Rencana acara launching “Klub Istri Taat” (The Taat Wife Club/TWC) pada 18 Juni 2011 di Restoran Sindang Reret, Jakarta, nampaknya ikut mengundang sewot beberapa kalangan.Sebelumnya, kelompok aktivis perempuan menuduh, gerakan ini sebagai upaya mendudukan perempuan sebagai objek dan tidak diberi pilihan/kebebasan sebagai manusia untuk mengekspresikan keinginannya.Namun Ketua Pelaksana acara, Dr. Gina Puspita menampik tuduhan seperti itu. Menurutnya, lahirnya gerakan ini sebagai bagian untuk memperkuat ikatan keluarga. Lagi pula, perintah taat bukan datang dari suami, tetapi langsung dari Allah Swt.
“Menjadi istri yang taat itu bukan atas perintah suami, itu Allah Swt yang memerintahkan,” ujarnya.
“Lagi pula, kenapa pada sewot, wong Klub Motor Harley Davidson dan Justin Bieber Fan Club saja semua orang membiarkan, kok ini ada klub taat pada suami jadi pada sewot,” ujarnya kepada hidayatullah.com, Selasa (07/06/2011).Sebagaimana diketahui, “Klub Istri Taat” (The Taat Wife Club) diresmikan sekelompok perempuan Malaysia di Kuala Lumpur, Malaysia. Peresmian ditandai dengan sejumlah pidato dan pemutaran slide bagaimana seorang perempuan bisa membahagiakan suaminya, demikian dikutip straitstimes, Jumat (3/6/2011).Salah satu penggagas acara, Maznah Taufik mengatakan “Klub Istri Taat” yang diluncurkan bertujuan mengajarkan para perempuan bagaimana cara menyenangkan suami mereka lebih baik untuk mencegah mereka dari penyelewengan.
Klub serupa, rencananya akan diluncurkan di Bogor pada hari Sabtu, 18 Juni 2011, di Restoran Sindang Reret Jl. Wijaya I, Jakarta Selatan.“Acara utamanya adalah Peringatan Isra’ Mi’raj. Nah, dalam Isra Mi’raj itu kan Rasulullah mendapat perintah menunaikan ibadah shalat. Salah satu hasil dari amaliah shalat adalah menjadikan istri lebih taat pada suami,” jelas Ketua Panitia "Klub Istri Taat" di Indonesia.Mantan Kepala Departemen Structure Optimizition Divisi Riset & Development IPTN (Industri Pesawat Terbang Nusantara) yang pernah menyelesaikan doktor bidang dirgantara dari Ecole National Superieure de I’Euronatique et de; ‘Espace (ENSAE) Toulouse Prancis ini menambahkan, seharusnya masyarakat senang dengan adanya gerakan ini.“Jika kondisi rumah tangga tentram, insyaAllah dunia juga aman. Jadi mengapa harus terganggu dengan kehadiran gerakan ini?” tambahnya.
Sumber
Tidak ada komentar:
Posting Komentar