas budaya Islam, terutama pada perempuan Muslim, yang menarik saya untuk mengapresiasi Islam. Perempuan Islam yang saya lihat di Inggris adalah yang menutup seluruh tubuhnya dari kepala hingga ujung kaki, kadang berjalan di belakang suami mereka, dengan anak-anak berbaju panjang di sekitar mereka.

Ini sungguh kontras dengan kondisi wanita profesional Eropa yang umumnya sangat memperhatikan penampilannya. Saya, misalnya, sangat bangga dengan rambut pirang saya, dan ya, belahan dada saya. Ini seolah menjadi "jualan" utama kami.

Saat bekerja di dunia broadcast televisi, betapa hal itu makin jelas terasa: presenter wanita menghabiskan waktu hingga satu jam untuk merias wajah dan penampilan mereka, hanya untuk membahas satu topik "serius" yang memakan waktu tak lebih dari 15 menit. Apakah ini sebagian bentuk liber-ation? Saya mulai bertanya-tanya seberapa banyak penghormatan bagi gadis-gadis dan perempuan dalam masyarakat "bebas" kita.

Pada tahun 2007 saya pergi ke Libanon. Saya menghabiskan waktu empat hari bersama para mahasiswi di sana, sebagian dari mereka mengenakan cadar. Mereka tetap tampak menawan, mandiri, dan bebas berpendapat. Mereka semua bukan gadis yang pemalu, atau mereka akan segera dipaksa untuk menikah, seperti yang sering kita dengar di Barat.

Suatu waktu mereka menemani saya mewawancarai seorang syekh yang disebut-sebut dekat dengan milisi Hizbullah. Saya sangat terkejut ketika melihat bagaimana syekh itu memperlakukan pada gadis yang menemani saya ini. Saat Syekh Nabil yang mengenakan surban dan jubah cokelat berbicara tentang topik yang "menantang" -- tentang pertukaran tawanan -- mereka tergelitik untuk angkat bicara. Mereka bebas bertanya dan menyatakan apapun, termasuk angkat tangan untuk menyela sang Syekh yang tengah berbicara.

Ada hal lain yang berubah kemudian dalam diri saya. Semakin banyak waktu saya habiskan di Timur Tengah, semakin sering saya minta diantar ke masjid. Hanya untuk kepentingan pesiar, begitu saya selalu meyakinkan pada diri saya. Walaupun faktanya, saya mendapatkan lebih dari sekadar "wisata" belaka.

Bebas dari aneka patung dan bangku, saya melihat mereka duduk begitu saja dengan anak-anak bermain di sekitarnya, beberapa memakan bekal mereka, dan wanita tua duduk di atas kursi roda mereka membaca Alquran. Mereka membawa "kehidupan" mereka ke masjid, dan membawa "masjid" ke dalam rumah-rumah mereka.

Dan tibalah suatu malam saat saya mengunjungi kota Qom, di bawah kubah emas yang disebut Fatimah Mesumah (Fatimah Sang Teladan), sama seperti perempuan lainnya di sana, tiba-tiba saya bergumam nama Allah beberapa kali, ketika memegang pagar makam Fatimah.

Ketika saya duduk, sebuah kenikmatan spiritual menyergap saya. Bukan kenikmatan yang seolah mengangkat kita dari tanah, tapi kenikmatan yang memberi kedamaian penuh. Saya duduk di sana untuk waktu yang lama. Seorang wanita muda di samping saya membisikkan, "Suatu keajaiban tengah terjadi pada Anda".

Ya, seketika saya tahu. Saya bukan lagi "turis dalam Islam", tapi telah menjadi umat, bagian dari komunitas Muslim, dan terkait dengan seluruh Muslimin.

Untuk pertama kalinya saya merasakan ingin lari dari situasi ini. Ada beberapa alasan; Apakan betul saya telah siap berpindah agama? Apa yang akan ada dalam pikiran teman-teman dan keluarga kalau saya menjadi Muslim? Apakah saya siap untuk mengubah banyak hal dalam perilaku keseharian saya?

Dan yang terjadi kemudian adalah hal yang benar-benar aneh. Saya tidak merasa khawatir tentang hal-hal itu, karena entah bagaimana menjadi seorang Muslim sangat mudah - meskipun masalah yang akan saya hadapi sangat berbeda, tentu saja.

Untuk memulai, Islam menuntut banyak belajar, namun saya ibu dua anak dan bekerja penuh waktu. Anda diharapkan untuk membaca Alquran dari awal hingga akhir, ditambah dengan bertemu imam dan segala macam aturan bagi orang yang sudah tercerahkan. Kebanyakan orang akan menghabiskan berbulan-bulan, bahkan bertahun-tahun sebelum menyatakan keislamannya. Saya bisa melewatinya.

Kini saya menjalin hubungan dengan beberapa masjid di North London, dan saya pergi ke sana setidaknya sekali seminggu. Saya tidak mengkotakkan diri saya apakah saya seorang Syiah atau Sunni. Bagi saya, hanya ada satu Islam dan satu Allah.

Mengadopsi pakaian, harus saya akui, lebih sulit dari yang Anda pikirkan. Menggunakan jilbab artinya saya berubah secara lebih cepat lagi. Dan, saya melakukannya beberapa pekan lalu. Untunglah, cuaca di luar dingin, jadi hanya sedikit orang yang memperhatikan.

Beberapa orang di tempat kerja saya bisa menerima, sebagian lain mencibir, bahkan menganggap palsu konversi keyakinan saya. Tapi sekarang, saya mulai bisa mengabaikan komentar-komentas negatif mereka. Beberapa orang mungkin tak bisa paham tentang perjalanan spiritual, dan berbincang tentang itu justru membuat mereka ketakutan.

Lepas dari semua itu, satu yang menjadi perhatian saya saat ini adalah: saya akan tetap profesional. Beberapa aktivias lama akan tetap saya lakukan. Saya akan tetap menjadi aktivis pro-Palestina, dan tak akan berhenti. Inggris adalah negara yang lebih toleran, setidaknya dibanding Prancis dan Jerman.

Saya beruntung bahwa saya mempunyai hubungan yang kuat dengan orang-orang di sekitar saya. Reaksi dari teman-teman saya yang non-Muslim lebih pada penasaran daripada bermusuhan. "Apakah itu akan mengubahmu?" Mereka bertanya. "Bisakah kita tetap berteman? Bisakah kita pergi minum?"

Jawaban atas dua pertanyaan pertama adalah: ya. Yang terakhir kemungkinan besar adalah, tidak.

Hubungan saya dengan ayah saya mungkin memang tidak bagus, dan susah memintanya memahami konversi keyakinan saya. Saya dan ibu saya memiliki hubungan yang buruk sejak saya menginjak dewasa, namun kami membangun sebuah "jembatan" hubungan dan dia selalu mendukung saya. Ketika saya bilang saya menjadi Muslim, dia menjawab, "Bukan menjadi itu (Muslim). Kudengar tadinya kau menjadi Budha." Namun kini dia memahami dan menerimanya.

Suatu saat jika harus menikah lagi, saya ingin suami saya seorang Muslim. Jika ditanya apakah anak-anak saya akan menjadi Muslim juga, saya tak bisa menjawabnya. Semua terserah mereka. Anda tak bisa mengubah hati seseorang bukan? [REPUBLIKA.CO.ID/Red: Siwi Tri Puji B/Sumber: Disarikan dari Dailymail.co.uk]


Source:

Manfaat Mencukur Bulu Kemaluan Bagi Wanita

Diposting oleh Wanita Sholehah di 04.21 0 komentar
Hukum mencukur rambut (ada juga yg menyebut bulu) kemaluan adalah SUNNAH. Hal ini berdasarkan hadits Nabi SAW berikut:
“Lima hal yang termasuk sunnah fitrah: Mencukur bulu kemaluan, berkhitan, memendekkan kumis, mencabut bulu ketiak dan memotong kuku.” (HR Jama’ah)

Bagi sebagian wanita mencukur bulu kemaluan penting untuk dilakukan. Tapi ada juga yang merasa malas mencukur bulu sekitar area genital tersebut. Lalu, seberapa pentingkah bulu untuk dicukur?


Pakar andrologi Prof Dr dr Nukman Moeloek, Sp And mengakui bulu kemaluan memang tidak selamanya harus dicukur. "Kalau mau cukur ya tinggal cukur, kalau tidak juga tidak apa-apa. Yang penting usahakan tetap bersih," kata Prof Nukman.

Selain karena faktor kebersihan, banyak pria yang mengaku menyukai alat kelamin wanita tanpa bulu karena terlihat lebih seksi. Benarkah demikian? "Itu sih tergantung persepsi tiap orang. Ada yang suka seperti itu ada juga yang tidak mempermasalahkannya," tutur Prof Nukman.

Menurut Guru Besar Andrologi dan Biologi Kedokteran Universitas Indonesia itu, umumnya pertumbuhan rambut akan terhenti setelah 2 bulan. Jadi rambut kemaluan yang sudah panjang tidak akan bertambah panjang terus meski tidak dicukur.

Namun rambut kemaluan yang tidak dicukur memang berisiko sebagai tempat berkembangnya bakteri jika tidak dibersihkan dengan baik. Tapi jika dibersihkan dengan benar, bakteri tidak akan berkembang di sana. "Seperti rambut saja, walaupun panjang tapi kalau bersih, ya nggak masalah." katanya.

Pisau cukur adalah senjata yang sangat populer yang menjadi pilihan untuk menghilangkan rambut kemaluan. Bagi kebanyakan orang, teknik perawatan ini adalah solusi yang baik dibanding dengan teknik menggunting. Yang harus diperhatikan, memangkas rambut kemaluan dengan pisau cukur sebaiknya dilakukan setelah membasahinya dengan air hangat.

"Sebelum dicukur, jangan lupa dibasahi dan diberi sabun dulu agar licin dan gampang mencukurnya," ujar Prof Nukman. Selain teknik mencukur dengan pisau cukur, teknik lainnya yang bisa digunakan adalah teknik elektrolisa, laser, waxing (lilin) atau menggunakan obat penghilang rambut.

Teknik elektrolisa bisa menghilangkan bulu kemaluan secara permanen hanya dalam satu kali perawatan, tapi harganya cukup mahal. Sedangkan teknik waxing tidak terlalu dianjurkan karena menimbulkan rasa sakit pada bagian alat kemaluan yang memang sangat sensitif.

Mau dicukur atau tidak, yang pasti rambut kemaluan harus dijaga kebersihannya. "Yang jelas, semua yang ada pada diri manusia itu adalah pemberian Tuhan, jadi harus selalu dipelihara," kata Prof Nukman.

Tips Mencukur Rambut Kemaluan :

1.Lakukan bertahap
kecuali sangat penting bagi anda untuk memberi kejutan pasangan anda, jangan lakukan dari yang tumbuh lebat menjadi betul-betul gundul seluruhnya sekali cukur. Mulailah dengan memotong rambut tersebut sedikit lebih pendek setiap minggu. Mungkin dengan menggunakan pencukur jenggot. Sekali rambut tersebut menjadi lebih pendek seluruhnya, mulailah mencukur labia bagian luar labia luar nampaknya tahan terhadap cukuran lebih baik daripada kemaluan (public mound). Minggu berikutnya atau seterusnya mulailah membuat bidang dari sudut rambut pada kemaluan anda lebih kecil dan lebih kecil lagi dengan cara memangkas dan mecukurnya. Jika anda memperhatikan mulai terbentuknya irirtasi, jangan hilangkan rambut yang lain sampai iritasi hilang. Ini dilakukan dengan melakukan percobaan dengan gerakan-gerakan pisau cukur yang berbeda, krim cukur yang berada, jeli, silet yang berbeda, pakaian yang berbeda, dll. Ini mungkin memerlukan waktu bagi kulit untuk terbiasa terhadap cukuran, karena pisau cukur mungkin memotong habis jaringan pada lapisan terluar dan bisa memotong rambut halus pada permukaan kulit yang menyebabkan rambut kemerahan dan tidak tumbuh. Beberapa wanita menemukan bahwa mereka tidak bisa mencukur kemaluan mereka, dan akibatnya hanya memangkas rambut tersebut sangat pendek.


2.Ini memerlukan waktu
Pada permulaan dipekirakan menghabiskan waktu 30-60 menit setiap kali anda merawat daerah kemaluan anda. Jika anda ingin kenampakan yang gundul tepat seperti kelelawar, rencanakan dalam beberapa jam. Sekali anda dan tubuh anda terbiasa terhadap cukuran, ini hanya memerlukan waktu beberapa menit untuk mencukur daerah kemaluan, jika dilakukan setiap hari, atau setiap hari-hari lain.

3.Gunakan mata pisau cukur yang baru setiap waktu.
Rambut kemaluan yang kasar sangat cepat menumpulkan mata pisau. Kecuali anda yang akan menyiksa diri sendiri jangan pernah menggunakan sebuah mata pisau untuk mencukur kaki anda kemudian menggunakannya pada daerah kemaluan anda. Hal itu sama dengan kata aduh dalam huruf kapital! Jika anda menggunakan pisau cukur listrik, yakinkan bahwa mata pisaunya bukan yang lama.

4.Gunakan pisau cukur yang bagus
mungkin dengan mata pisau khusus dan kepala yang berputar. Beberapa pisau cukur para wanita sekarang memiliki pegangan ysang lebar sehingga anda memiliki pegangan yang lebih besar. Anda perlu mencoba beberapa untuk menemukan satu yang kerjanya paling baik. Anda harus berkeinginan membeli satu dari setiap tipe yang dapat dibuang yang dapat anda temukan pada pertokoan lokal anda dan cobalah semuanya.
5.Mulailah dengan menggunakan sabun cukur yang banyak atau jeli-jeli.
Berikan sebuah lapisan sabun atau jeli yang baru setiap bagian cukuran oleh pisau cukur anda. Anda memerlukan sedikit minyak di antara kulit lembut anda anak mata pisau cukur yang tajam itu. Penggunaan alat-alat tersebut diperuntukkan bagi kulit sensitif. Mentol atau eucalyptus mungkin bisa membuat kulit geli, tetapi mungkin membantu vulva terasa baik untuk waktu yang panjang. (jika mereka mulai terbakar, bilas secepatnya).

6.Bercukur di sore hari.
Hal ini disebabkan karena banyaknya waktu yang diperlukan, dan karena anda ingin telanjang atau hanya menggunakan baju tidur atau gaun tidur setelah itu. Sekali anda terbiasa mencukur anda bisa melakukannya dalam shower di pagi hari dalam beberapa menit.
Spoiler for bb17 awas:

7.Jangan memakai pakaian yg ketat
Kulit sensitif anda tidak akan dapat tahan terhadap gesekan apapun terhadapnya setelah lapisan luar kulit yang paling atas telah dihilangkan. Anda seharusnya tidak menggunakan pakaian apa saja yang membiarkan pakaian tersebut mengesek vulva anda. Kenakanlah pakaian tidur panjang atau kemaja. Jangan gunakan celana pendek ketat; kenakan celana panjang wanita atau celana tinju pria sebagai gantinya jika mungkin pergilah tanpa celana dalam. Kaki yang elastis dari celana ketat anda yang biasa bisa membuat iritasi batas-batas “daerah” anda. Hal ini benar-benar bagus karena membuat anda lebih menyadari seksualitas anda. Anda akhirnya akan terbiasa dengan perasaan menjadi gundul dan terbuka.

8.Rendam dalam air yang hangat atau gunakan shower yang hangat sebelum mencukur.
Hal ini melembutkan rambut tersebut dan membuatnya lebih mudah untuk digunting. Ini akan mempertanggungjawabkan sebagaian besar waktu yang dibutuhkan untuk merawat daerah kemaluan anda.

9.Setelah mencukur
Tidurlah dengan telanjang atau dengan hanya mengenakan pakaian tidur.
Jangan mengenakan celana atau pakaian dalam. Anda tidaka ingin sesatu menggesek vulva anda yang sensitif saat anda tidur. Jika anda menggunakan pembalut, tidurlah di atas sepasang handuk tua jika anda sedang menstruasi.
10.Jangan mencukur terlalu rapat saat pertama kali.
Jangan menekannya kearah kulit. Buatlah satu kali cukuran dengan mata pisau kemudian pindah kedaerah berikutnya. Anda tidak akan menghilangkan seluruh rambut, tetapi akan mengurangi besarnya irirtasi yang anda alami. Dengan setiap cukuran yang berikutnya, lebih banyak rambut yang akan dihilangkan. Lakukan dengan pelan-pelan dan lembut.

11.Pegang kulit dengan satu tangan sementara anda mencukur dengan tangan yang lain.
Ini cara yang benar terutama dekat dengan daerah labia anda. Daerah berlekuk-lekuk yang dekat dengan clitoris anda mungkin sulit untuk dicukur dan mungkin ini akan membutuhkan latihan agar menjadi lebih ahli dalam hal ini.

12.Mencukur menurut arah
Mencukur menurut arah pertumbuhan dari rambut anda, hal ini biasanya berarti secara diagonal dekat dengan labia luar anda.
Amatilah pola rambut pendek anda tersebut setelah anda memotong pendek rambut tersebut. Beberapa wanita yang berpengalaman mencukurnya berlawanan dengan arah pertumbuhan rambut, setelah pertama-tama dilakukan pada arah serat, menggunakan gerakan yang sangat ringan dan lapisan baru jel cukur atau busa cukur. Ini menghasilkan cukuran yang sangat rapat. Ini bukanlah ide yang bagus bagi para pemula.

13.Cukurlah setiap awal hari.
Para wanita sering melaporkan mereka tidak memperhatian hal-hal mulai terasa gatal sampai rambut mereka mulai tumbuh kembali. Cukurlah setiap awal hari yang lain dan gunakan gerakan-gerakan yang pendek. Pada saat pertama kali janganlah sampai terlihat dan terasa seperti kulit bayi yang halus. Sekali anda melakukan latihan dan kulit anda menjadi terbiasa terhadap cukuran, teruskan mencukurnya setiap dihari-hari lainnya atau setiap hari. Jika anda ingin mencukur vulva anda dan menyukai cara tersebut, anda tidak bisa hanya mencukurnya sekali-sekali saja. Iritasi akan membuat anda gila.

14.Gunakanlah pelembab
Setelah mencukur, berikan pelembab pada vulva anda untuk menyejukkan kulit anda.
Hati-hatilah terhadap bau-bau/ wangi-wangian atau bahan tambahan lainnya yang bisa membuat iritasi kulit lembut anda. Baby oil bisa meminyaki kulit dan mengurangi jumlah gesekan. Sama halnya dengan bedak bubuk bayi tetapi bedak bubuk buruk bagi vulva dan ******, yang disebut “ daerah bikini”yang bertujuan membantu menghilangkan iritasi yang disebabkan oleh cukuran, tetapi ini jenis yang mahal, tetapi mungkin berguna bagi para pemula.


15. Gunakanlah Kaca seukuran tubuh
Gunakanlah kaca seukuran tubuh dan cahaya yang baik sehingga anda bisa melihat apa yang sedang anda lakukan, kecuali jika anda tidak biasa lentur, anda tidak akan dapat melihat vulva anda seluruhnya tanpa hal ini. Anda kemungkian akan memotong diri anda sendiri jika tidak menggunakannya.